Al Milal Wa al Nihal ( الملل و النحل ) adalah nama dari sebuah kitab yang berisi uraian tentang berbagai aliran teologi atau kalam, yang pernah ada di tengah-tengah umat Islam pada era abad ke-5 dan ke-6 Hijriah. Kitab al Milal Wa al Nihal ditulis oleh seorang pakar ilmu kalam dan penulis populer pada zamannya, yaitu imam Muhammad Bin Ahmad Abu al Fatah al Syahrastani al Syafi’i. Di dalam muqadimah kitab al Milal Wa al Nihal, pada bahagian penjelasan tentang penulis ( تعريف با المؤلف ) disebutkan, bahwa penulis kitab al Milal Wa al Nihal bernama Muhammad Ibn Abdul Karim Ibn Ahmad ( اسمه محمد بن عبد الكريم بن احمد ).
Adapun kunyahnya adalah Abu al Fatah ( كنيته ابو الفتح ) dan ia masyhur dengan nama panggilan al Syahrastani, yang dinisbahkan kepada tanah kelahirannya yaitu Syahrastan di wilayah khurasan ( و شهرته المعروف بها الشهرستانى نسبة الى بلدة شهرستان ). Masalah tahun kelahiran imam al Syahrastani masih diperselisihkan, ada yang mengatakan ia dilahirkan pada tahun 467 Hijriah, namun ada juga yang mengatakan ia dilahirkan pada tahun 469 Hijriah. Adapun yang lebih benar imam al Syahrastani dilahirkan pada tahun 479 Hijrian, ( فمن قاءل يقول انه ولد سنة ٤٦٧ .ه ، قاءل انه ولد سنة ٤٦٩ ، و لعل اصدق الاقوال انه ولد سنة ٤٧٩.ه ).
Imam al Syahrastani wafat pada bulan Sya’ban tahun 548 Hijriah (1153.M) dalam usia 69 tahun ( و توفى فى شعبان سنة ٥٤٨.ه الموافق ١١٥٣.م و بذذلك يكون قد عاش ٦٩ سنة ). Secara fikih imam al Syahrastani bermadzhab Syafi’i dan secara aqidah merujuk kepada imam Abu al Hasan al Asy’ari ( و الشهرستانى من حيث المذهب شافعى و م حيث الاصول اشعرى ). Imam al Syahrastani berguru kepada banyak ulama terkemuka pada zamannya, seperti imam Ahmad al Khawafi, Abu al Kasim al Asy’ari, Abu Hasan al Madini, Abu Nashir Bin Kasim al Qusyairi dan lain-lainnya.
Pada tahun 510 Hijriah di saat berusia 30 tahun, imam al Syahrastani berangkat ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Sepulangnya dari haji ia melanjutkan pengembaraan ilmunya ke Baghdad dan menetap di kota Baghdad selama 3 tahun, sambil mengajar di perguruan tinggi Nizamiyah. Pada era itu banyak muncul kitab-kitab yang mengulas tentang pergolakan dan perdebatan pemikiran kalam dan keyakinan agama agama. Seperti kitab Maqalat al Islamiyin, al Furuq Baina al Furuq (karya Abdul Qahir al Baghdadi), al Fashlu Fi al Milal Wa al Nihal (karya imam Ibnu Hazm), Tahqiq Ma Li al Hind Min Maqulati Maqbulati Fi al Aqli Au Mazulati (karya al Biruni) dan lain-lainnya.
Semua realitas tentang pergolakan pemikiran teologi atau kalam yang dialami maupun yang dibaca oleh imam al Syahrastani tersebut dipetakan dan kemudian diperkaya dengan sumber-sumber referensi primer untuk dinarasikan dalam uraian yang utuh dan menarik di dalam kitabnya al Milal Wa al Nihal. Imam al Syahrastani menulis banyak kitab seperti kitab Mushara’ah al Falasifah ( مصارعة الفلاسفة ), kitab Nihayatu al Aqdam Fi ‘Ilmi al Kalam ( نهاية الاقدام فى علم الكلام ), kitab al Juz’u Alladzi La Yatajazza, kitab al Irsyad Ila Aqaidi al ‘Ibad ( الارشاد الى عقاءد العباد ), kitab Syubhatu Aristutalis Wa Ibnu Sina Wa Naqdhiha ( شبهات ارسطا طاليس و ابن سينا و نقضها ), kitab Nihayatu al Auham (نهايات الاوهام ), kitab al Manahij Wa al Ayat ( المناهج و الايات ), kitab Mafatih al Asrar Wa Mashabih al Asrar Fi Tafsiri al Qur’an ( مفاتيح الاسرار و مصابيح الابرار فى تفسير القران ), dan lain lainnya.
Namun karya imam al Syahrastani yang paling monumental adalah kitab al Milal Wa al Nihal. Kitab al Milal Wa al Nihal hanya terdiri atas satu jilid dengan tebal 532 halaman, kitab ini diterbitkan di Beirut oleh penerbit Dar al Fikri, tanpa tahun. Kitab al Milal Wa al Nihal yang ada pada penulis ditahqiq oleh al Ustadz Abdul Aziz Muhammad al Wakil ( تحقيق الاستاذ عبد العزيز محمد الوكيل ). Kitab al Milal Wa al Nihal pada lembaran pertamanya dimulai dengan muqadimah atau pembukaan.
Di dalam pembukaan ini diuraikan tentang tiga hal, yaitu pertama, membahas tentang kitab al Milal Wa al Nihal ( تعريف بكتاب الملل و النحل ) sebagai sebuah kitab yang mengupas persoalan agama agama, madzhab teologi atau kalam dan perpecahan yang terjadi akibat pemahaman teologi atau kalam. Kedua, membahas tentang diri penulis yaitu imam al Syahrastani ( تعريف با المؤلف ). Ketiga, membahas tentang kitab kitab yang pernah ditulis oleh imam al Syahrastani yang terdiri atas 16 buah kitab ( مؤلفاته ). Pembahasan pertama berkaitan materi teologi atau kalam, diulas pada halaman 43 tentang mu’tazilah ( الفصل الاول المعتزلة ). Mu’tazilah adalah salah satu kelompok aliran teologi di dalam umat Islam yang dipimpin oleh Abu Hudzaifah Washil Bin Atha’ al Ghazal al Altsaq (80-131 H).
Awalnya Abu Hudzaifah Washil Bin Atha’ adalah murid Hasan al Bashri yang kemudian karena perbedaan pendapat tentang orang beriman yang berbuar dosa besar, ia meninggalkan gurunya Hasan al Bashri. Sejak itu Hasan al Bashri mengarakan i’tazala’anna (Washil menjauhkan diri dari kita). Itulah yang menyebabkan Washil Bin Atha’ dan kelompoknya disebut mu’tazilah. Ajaran yang diajarkan oleh Washil Bin Atha’ atau Mu’tazilah tentunya tidak selaras atau bertentangan dengan aqidah al Asy’ariyah.
Di antara ajaran Mu’tazilah adalah yang pertama, al Manzilah baina al manzilatain (satu tempat di antara dua tempat). Dalam hal ini Mu’tazilah berpandangan orang Islam yang berbuat dosa besar tidak kafir namun juga tidak beriman, di akhirat tempatnya tidak di surga dan juga tidak di neraka. Kedua, Qadariyah (manusia menentukan nasibnya sendiri tanpa ada peran tuhan). Paham ini diadopsi oleh Washil Bin Atha’ dari Ma’bad al Jauhari (W. 80.H) dan Ghilan al Dimasqj. Ketiga, Meniadakan sifat sifat tuhan, dan ajaran-ajaran lainnya yang menyimpang dari pemahaman aqidah ahlu sunnah waljama’ah atau Asy’ariyah.
Kemudian, aliran Mu’tazilah terpecah menjadi 12 kelompok besar. Kelompok-kelompok tersebut adalah: Washiliyyah, al Huzailiyyah, al Nizhzhamiyyah, al Khabithiyyah dan al Haditsiyyah, al Bisyariyyah, al Mu’ammariyyah, al Mardariyyah, al Tsaumamah, Hisyamiyyah, al Jahizhiyyah, al Khayyathiyyah dan al Ka’biyyah, al Juba’iyyah dan al Bahsyaniyyah. Kedua, imam al Syahrastani mengulas tentang al Jabariyah ( الفصل الثانى الجبرية ). Pembahasan tentang al Jabariyyah ini di dalam kitab al Milal Wa al Nihal dimulai dari halaman 85 sampai dengan halaman 90. Paham Jabariyyah adalah satu paham di dalam teologi umat Islam, dimana manusia dipandang tidak punya kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya.
Dalam pandangan kaum Jabariyah, manusia terikat sepenuhnya pada kehendak mutlak tuhan. Kelompok Jabariyah juga biasa disebut kaum fatalism atau predestination. Kelompok Jabariyah ini terpecah menjadi 3 kelompok, yaitu: al Jahmiyyah (pimpinan Jaham Ibn Shafwan), al Najjariyyah (pimpinan al Husein Ibn Muhammad al Najjar), dan al Dhirariyah (pimpinan Dhirar Ibn ‘Amr dan Hafshul al Fard). Di dalam pembahasan ketiga, kitab al Milal Wa al Nihal membahas tentang sifat sifat tuhan( الفصل الثالث الصفاتية ) menurut pandangan al Asy’ariyah (al Shifatiyah), al Musyabihah, dan al Karamiyyah.
Pembahasan tentang al Shifatiyyah dimulai dari halaman 92 sampai dengan halaman 108. Adapun pembahasan keempat, berkaitan dengan al Khawarij, al Murji’ah dan al Wa’idiyyah. Khawarij adalah pengikut Ali Bin Abi Thalib yang meninggalkannya, karena tidak setuju dengan sikap Ali Bin Abi Thalib dalam menyelesaikan sengketa dengan Mu’awiyah Ibn Abi Sufyan menggunakan arbitrase.
Kaum Khawarij sebanyak 12 ribu orang berkumpul di desa Harura yang terletak dekat kota Kufah – Irak, di bawah pimpinan Abdullah Ibn Wahab al Rasyidi. Karena tempat mereka berkumpul itu bernama Harura, maka kaum Khawarij juga biasa disebut kaum Haruriah. Abdurrahman Ibn Muljam adalah salah satu tokoh Khawarij yang membunuh sayidina Ali Ibn Abi Thalib. Kelompok Khawarij terpecah menjadi enam kelompok, yaitu : al Muhakkimah, al Azariqah, al Najdat, al ‘Ajaridah, al Sufriah, dan al Ibadah.
Pembahasan tentang Khawarij, Murji’ah, dan Wa’idiyyah di dalam kitab al Milal Wa al Nihal dimulai dari halaman 114 sampai dengan halaman 137. Adapun tentang kelompok Syi’ah, di dalam kitab al Milal Wa al Nihal karya imam al Syahrastani, dibahas pada pembahasan keenam ( الفصل السادس الشيعة ) dimulai dari halaman 146 sampai dengan halaman 192. Pada halaman terakhir dari kitab al Milal Wa al Nihal mulai halaman 514 sampai dengan halaman 520 membahas tentang pemuja bintang-bintang, matahari, bulan, planet planet dan juga membahas tentang para pemuja berhala, yang tentunya hal tersebut dalam pandangan aqidah Islam adalah perbuatan syirik.
Demikianlah gambaran umum yang dapat penulis narasikan tentang kitab al Milal Wa al Nihal karya imam al Syahrastani. Bagi para penggemar ilmu diharapkan untuk dapat membaca dan mengkaji langsung kitab al Milal Wa al Nihal tersebut, agar didapatkan ilmu yang lebih luas dan mendalam, khususnya tentang ilmu teologi atau ilmu kalam. Wallahu’alam. WASPADA.id
Penulis adalah Dosen Hadits Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.