Oleh Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA (Abu Chik Diglee)
Jami’ Karamah Al Auliya’ ( جامع كرامات الاولياء ) adalah kitab yang mengulas tentang karamah yang dimiliki oleh para waliyullah. Kitab ini merupakan ensiklopedia terbesar yang mengulas tentang eksistensi karamah bagi para hamba yang dipilih oleh Allah Swt dan sekaligus diistimewakan dengan dianugerahi kelebihan kelebihan kewalian. Kitab ini juga dilengkapi dengan dalil dalil Al Qur’an dan Al Hadist, berkaitan dengan persoalan kewalian seorang waliyullah.
Kitab Jami’ Karamah Al Auliya’ juga mencantumkan nama-nama waliyullah secara sistematis menurut urutan nama yang mengacu kepada huruf hija’iyyah beserta tingkatan kewalian masing-masing para waliyullah. Kitab Jami’ Karamah Al Auliya’ merupakan buah karya dari Al Syekh Nashiruddin Yusuf Ibn Ismail al Nabhani ( الشيخ ناصر الدين يوسف بن اسماعيل النبهاني ), seorang ulama keturunan Bani Nabhan dari desa Ijzim kota Haifa – Palestina Selatan (dalam peta sekarang masuk ke dalam distrik Akka wilayah Beirut atau Lebanon).
Syekh Nashiruddin Yusuf al Nabhani dilahirkan pada tahun 1265 Hijriah (1849 M) dan wafat di Beirut pada bulan Ramadhan tahun 1350 Hijriah (1932 M) dalam usia 85 tahun dan dimakamkan di pemakaman Basyura di dekat distrik Bastha di Beirut – Lebanon.
Selain itu, kitab Jami’ Karamah Al Auliya’ terdiri atas dua jilid, jilid pertama terdiri atas 640 halaman dan jilid kedua terdiri atas 612 halaman. Adapun kedua jilid kitab tersebut memuat 1.252 halaman dan kitab Jami’ Karamah Al Auliya’ cetakan pertama diterbitkan di Beirut – Lebanon oleh penerbit Dar al Fikri, tahun 1422 Hijriah (2001 M). Kemudian, kitab Jami’ Karamah Al Auliya’ ditahqiq oleh Ibrahim ‘Uthuwah ‘Audhiy ( ابراهيم عطوة عوضى ).
Kitab Jami’ Karamah Al Auliya’ secara garis besar mengulas 1400 nama-nama waliyullah terkemuka, sejak era para sahabat Nabi Saw hingga masa disaat Syekh Nashiruddin Yusuf al Nabhani hidup beserta karamah atau kemuliaan yang Allah Swt anugrahkan kepada mereka.
Adapun Di dalam Al Qur’an, tentang waliyullah di antaranya disebutkan di dalam surat Yunus ayat 62 dan 63, sebagaimana berikut ini : الا ان اولياء الله لا خوف عليهم و لا هم يحزنون الذين امنوا و كانوا يتقون . Artinya, ingatlah bahwa wali wali Allah itu, tidak ada rasa takut pada diri mereka dan mereka tidak bersedih hati. Yaitu, orang-orang yang beriman dan senantiasa bertakwa.
Di dalam kitab Jami’ Karamah Al Auliya’ jilid 1, halaman 68, المطلب الرابع dibahas tentang Thabaqat Al Auliya’ atau Martabat Mereka Para Wali dan Pembagian Tentang Mereka Para Wali ( فى طبقات الاولياء و مراتبهم و اصنافهم ), kemudian pada halaman 79, jilid 1, dibahas perincian masing masing orang sesuai martabat kewaliannya ( فى ذكر اصحاب مراتب الولاية ).
Selanjutnya pada jilid 1, halaman 48, pada المطلب الثانى telah terlebih dahulu dijelaskan tentang berbagai jenis karamah ( فى انواع الكرامات ) dan kelebihan lain dari kitab Jami’ Karamah Al Auliya’ karya Al Syekh Nashiruddin Yusuf Al Nabhani ini di dalamnya juga ternyata mengulas tentang Perbedaan Antara Al Karamah Dengan Al Istidraj ( الفرق بين الكرامات و الاستدراج ) sebagaimana yang terdapat pada jilid 1, halaman 63 kitab Jami’ Karamah Al Auliya’.
Di dalam kitab Jami’ Karamah Al Auliya’ Syekh Nashiruddin Yusuf al Nabhani pada jilid 1, halaman 4 disebutkan bahwa Syekh Nashiruddin Yusuf al Nabhani menempuh pendidikan di Al Azhar University selama 6 tahun, terhitung sejak hari Sabtu bulan Muharram tahun 1283 Hijriah (1866 M) sampai dengan bulan Rajab tahun 1289 Hijriah (1872 M). Selanjutnya, Syekh Nashiruddin Yusuf al Nabhani berguru kepada banyak para ulama terkemuka pada zamannya seperti العلامة الجليل الشيخ يوسف البرقاوي الحنبلى، شيخ رواق الحنابلة، الشيخ الجليل عبد القادر الرا الرافعى الحنفى الطرابلسى شيخ رواق الشوام، العالم الجليل الشيخ عبد الرحمن الشربينى الشافعى، شيخ شمس الدين الامباءى الشافعى dan lain-lain.
Di samping itu, Syekh Nashiruddin Yusuf al Nabhani juga belajar secara khusus dan mendalam tentang fikih Syafi’iyah kepada Syekh Ibnu Al Qasim dan Syekh Al Khathib al Syarbainiy. Guru yang paling mempengaruhi jalan hidup dan pemikiran Syekh Nashiruddin Yusuf Al Nabhani adalah Syekh Ibrahim Saqa Al Syafi’i. Tiga tahun tanpa henti Syekh Ibrahim Saqa al Syafi’i membimbing Syekh Nashiruddin Yusuf al Nabhani dengan mengajarkan kepadanya kitab Syarh al Tahrir dan kitab al Minhaj karya Syekh Zakariya al Anshari.
Syekh Ibrahim Saqa al Syafi’i memberi ijazah kepada Syekh Nashiruddin Yusuf al Nabhani untuk mengajarkan dan mensyarah kitab Syarh al Tahrir dan kitab al Minhaj. Selanjutnya Syekh Nashiruddin Yusuf Al Nabhani belajar secara mendalam kepada Syekh Syamsuddin al Ambabi al Syafi’i, seorang ulama besar di Mesir yang bergelar Hujjatul ‘Ilmi.
Kitab yang dipelajarinya kepada Syekh Syamsuddin al Ambabi al Syafi’i adalah syarah kitab al Ghayah Wa al Taqrib Fi Fiqhi al Syafi’iyah karya imam Ibnu Qasim dan imam Khathib al Syarbaini. Syekh Nashiruddin Yusuf al Nabhani juga memiliki karya akademik yang banyak, tidak kurang 75 buah kitab pernah ditulisnya.
Di antaranya adalah kitab al Anwar al Muhammadiyah Mukhtashar al Mawahib al Laduniyah, kitab al Syarif al Mu’abbad Li Ali Muhammad, kitab Wasa’il Wushul Ila Syamail al Rasul, kitab al Ahadits al Arba’in Fi Fadha’il Sayyid al Mursalin, kitab al Ahadits al Arba’in Min Amtsal Afshah al ‘Alamin, kitab Afdhal al Shalawat ‘Ala Sayyid al Sadaat, kitab Hujjatullah ‘Ala al ‘Alamin Fi Mu’jizati Sayyid al Mursalin, kitab Jami’ Karamah Al Auliya’, dan lain-lainnya.
Wawasan keilmuan yang luas pada diri Syekh Nashiruddin Yusuf al Nabhani membuat ia diangkat menjadi qadhi di Syam dan kemudian diangkat menjadi qadhi di Beirut. Namun kedua jabatan itu tidak lama diembannya, karena kemudian ia mengundurkan diri dan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mengunjungi Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid al Nabawi di Madinah.
Sebagai seorang ulama besar, Syekh Nashiruddin Yusuf al Nabhani, di samping meninggalkan karya akademik yang banyak, juga meninggalkan murid-murid yang menjadi ulama terkemuka, di antaranya adalah Syekh Yasin Bin Isa al Fardani seorang muhadits besar yang berdarah Minangkabau.
Untuk mengakhiri tulisan ini, penulis hanya ingin mengatakan bahwa melalui kitab Jami’ Karamah Al Auliya’ karya Syekh Nashiruddin Yusuf al Nabhani, kita diberikan gambaran tentang cakrawala dan khazanah keilmuan agama Islam yang begitu membentang luas tak berbatas, tak bersekat dan tak tampak ujungnya.
Semoga kita terus dianugrahi semangat keilmuan yang kuat untuk senantiasa mencerdaskan dan mencerahkan umat tanpa sekat sekat yang membedakan dalam satu kesadaran yang mendalam bahwa semua orang yang beriman dan umat Islam adalah bersaudara. Wallahua’lam. WASPADA.id
Penulis adalah Dosen Hadist Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.