Sebaik-baik Umur

  • Bagikan

Dan barang siapa kami panjangkan umurnya niscaya kami kembalikan dia kepada awal kejadiannya. Maka mengapa mereka tidak mengerti (QS. Yaasin: 68)

Ada banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari perjalanan hidup selama satu tahun sebelumnya. Asal kita mau intropeksi diri atau bermuhasabah, mudah-mudahan di tahun 2022 ini akan mendapatkan kehidupan yang berkah.

Kandungan ayat di atas adalah pembelajaran yang sangat berharga sekaligus menuntut kita agar bisa menggunakan akal sehat untuk mengisi kehidupan ini. Jangan sampai usia itu habis dengan sia-sia.

Yang paling penting dalam mengisi kehidupan ini adalah ketika Allah memberi suatu kenikmatan dan berkah, maka pada saat itu kita diwajibkan untuk mensyukurinya dengan mengokohkan keimanan. Jangan sampai kita lalai dan sombong, karena kenikmatan bisa saja berubah menjadi suatu kebinasaan.

Firman Allah dalam Al-Qur’an: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim: 7).

Inilah yang paling penting sekali dalam memanfaatkan umur, agar kita mendapat kehidupan yang berkah, di antaranya dengan cara membiasakan untuk saling berbagi seperi sedekah, infaK, zakat dan lain sebagainya.

Banyak orang yang sudah berkecukupan tetapi tidak pernah merasa nyaman, selalu merasa kurang dan kurang, akibatnya ia tidak bisa mengisi kehidupan itu dengan tenang. Ketika harta yang banyak dijadikan sebagai tumpukan ibadah, maka nilainya tidak hanya sekedar menambah nilai pahala, justru akan menambah keberkahan hidup.

Semakin banyak orang yang kita bantu, semakin banyak pula yang berdo’a untuk keberkahan hidup kita. Dalam sebuah hadis Rasul SAW disebutkan:

“Tidak ada suatu hari pun ketika seorang hamba melewati paginya kecuali akan turun dua malaikat. Lalu salah satunya berkata, “Ya Allah berikanlah pengganti bagi siapa yang menafkahkan hartanya”, sedangkan yang satunya lagi berkata, “Ya Allah berikanlah kehancuran (kebinasaan) kepada orang yang menahan hartanya (bakhil)” (HR. Bukhari dan Muslim).

Waktu dan kesempatan untuk melakukan hal-hal yang terbaik dalam hidup adalah terbuka untuk semua makhluk Allah SWT, namun tidak sedikit di antara kita yang lalai sehingga tujuan hidup yang hakiki itu tidak dapat kita nikmati.

Padahal alam dan semua isinya dipersembahkan Allah SWT untuk hambanya yang mau berpikir. Maka bagi umat Islam yang mengaku beriman, sejatinya bisa memahami makna dari kehidupan yang hakiki sehingga seiring dengan habisnya umur, seiring juga dengan keberkahan hidup yang kita inginkan.

Namun, dalam mengisi kehidupan ini jangan sampai lupa atas kehendak dan kekuasaan Allah SWT sebagai penentu akhir dari semua upaya manusia. Hal ini perlu dipahami agar kita tidak berputus atas rahmat Allah SWT.

Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an: “Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu)” (QS. Al-An’am: 2).

Umur yang berkah tentu akan menikmati hidup dan kehidupan ini dengan penuh rasa sukur kepada Allah SWT. Dengan begitu, hidup akan terasa lebih indah dan terarah. Ibarat sebuah pohon, ia tumbuh, berkembang, sampai menghasilkan buah yang manis sehingga dapat dirasakan oleh orang yang banyak.

Begitu juga manusia, ketika hidup kita bermanfa’at, semua orang yang ada di sekitar kita merasa aman karena selalu memberikan kenyamanan. Tidak hanya itu, ketika hidup kita bermanfa’at maka akan berujung kepada suatu keberkahan hidup karena mendapatkan hidayah dari Allah SWT.

Karena itu, kita sangat dianjurkan untuk mengisi kehidupan ini dengan nilai-nilai positif sehingga mendapat kebahagiaan yang hakiki bukan kebahagiaan semu. Kebahagiaan yang hakiki adalah kebahagiaan yang menghantarkan kita untuk selalu dekat dengan Allah SWT.

Kebahagiaan yang tidak hanya tertuju kepada kemewahan dunia, tapi harus tertuju juga kepada kehidupan akhirat. Dunia adalah tempat untuk mempersiapkan diri menuju kehidupan akhirat yang kekal dan abadi selamanya. Intinya, hidup di dunia tidak akan bermakna tanpa adanya keberkahan.

Apalagi sebentar lagi akan ada pergantian tahun, hendaknya bisa menjadi momen terpenting bagi kita untuk memperbaiki jalan hidup yang selama ini kurang baik menuju jalan yang lurus,yaitu jalan yang diridhai Allas SWT.

Sebagai Muslim yang beriman tentunya sudah bisa mengambil hikmah sekaligus sebagai motivasi bagi kita untuk terus melakukan kebaikan-kebaikan yang memiliki nilai-nilai kehidupan yang baik.

Intinya seiring dengan berjalannya waktu, kita harus terus melakukan perbaikan diri serta bermuhasabah terhadap prilaku yang sudah kita lakukan sebelumnya. Dengan begitu tentu kita akan mendapat keberkahan hidup sehingga tidak berjalan sia-sia.

Kemudian yang tak kalah pentingnya, teruslah berzikir atau mengingat Allah SWT, baik dalam keadaan lapang maupun sempit, sebab dengan mengingat Allah Swt, jalannya akan selalu terarah kepada hal-hal yang baik. Orang-orang yang selalu mengingat Allah, tentu tidak akan pernah luput dari pantauan dari kekuasaan Allah SWT.

Desiran kalimat takbir, tahmid dan tasbih yang tertancap dan sudah mendarah daging dalam diri manusia, maka akan menjadi benteng pertahanan yang kuat untuk menghadapi berbagai persoalan dunia yang kian membelenggu saat ini. Apabila kita telah yakin dengan kekuatan zikir, maka kita akan paham, bahwa manusia selaku hamba Allah SWT memiliki beban yang mutlaq, hidup semata-mata hanya untuk mengingat Allah SWT.

Dengan selalu berzikir kepada Allah SWT, ucapan manusia akan terus mengeluarkan nama-nama Allah, sehingga dalam setiap hembusan nafasnya mengandung nilai-nilai IslaM.

Contohnya saat memulai pekerjaan dimulai dengan bismillah, pada saat mendapat nikmat kita ucapkan alhamdulillah, pada saat orang lain berdo’a untuk kebaikan, maka kita ucapkan Aamiin, pada saat bertemu diucapkan salam dan lain sebagainya.

Jadi dengan mengucapkan kalimat-kalimat yang mengandung nilai Islam, maka semua ucapan kita akan bernilai zikir, karena selalu mengingat Allah SWT sehingga kehidupan penuh berkah serta bernilai ibadah. (Guru Pesantren Modern Unggulan Terpadu Darul Mursyid/PDM Kab. Tapanuli Selatan)

  • Bagikan