PESAN IDUL FITRI, Saling Memaafkan

  • Bagikan

Saya yakin kita sepakat bahwa salah satu keagungan idul fitri ialah pada hari ini “Semua Orang Mengaku Bersalah”. Lidatlah misalya salah satu teks ucapan idul Fitri. Katanya: “Saya dan keluarga mohon maaf atas segala kekhilafan”. Ucapan yang paling standard, katanya: “Minal aidi wal faizi, mohon maaf lahir bathin”.


Pernah suatu lebaran lupa tahun berapa, saya mengumpul bentuk-bentuk ucapan lebaran, dan hasilnya ternyata di atas 50 model. Sayangnya data itu hilang seiring dengan kerusakan laptopnya. Pesan pentingnya ialah seperti judul di atas, pada hari ini semua mengaku bersalah dan memohon maaf atas segala dosa yang sudah dilakukan, termasuk harta yang dimakan yang belum diizinkan. Jadi teringat ucapan saat salaman lebaran di kampung.

Katanya:
“Mangido izin bang mangido moof atas segala dosa na sengaja atau inda sengaja, horto muyu naso dapot izin, ulang nian manjadi persengketaan di ginjangni ari, oolo abangda”
Lalu dijawab: “Oolo anggi, aupe songonido mangido izin bang mangido moof atas segala dosa na sengaja atau inda sengaja”.
Kearifan lokal itu biasanya yang memulai ialah yang paling muda, walaupun statsunya lebih tinggi, sehingga teksnya seperti di atas. Entah tahun ini masih muncul kata itu, karena belum pulang kampung.


Kembali ke judul di atas, apapun teksnya, Arab, Indonesia, Mandailing, dan lain-lain, semuanya bermuara pada pengakuan kesalahan. Di situlah keajaiban Idul Fitri yang tidak terjadi pada bulan-bulan lainnya, dan juga katanya pada agama lain berdasarkan informasi yang saya peroleh.
Begitulah pesan idul fitri menguat dan membudaya, tentu sebagai aplikasi dari pengamalan ayat-ayat al-Qur’an dan hadits Nabi tentang pentingnya memberi kemaafan yang tentu juga meminta maaf, sebagai ciri orang bertaqwa yang dicatat al-Qur’an pada surat Ali Imran/3: 133-134. Allah berfirman:
“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa, yaitu orang yang berinfaq, baik di waktu lapang maupun waktu sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya, dan memaafkan kesalahan orang lain. Dan Allah mencintai orang yang melakukan kebaikan” (Q.S. Ali Imran/3: 133-134).


Ini juga sebagai aplikasi dari perintah Nabi Muhammad melalui haditsnya yang mengatakan: “Sesungguhnya Allah tidak menerima amalan seorang hamba yang tidak tegur sapa dengan saudaranya lebih dari tiga hari” (inna Allaha la yaqbalu ‘amala ‘abdin yahjura akhahu fawqa tsalats).
Bagi yang belum melakukannya, mari di sisa Syawal ini saling meaafkan, agar ayat dan hadits tentang perlunya amemohon maaf dan memaafkan dapat diaplikasikan, agar ibadah Ramadhan tahun ini bermakna. Amin !.

6 Syawal 1443 H/ 2022.

  • Bagikan