Scroll Untuk Membaca

Al-bayan

Fir’aun, Haman Dan Qarun Modern

Fir'aun, Haman Dan Qarun Modern

Oleh Zulkarnain Lubis

Sebagian dari Haman modern tersebut bertugas membuat aturan dan kebijakan serta membantu para Fir’aun menyusun program pembangunan yang memberi manfaat besar bagi Fir’aun dan sekutu-sekutunya. Haman modern akan terus setia kepada penguasa dan selalu menjadi tameng bagi penguasa untuk menutupi kebusukan, kebobrokan, dan kelemahan para Fir’aun modern

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Fir'aun, Haman Dan Qarun Modern

IKLAN

Mungkin kita sering mendengar atau membaca tentang tiga tokoh manusia yang saling bekerja sama dan saling mendukung untuk melampiaskan dan mempertahankan keserakahan terhadap harta, kedudukan, dan kekuasaan dengan cara melakukan kezaliman kepada rakyat. Mereka adalah Fir’aun, Haman, dan Qarun. Tiga tokoh tersebut dapat dianggap sebagai simbol manusia-manusia durhaka dengan keangkuhan yang utuh. Fir’aun sebagai simbol kekuasaan, Haman sebagai simbol pengetahuan, dan Qarun sebagai simbol kekayaan yang masing-masing mereka peroleh dari jalan kesesatan dan kezaliman. Fir’aun adalah simbol penguasa diktator dengan kekuasaan absolut yang menerapkan politik teror, melakukan penindasan dan kekejaman secara sewenang-wenang terhadap rakyat dan orang-orang yang bertentangan dengannya, tanpa ampun. Haman adalah simbol intelektual dan ilmuan tanpa moral.

Kecerdasan, kepintaran, dan pengetahuannya, ia gunakan untuk menyenangkan penguasa dengan mengorbankan rakyat yang lemah dan tak berdaya, demi menguntungkan diri sendiri, mendapatkan kedudukan dan ikut menikmati kue kekuasaan serta untuk menguntungkan diri sendiri. Qarun adalah simbol kekayaan, ia adalah tipe pengusaha sukses yang suka menumpuk harta dengan segala macam cara, melalui persekongkolan dengan penguasa dan hasilnya untuk dinikmati sendiri tanpa mempedulikan rakyat jelata. Namun, akhir hidup mereka bertiga berakhir tragis dan hina, mereka tenggelam ditelan laut dan bumi bersama dengan kekuasaan, pengetahuan dan kekayaan yang mereka miliki akibat kesombongan dan keangkuhan mereka yang mereka anggap bahwa keberhasilan mereka hanya atas usaha dan kemampuan diri sendiri dengan menafikan keberadaan Allah yang Maha Kuasa, Maha Kaya, dan sumber segala pengetahuan yang ada pada manusia, yaitu Al ‘Ilmi.

Kini di berbagai tempat dan mungkin juga di negeri kita sendiri, di berbagai tingkatan, di berbagai bidang, dan pada berbagai posisi, telah tampil firaun-firaun baru dengan format baru dan sesuai dengan era masa kini, demikian juga dengan haman-haman baru dan qarun-qarun baru. Tidak terbantahkan bahwa kini banyak bermunculan para pemimpin diktator, para ilmuan dan intelektual yang menggadaikan ilmunya demi keuntungan pribadi, dan para pengusaha yang semakin rakus dalam mengeksploitasi kekayaan negara dan rakyat dengan mengabaikan kerusakan alam dan lingkungan hidup, melalui kolaborasi dan kolusi dengan penguasa untuk memenuhi ambisi pribadi mereka.

Para pemimpin masa kini banyak yang sadar atau tidak sadar mengikuti gaya Fir’aun yang menganggap dirinya mampu mengatur segalanya, mutlak harus diikuti kemauan dan kehendaknya, tidak boleh disanggah dan dibantah, tega menyakiti dan menzolimi orang-orang yang dianggapnya berlawanan dengannya. Fir’aun-fir’aun modern tersebut adalah manusia yang selalu khawatir jika kekuasaan, jabatan dan hartanya akan jatuh ke tangan orang lain sehingga dengan segala cara mempertahankan kekuasaan dan kedudukan yang mereka miliki. Merekalah para penguasa, baik di pusat maupun di daerah yang menjadi pemimpin hanya untuk melampiaskan nafsu dan ambisi berkuasanya, yang berusaha melestarikan kekuasaannya, dan meneruskan kekuasaan kepada anak keturunannya, melalui politik dinasti mereka berusaha mendirikan dinasti politiknya masing-masing. Mereka juga mengangkat para pembantunya dari orang-orang di sekitarnya termasuk istri, anak, menantu, adik, kakak, ipar, keponakan, serta kerabat dan orang-orang yang menjadi pengikutnya.

Demikian juga dengan para pengusaha masa kini yang banyak tampil menjadi penguasa rakus yang haus harta dan kekayaan, yang menghalalkan segala cara untuk menumpuk harta dan kekayaan termasuk mengeruk sebanyak-banyaknya kekayaan alam serta berusaha untuk menghisap sebanyak-banyaknya uang negara melalui persekongkolan dengan penguasa. Qarun-qarun modern ini muncul dalam wujud pengusaha licik dan konglomerat hitam yang selalu bertransaksi dengan penguasa untuk menguasai tambang, merambah hutan, mengeruk laut, dan mengeksploitasi darat. Mereka juga berusaha mendapatkan atau bahkan menciptakan proyek-proyek sebagai bancakan bersama dengan penguasa dengan berbagi peran dan berbagi hasil dari proyek ciptaan mereka tersebut, terlepas apakah proyek ini bermanfaat atau tidak bermanfaat bagi rakyat, meskipun selalu saja dinyatakan sebagai “atas nama rakyat”. Mereka selalu memanjakan pengusaha dengan suap, sogok, dan fasilitas untuk melanggengkan kerjasama yang saling menguntungkan di antara mereka.

Sementara para haman modern adalah orang-orang terdidik yang dengan ilmunya membohongi rakyat, memuja-muja dan membela pejabat, serta membantu membuat kebijakan untuk menyenangkan pejabat tapi menyengsarakan rakyat. Dengan berdalih hasil kajian akademik, dengan menggunakan istilah-istilah ilmiah dan mengaku berbasis data, mereka menyampaikan pertimbangan yang seakan-akan benar, padahal sesungguhnya adalah hasil rekayasa, manipulasi data, temuan palsu, informasi keliru, dan masukan menyesatkan yang jauh dari kebenaran ilmiah. Para haman modern ini dengan baju ilmiawan atau ahli, memberikan pandangan, ulasan, ataupun pendapat untuk membenarkan atau menjadi pembenaran terhadap kebijakan, keputusan, ataupun tindakan yang dilakukan oleh penguasa, padahal kebijakan atau tindakan tersebut bertentangan dengan kebenaran, keadilan, etika, kepatutan, dan aspirasi rakyat.

Pandangan dan pendapat mereka dibuat untuk menutupi kejelekan menjadi nampak indah, menutupi kesalahan menjadi nampak dengan benar, dan menutupi keburukan menjadi nampak baik. Sebagian dari haman-haman modern tersebut bertugas membuat aturan dan kebijakan serta membantu para fir’aun menyusun program pembangunan yang memberi manfaat besar bagi fir’aun dan sekutu-sekutunya. Haman modern akan terus setia kepada penguasa dan selalu menjadi tameng bagi penguasa untuk menutupi kebusukan, kebobrokan, dan kelemahan para firaun modern. Simbiosis mutualisme berlaku dalam hal ini, saling membutuhkan, saling menguntungkan, dan saling melindungi.

Kita tentunya berharap agar para fir’aun, haman, dan qarun modern tersebut bisa sadar sehingga tidak perlu harus ditelan laut dan bumi serta akhir hidupnya berada dalam penderitaan dan kehinaan. Akan tetapi rasanya susah untuk menyadarkan mereka, justru sebaliknya yang terjadi yaitu para fir’aun, haman, dan qarun modern makin tumbuh berkembang. Semakin hari semakin bermunculan fir’aun-fir’aun modern baru yang memunculkan haman-haman dan qarun-qarun baru, terinspirasi dari mulusnya kerjasama antar fir’aun, haman, dan qarun modern yang muncul lebih dahulu. Kue hasil bancakan ketiganya terlalu manis untuk ditinggalkan serta rasa manis dan aroma kuenya menarik minat munculnya para haman dan qarun baru untuk membentuk formasi baru, sehingga kolaborasi ini akan terus berlanjut dan diturunkan kepada para pewarisnya.

Mungkin perlu muncul “musa baru”, sebagaimana juga dahulu ada Nabi Musa yang justru awalnya dipelihara dan dibesarkan oleh Fir’aun. Karena itu, kita berharap akan muncul musa modern walaupun bukan sebagai Nabi, meskipun hanya manusia biasa, tetapi musa-musa modern ini diharapkan memiliki kepribadian mulia, memiliki tekad yang kuat untuk memberantas kezaliman, memiliki iman yang kokoh, memiliki kecerdasan yang cukup, dan memiliki energi dan tenaga yang kuat, sehingga mampu memutus mata rantai kolaborasi fir’aun, haman, dan qarun modern ini, meskipun kita sendiri tidak tahu pasti siapa sajakah yang akan menjadi musa-musa modern tersebut dan kapan musa-musa modern tersebut akan muncul.

Meskipun sesungguhnya, kita lebih berharap, akan ada keajaiban, akan ada kewarasan, dan akan ada perubahan, sehingga muncul kesadaran mereka bahwa bangsa dan negara ini adalah milik bersama dan untuk dinikmati bersama, serta tempat untuk hidup bersama-sama untuk meraih kebahagiaan bersama-sama. Jika mereka tidak sadar juga dan keserakahan, kezaliman, kesewenang-wenangan, dan ketidakadilan terus berlanjut, kita berharap Allah berkenan mendatangkan “musa-musa” modern yang akan menghancurkan dan membinasakan kerajaan “fir’aun-fir’aun” modern sekalian melenyapkan para “haman” dan “qarun”nya.

Untuk membantu musa-musa modern yang akan membawa kepada keadilan, kebersamaan, dan kebahagiaan bersama, diharapkan muncul juga para penulis dan pemberita yang menggunakan otak encer dan pena tajam, diperlukan penjaga keamanan yang tulus untuk mengangkat senjata membela kebenaran, serta rakyat cerdas yang paham mana yang loyang mana emas, mana yang asli mana yang imitasi. Orang bijak mengatakan bahwa ketika orang bodoh memegang pena, penjahat memegang senjata, dan pengkhianat berkuasa, maka sebuah negara akan berubah jadi hutan belantara yang tidak layak ditempati manusia.

Namun andaikan sebuah negeri sudah menjadi hutan belantara bukan berarti kita harus berubah menjadi binatang, kita harus tetap bertahan menjadi manusia untuk menjaga kelestariannya sekaligus menjaga keseimbangan penghuninya sekaligus membangunnya untuk kemaslahatan umat manusia. Meskipun pemilihan pimpinan di tingkat pusat sudah lewat, masih ada harapan karena pemilihan kepala daerah sudah dekat, jangan pilih calon yang berbakat jadi fir’aun modern, jangan terpengaruh dengan ocehan haman modern, jangan mau disogok oleh qarun modern. Siapa tahu inilah saatnya akan tampil musa-musa modern yang akan membabat segala yang khianat, yang jahat, yang tersesat, yang bejat, yang laknat, dan yang maksiat.

Ketua Dewan Guru Besar, Ketua Program Doktor Ilmu Pertanian, dan Ketua Magister Agribisnis UMA.

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
Accessibility