Kekhilafan Masa Lalu

  • Bagikan

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (Akhirat) dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Mahamengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Hasyr: 18)

Waktu terus berjalan, tidak terasa tahun pun akan berganti. Pergantian tahun hendaknya tidak dirayakan dengan meriah. Akan tetapi, manfaatkan untuk muhasabah tentang apa yang telah kita lakukan setahun sabelumnya.

Muhasabah atau introspeksi diri adalah hal yang penting bagi setiap orang. Meski sebenarnya tidak harus menunggu hingga akhir tahun, namun momen ini salah satu yang tepat untuk memperbaiki diri.

Mengawali tahun baru dengan semangat baru. Ayat ini menggambarkan urgensi muhasabah diri dalam menjalani kehidupan. Karena hidup di dunia merupakan rangkaian misi besar seorang hamba, yaitu menggapai keridhaan Allah SWT.

Dalam menjalankan misi tersebut, seseorang tentunya harus memiliki visi (ghayah), perencanaan (ahdaf), strategi (takhtith), pelaksanaan (tatbiq) dan evaluasi (muhasabah). Hendaklah senantiasa mengingat lima perkara terus berkurang dalam diri.

Dari Ibnu ‘Abbas ra, Rasulullah SAW pernah menasihati seseorang: “Manfaatkanlah 5 perkara sebelum 5 perkara: Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu. Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu. Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu. Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu. Hidupmu sebelum datang matimu” (HR. Imam Hakim).

Banyak di antara manusia yang melakukan kemaksiatan, namun Allah masih memberikan nikmat kepadanya, mereka tidak menyadari bahwa ini adalah bentuk istidraj (penangguhan menuju kebinasaan).

Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui” (QS. Al-A’raf: 182).

Orang-orang yang memahami ayat Allah, akan takut atas peringatan Allah tersebut dan dia akan senantiasa mengintrospeksi dirinya, jangan sampai nikmat yang Allah berikan kepadanya merupakan bentuk istidraj.

Muhasabah yang mengantarkan kepada pertaubatan di awali dengan memasuki gerbang penyesalan. Dengan adanya pergantian tahun, memberikan pengertian bahwa bukan hanya tahunnya saja yang bertambah, akan tetapi mengurangi jatah umur kita hidup di dunia.

Muhasabah ini harus dijadikan momentum penting berhati-hati dan mawas diri. Makna muhasabah lainnya, merenungkan potensi apa yang ada dalam dirinya untuk melangkah ke masa depan dengan memegang teguh agama.

Muhasabah akhir tahun sangat penting dilakukan oleh orang-orang yang beriman. dengan bermuhasabah, kita akan tahu kesalahan apa yang telah diperbuat dan kekurangan yang harus diperbaiki.

Allah SWT dengan jelas memerintahkan kepada orang beriman untuk melihat apa-apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok. Manusia bisa melihat dirinya sendiri dengan baik dan benar. Hal ini karena manusia akan menjadi saksi untuk dirinya sendiri.

Meski selalu banyak alasan untuk menyangkal. Bahkan manusia menjadi saksi atas dirinya sendiri, Dan meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya. (QS. Al-Qiyamah, 14-15). Pesan Sahabat Umar Bin Khatab, “Hendaklah kalian menghisab diri kalian sebelum kalian dihisab, dan hendaklah kalian menimbang diri kalian sebelum kalian ditimbang, dan bersiap-siaplah untuk hari besar ditampakkannya amal.” WASPADA

(Dosen FAI Univa Medan, GPAI SMKN 1 Lubukpakam, Pengurus MGMP PAI SMK Kab. Deliserdang)

  • Bagikan