Sibuk Lihat Orang, Lupa Nikmat Sendiri

  • Bagikan
Sibuk Lihat Orang, Lupa Nikmat Sendiri

Oleh: Dr. Bukhari M.H.CM

Di era digital, hampir setiap hari kita disuguhkan kehidupan orang lain lewat media sosial. Ada yang memamerkan mobil baru, liburan ke luar negeri, atau rumah bak istana. Tak salah memang, itu hak mereka. Tapi yang jadi masalah: kita terlalu fokus melihat hidup orang lain, sampai lupa menghargai nikmat dalam hidup sendiri.

Padahal, Islam mengajarkan: lihat ke bawah untuk urusan dunia, dan lihat ke atas untuk urusan akhirat. Mengapa? Karena terlalu sering membandingkan bisa menumbuhkan iri dan mengikis rasa syukur.

Pandangan Yang Tak Dijaga Bisa Merusak Hati

Allah SWT berfirman dalam QS. Taha [20]:131: “Dan janganlah engkau panjangkan pandanganmu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka berupa perhiasan kehidupan dunia…”

Ayat ini menjadi peringatan agar tidak terjebak dalam pesona dunia orang lain. Dalam hukum Islam, hal ini berkaitan dengan prinsip sadd adz-dzari’ah mencegah sesuatu yang membuka pintu keburukan. Melihat kemewahan orang lain tanpa kontrol bisa mengantar pada iri, dengki, bahkan kufur nikmat.

Hasad: Penyakit Hati Yang Merugikan

Rasa iri atau hasad sangat dikecam dalam Islam. Nabi SAW bersabda: “Hindarilah hasad, karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Dawud)

Menjaga diri dari hasad merupakan bagian dari hifzh an-nafs (menjaga jiwa), salah satu tujuan utama syariat Islam (maqasid asy-syariah). Jika hati rusak karena iri, maka ibadah dan hubungan sosial juga akan terganggu.

Budaya Pamer Dan Dampak Sosial

Sikap konsumtif demi pencitraan memicu utang tak produktif dan gaya hidup palsu. Dalam hukum Islam, ini bisa dianggap sebagai bentuk tazayyun bil batil (berhias dengan sesuatu yang tidak hakiki), bahkan menjurus pada perbuatan mubazir dan riya.

Syukur: Kunci Ketenangan

Rasulullah SAW bersabda: “Lihatlah kepada orang yang berada di bawah kalian dan jangan melihat kepada orang yang berada di atas kalian, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah.” (HR. Muslim)

Syukur bukan hanya sikap, tapi kewajiban. Ketika gagal bersyukur karena terlalu fokus membandingkan, kita sedang mengabaikan nikmat besar yang telah Allah berikan.

Kesimpulan: Kurangi Scroll, Perbanyak Syukur

Daripada sibuk melihat pencapaian orang lain, lebih baik menengok diri sendiri. Barangkali nikmat yang kita miliki saat ini adalah impian orang lain. Dalam perspektif hukum Islam, menjaga pandangan dan hati adalah langkah penting menjaga iman dan ketenangan jiwa.

Penulis adalah Dosen Hukum dan Konsultan Hukum LBH Qadhi Malikul Adil


Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Sibuk Lihat Orang, Lupa Nikmat Sendiri

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *