Tafakur Mushannaf Abdurrazaq: Warisan Ilmu Kota Shana’a – Yaman

  • Bagikan
Tafakur Mushannaf Abdurrazaq: Warisan Ilmu Kota Shana'a - Yaman

Kitab Mushannaf dalam kajian ilmu hadist adalah kitab hadist yang disusun berdasarkan Bab Bab fikih yang di dalamnya memuat hadits marfu’, mauquf, dan maqthu’. Adapun kitab Mushannaf Abdurrazaq ( كتاب مصنف عبد الرزاق ) adalah kitab mushannaf yang ditulis oleh imam Abdurrazaq al Shan’ani. Kitab Mushannaf Abdurrazaq al Shan’ani terdiri atas 11 jilid yang terbagi ke dalam 30 jitab, 2.431 bab fikih yang diawali oleh Bab Thaharah atau bersuci dan diakhiri oleh Bab Jami’ atau rangkuman tentang berbagai persoalan.

Selain itu, kitab Mushannaf Abdurrazaq di dalamnya memuat 21.033 buah hadist. Imam Abdurrazaq memiliki nama lengkap al Hafidz al Kabir Abu Bakar Abdurrazaq Ibn Hamman Bin Nafi’ al Humairi al Shan’ani al Yamani yang dilahirkan di Shana’a ( صنعاء )- Yaman pada tahun 126 Hijriah dan wafat pada bulan Syawal tahun 211 Hijriah di Yaman dalam usia 85 tahun. Kota Shana’a tempat kelahiran imam Abdurrazaq al Shan’ani berada di ketinggian 2.300 meter atau 7.500 kaki dari permukaan laut.

Shana’a sendiri sebagai ibukota negara Yaman, merupakan salah satu ibukota tertinggi di dunia. Kota Shana’a berada di sebelah pegunungan Sarawat di Jabal al Nabi Syu’aib dan Jabal Tiyal. Kota Tua Shana’a ( صنعاء القديمة ) diakui sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO. Kota ini telah berpenghuni selama lebih dari 2.500 tahun, dengan dikelilingi oleh benteng benteng pertahanan yang telah tua. Di dalam benteng kota Tua Shana’a, terdapat Istana Ghumdan dan Masjid Agung Shana’a yang telah berusia 1.400 tahun lebih. Istana dan masjid tersebut, dikelilingi oleh tembok tanah liat kuno yang tingginya 9 sampai 14 meter.

Kota Tua Shana’a memiliki lebih 100 masjid, 12 hammam (tempat pemandian), dan 6.500 rumah berbentuk bangunan kuno. Imam Abdurrazaq al Shan’ani memulai pencaharian ilmunya pada tahun 146 Hijriah, dengan belajar hadist kepada imam Ma’mar Bin Rasyid selama tujuh tahun. Kemudian ia melanjutkan perjalanan keilmuannya ke negeri Syam, Irak, dan Mekkah. Di Mekkah imam Abdurrazaq al Shan’ani berguru kepada Ibnu Juraij (W.150.H) dan Sufyan al Tsauri yang kebetulan ada di Mekkah antara tahun 151 sampai tahun 159 Hijriah.

Sedangkan di negeri Syam imam Abdurrazaq al Shan’ani belajar kepada imam al Auza’i dan imam Muhammad Rasyid. Adapun guru guru imam Abdurrazaq al Shan’ani yang lain di antaranya adalah Ibrahim Bin Umar Bin Kaisan al Shan’ani, Ibrahim Bin Muhammad Bin Abi Yahya al Aslami, Ibrahim Bin Maimun al Shan’ani, Ibrahim Bin Yazid al Khuzi, Ja’far Bin Sulaiman al Dhabi’i, dan lain lainnya. Adapun murid-murid dari imam Abdurrazaq al Shan’ani di antaranya adalah Ahmad Bin al Azhar Bin Muni, Ishaq Bin Ibrahim Bin ‘Abbad, al Hasan Bin Abdul A’la, Salamah Bin Syabib, Abdu Ibn Hamid Ibn Nashr, Abdullah Bin Muhammad al Ja’fi, Abdurrahman Bin Basyar Bin al Hakim, Ali Ibn Abdullah Ibn Ja’far, Amru Ibn Muhammad Ibn Bakir, dan lain-lainnya.

Pandangan ulama terhadap imam Abdurrazaq al Shan’ani penuh dengan pujian dan apresiasi. Pujian dan apresiasi tersebut datang dari imam Ibnu Hajar al Asqalani yang mengatakan bahwa imam Abdurrazaq al Shan’ani adalah ثقة حافظ (terpercaya lagi hafal), الاءمة الاعلام الحفاظ (pemimpin orang orang berilmu dan para penghafal). Imam al Bukhari mengatakan bahwa imam Abdurrazaq al Shan’ani ما حدث عنه عبد الرزاق من كتابه فهو اصح (apa yang dikatakan Abdurrazaq di dalam kitabnya, maka hal itu lebih shahih). Imam Abu Zur’ah al Dimasyqi sebagaimana yang ditulis oleh imam Ahmad Ibn Hanbal mengatakan bahwa imam Abdurrazaq al Shan’ani يحفظ حديث و ثقة (hafal hadist dan terpercaya). Secara umum kitab Mushannaf Abdurrazaq al Shan’ani memuat hadits hadits Nabi Saw., atsar sahabat, fatwa tabi’in, ijma’ ahli Madinah, dan pandangan imam Abdurrazaq al Shan’ani sendiri.

Kitab Mushannaf Abdurrazaq al Shan’ani diterbitkan pertama kali pada tanggal 3 Ramadhan tahun 1390 Hijriah atau tahun 1970 Miladiah di Beirut oleh penerbit al Maktab al Islamiy. Kitab ini ditahqiq, dita’liq dan ditakhrij oleh al syeikh al muhadits Habiburrahman al A’dzamiy (حبيب الرحمن الاعظمي ). Kitab Mushannaf Abdurrazaq al Shan’ani, jilid,1, terdiri atas 587 halaman. Pada jilid 1, halaman 5, berisi pembahasan tentang persoalan thaharah atau bersuci dengan fokus kajian tentang wudhu’.

Adapun pada halaman terakhir jilid 1, yaitu halaman 587 dibahas tentang masalah orang yang lupa mendirikan shalat atau tertidur sehingga tidak mendirikan shalat ( باب من نسي صلاة او نام عنها ). Kitab Mushannaf Abdurrazaq al Shan’ani menggunakan metode penulisan kitab berdasarkan metode thabaqat al ruwah dan metode fikih. Kitab Mushannaf Abdurrazaq al Shan’ani memiliki spesifikasi yang menarik, Pertama, kitab Mushannaf Abdurrazaq al Shan’ani merupakan bahagian dari kitab hadits tertua dari abad ke-2 Hijriah.

Kedua, Kitab Mushannaf Abdurrazaq al Shan’ani adalah kitab hadits yang uraian fikihnya masih murni mengacu kepada qaul Nabi Saw, qaul sahabat, dan qaul tabi’in dan belum bersentuhan dengan fikih madzhab. Ketiga, Kitab Mushannaf Abdurrazaq al Shan’ani memuat banyak informasi yang cukup mewakili perkembangan hukum Islam di Mekkah. Keempat, Kitab Mushannaf Abdurrazaq al Shan’ani adalah kitab mushannaf paling tua dan paling tebal serta paling banyak jumlah haditsnya bila dibandingkan dengan kitab kitab mushannaf yang lainnya.

Kelima, Kitab Mushannaf Abdurrazaq al Shan’ani diakui otentisitas hadist-hadistnya berdasarkan hasil penelitian Harald Motzki selama enam tahun. Harald Motzki adalah seorang orientalis dan profesor atau guru besar dari Universitas Nijmigen – Belanda. Beberapa karya tulis dari Harald Motzki di antaranya adalah : The Origins of Islamic Jurispundence Meccan Fiqh Before the Classica Schools, The Mushannaf of ar Razzaq as San’ani a Source of Authentic Ahadith of the First Century, The Prophet and Car on Dating Maliks Muwatta and Legal Tradition, dan Biografi of Muhammad.

Sistematika penulisan kitab Mushannaf Abdurrazaq al Shan’ani jilid 1, juz 1, terdiri dari 3 kitab, pertama kitab Thaharah, berisi 132 bab, 1.148 hadist. Kedua, kitab Haid, berisi 26 bab, 214 hadist. Ketiga, kitab Shalat, berisi 107 bab, 880 hadist. Jilid 1, juz 2, berisi lanjutan kitab shalat, berisi 218 bab, 2.321 hadist. Adapun jilid ke-11 atau jilid terakhir kitab Mushannaf Abdurrazaq al shan’ani melanjutkan kitab al Jami’ terdiri dari 201 bab, dan 1.302 hadist, yaitu hadits nomor 19. 731 sampai dengan hadist nomor 21.033.

Salah satu contoh hadist marfu’ di dalam kitab Mushannaf Abdurrazaq al Shan’ani adalah sebagai berikut عبد الرزاق عن ابن جريج عن عطاء قال قال رسول الله ص يصلون في السفينة قياما الا ان يخافوا ان يغرقوا فيصلون جلوسا يتبعون القبلة حيث مازالت. Artinya, Abdurrazaq dari Ibnu Juraij dari Atha’ ia berkata telah bersabda Rasulullah Saw Shalatlah kamu di perahu dengan berdiri kecuali jika kamu takut perahu bergoyang, maka shalatlah dengan cara duduk dan ikuti kiblat sesuai dengan arah meluncurnya perahu (Lihat Abdurrazaq al Shan’ani, Mushannaf Abdurrazaq, jilid 1, juz 2, Bab Shalat di Perahu, halaman, 581, nomor hadist, 4.549 ).

Hamparan luas cakrawala ilmu memang tidak terbatas, semakin dipandang terasa daya pikat dan pesonanya. Semoga Allah Swt menganugrahi pahala yang banyak bagi imam Abdurrazaq al Shan’ani dan seluruh para pecinta ilmu atas upaya dan kerja keras mereka mencerahkan dan mencerdaskan umat. Aamiin. Wallahu’alam. WASPADA.id

Penulis adalah Dosen Hadits Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa


Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tafakur Mushannaf Abdurrazaq: Warisan Ilmu Kota Shana'a - Yaman

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *