Oleh Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA (Abu Chik Diglee)
Kitab Al Mudawwanah Al Kubra terdiri atas 16 jilid dan diterbitkan di Beirut – Lebanon oleh penerbit Dar Al Kutub Al ‘Ilmiyah, cetakan pertama pada tahun 1994 Miladiah. Kitab Al Mudawwanah Al Kubra merupakan riwayat dari Al Imam Sahnun Bin Sa’id Al Tanukhiy (رواية الاءمام سحنون بن سعيد التنوخي) dari jalur Al Imam Abdirrahman Ibn Al Qasim Al ‘Ataqiy (عن الاءمام عبد الرحمن بن القاسم العتقي) dari Imam Dar al Hijrah Malik Bin Anas Abi Abdillah Malik Bin Anas Bin Malik Al Ashbahiy Al Himyariy Al Madiniy ( عن امام دار الهجرة مالك بن انس ابي عبد الله مالك بن انس بن مالك الاصبحي الحميري المدينى ).
Berdasarkan urutan umur, Imam Malik adalah imam kedua dalam madzhab fikih Ahlusunnah Waljama’ah setelah imam Abu Hanifah. Imam Malik lahir di Madinah pada tahun 93 Hjjriah dan wafat di Madinah pada tahun 179 Hijriah dan dimakamkan di pemakaman Baqi’ Al Gharqad di Madinah tidak jauh dari masjid Al Nabawi. Kitab Al Mudawwanah Al Kubra sangat populer di Maroko, dan sangat mempengaruhi istana Aghlabiah pusat kekuasaan Afrika Utara pada masa itu, kemasyhuran kitab Al Mudawwanah Al kubra membuat Al Qadhi ‘Iyaadh seorang ulama terkemuka menulis kitab yang diberi judul Al Tanbiihaat Al Mustanbithah ‘Ala Al Kutub Al Mudawwanah Al Mukhtalithah.
Di dalam kitab tersebut dijelaskan oleh Al Qadhi ‘Iyaadh bahwa kitab Al Mudawwanah Al Kubra adalah kitab induk fikih madzhab Maliki sebagai rujukan utama dalam fikih Malikiah seperti kitab Al Muwatha’ Malik, kitab Al Wadhihah, kitab Al ‘Utbiyyah, dan kitab Al Muwazanah. Pada dasarnya kitab Al Mudawwanah Al Kubra adalah kitab Antologi atau kumpulan tulisan pengarang dalam satu karya. Kitab Al Mudawwanah Al Kubra ditulis dengan pemikiran empat ulama, yaitu imam Malik Bin Anas (W. 179. H), imam Sahnun Ibn Sa’id Al Tanukhi (W. 240. H), imam Ibnu Al Qasim (W. 191. H), dan imam Asad Ibn Furat (W. 213. H).
Oleh karena itu, penamaan kitab Al Mudawwanah Al Kubra menjadi bervariasi, terkadang disebut kitab Al mudawwanah Al Kubra, di saat yang lain disebut dengan nama kitab Al Mukhtalthah, dan kitab Al Mudawwanah Sahnun. Adapun metode penulisan yang ada di dalam kitab Al Mudawwanah Al Kubra adalah metode penulisan Tanya – Tawab (Pertanyaan dan Jawabsn). Imam Asad Bin Furat adalah ulama pertama yang berkontribusi dalam penulisan kitab Al Mudawwanah Al Kubra.
Imam Asad Bin Furat adalah murid dari imam Malik Bin Anas yang berasal dari Tunisia, meskipun ia murid yang biasa biasa saja, banyak pertanyaan dan hipotesa yang ditanyakannya kepada imam Malik, sampai akhirnya ia pergi ke Iraq untuk berguru kepada imam Muhammad Ibn Hasan Al Syaibani seorang ulama besar bermadzhab Hanafi. Setelah mendengar imam Malik wafat, imam Asad Bin Furat pergi meninggalkan Iraq menuju ke Mesir untuk menjumpai murid murid imam Malik yang ada di Mesir untuk menulis dan mendiskusikan berbagai pertanyaan dan jawaban yang pernah dia pertanyakan dan telah dijawab oleh imam Malik.
Pada tahun 188 Hijriah imam Asad Bin Furat ketemu dengan murid senior dari imam Malik yang bernama Abdullah Ibn Wahab (W. 191. H) di Mesir. Pada waktu imam Asad Bin Furat bertanya tentang banyak hal kepada Abdullah Ibn Wahab, semua pertanyaannya dijawab dengan argumen yang bersanad. Kemudian imam Asad Bin Furat mendatangi murid imam Malik lainnya di Mesir, yang bernama Ibn Al Qasim yang mampu menjawab dengan tuntas semua pertanyaan imam Asad Bin Furat berdasarkan ilmu yang ia dapatkan dari imam Malik, sehingga imam Asad Bin Furat merasa sangat puas dan kemudian berdiri menghadap kepada keramaian umat di Mesir, seraya berteriak dengan lantang, “Wahai masyarakat Mesir! Jika imam Malik telah wafat, maka imam Ibn Al Qasim inilah pengganti imam Malik.”
Setelah imam Asad Bin Furat selesai dari ucapannya, maka imam Ibn Al Qasim berkata kepada imam Asad Bin Furat, “Biasanya aku sehari semalam mengkhatamkan bacaan Al Qur’an sebanyak dua kali, namun karena harus melayani pertanyaanmu yang banyak itu, aku hanya sempat mengkhatamkan bacaan Al Qur’an sehari semalam hanya satu kali, namun tidak mengapa, semuanya itu untuk syi’ar dan berkembangnya ilmu.”
Setelah itu imam Asad Bin Furat menulis semua catatan tentang tanya – jawabnya kepada imam Ibnu Al Qasim dan melahirkan 60 buah kitab dari hal tersebut. Dan kemudian 60 kitab itu diberi nama kitab Asadiyah yang dinisbahkan kepada nama Asad Bin Furat. Dan kitab Asadiyah itulah yang menjadi draf pertama terbentuknya kitab Al Mudawwanah Al Kubra riwayat imam Sahnun.
Di dalam kitab Nur Al Bashar karya Ahmad Ibn Abdul Aziz Al Hilaliy, diceritakan bahwa imam Sahnun dan rekan rekannya menyalin kitab Asadiyyah di rumah imam Asad Bin Furat tanpa sepengetahuan imam Asad Bin Furat. Kemudian salinan kitab Asadiyyah itu dibawa ke Mesir untuk ditashih oleh imam Ibn Al Qasim. Setelah dibaca oleh imam Ibn Al Qasim, ternyata banyak isi dari kitab Asadiyyah yang perlu direvisi dan disempurnakan karena mengandung kesalahan pada beberapa persoalan. Hasil revisi dan perbaikan atas kitab Asadiyyah tersebut lahirlah kitab Al Mudawwanah Mushahhahah ‘Ala Ibn Al Qasim, karena banyaknya kesalahan pada kitab Asadiyyah karya imam Asad Bin Furat tersebut, maka menurut imam Al Syirazi di dalam kitab Muqadimah Imam Ibnu Khaldun, kitab tersebut ditolak di kalangan madzhab Maliki dan penolakan itu berlangsung sampai sekarang.
Dalam taraf berikutnya imam Sahnun menyempurnakan kitab Al Mudawwanah yang telah di tashhih oleh imam Ibn Al Qasim. Adapun penyempurnaan yang dilakukan oleh imam Sahnun tersebut berkaitan dengan pemberian judul pada setiap tulisan yang berbeda, membuat klasifikasi berdasarkan Bab, melengkapi latarbelakang, dan menuliskan rujukan dalil Al Qur’an dan Al Hadits atas pendapat yang ada. Semua penyempurnaan tersebut dikerjakan imam Sahnun sampai ia wafat karena banyaknya jumlah tulisan di dalam kitab Al Mudawwanah Al Kubra tersebut, ada beberapa Bab akhir yang tidak tergarap oleh imam Sahnun, sehingga belum terklasifikasi dan masih bercampur dengan masalah lainnya.
Di kemudian hari bab-bab yang masih bercampur tersebut, disempurnakan oleh Abu Sulaiman Ibn Abdullah Ibn Mubarak yang dikenal dengan sebutan kitab Al Mudawwanah Al Mukhtalithah. Menurut Qadhi ‘Iyadh, kitab Al Mudawwanah Al Kubra imam Sahnun lebih populer di seluruh kawasan Afrika bila dibandingkan dengan kitab Al Mudawwanah imam Asad Ibn Furat, karena kitab Al Mudawwanah Al Kubra imam Sahnun telah di tashih oleh imam Ibn Al Qasim, telah diklasifikasi, dan telah diberi rujukan dalil dalil Al Qur’an dan Al Hadist.
Dari sisi historis Imam Sahnun memiliki nama lengkap Abdussalam Ibn Sa’id Ibn Habib Al Tanukhi Al ‘Arabi biasa dipanggil Abu Sa’id Sahnun atau Imam Sahnun. Imam Sahnun bermukim di Maroko, adapun negeri asalnya adalah kota Humush – negeri Syam. Ia dilahirkan pada tahun 160 Hijriah (776 M) dan wafat pada hari Senin tahun 240 Hijriah dalam usia 80 tahun. Ayahnya bernama Sa’id yang berprofesi sebagai tentara negeri Syam. Kata Sahnun diambil dari nama burung yaitu burung sahnun yang terkenal memiliki tatapan yang tajam dan berkemampuan menganalisis keadaan dengan kekuatan nalurinya.
Awal mula imam Sahnun mendalami fikih Maliki berawal dari rekomendasi gurunya yang bernama syekh Al Buhlul Ibn Rasyid kepada pemuka madzhab Maliki di Tunisia yaitu Syekh Ali Ibn Ziyad untuk mengajari murid kesayangannya imam Sahnun dalam bidang ilmu fikih.
Adapun tentang uraian di dalam kitab Al Mudawwanah Al Kubra, bisa dilihat pada Jilid, 1, halaman, 2, misalnya penjelasan yang menyangkut tentang Batasan bilangan di dalam berwudhu’ (التوقيت في الوضوء ). Jika dicermati ke 16 jilid kitab Al Mudawwanah Al Kubra karya imam Sahnun, benar-benar menyimpan banyak kandungan ilmu, terutama yang menyangkut fikih madzhab Maliki, oleh karenanya terasa begitu penting bagi para Muslim pecinta ilmu untuk membaca, mengkaji dan mendalaminya. Wallahua’lam. WASPADA.id
Penulis adalah Dosen Hadist Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.