Cahaya Bintang Kota Akka – Yaman Abad Ke-4 Hijriah

  • Bagikan
Cahaya Bintang Kota Akka - Yaman Abad Ke-4 Hijriah

Oleh Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA (Abu Chik Diglee)

Al Mu’jam Al Ausath Li Al Thabrani (المعجم الاوسط للطبراني ) adalah kitab induk hadist di luar kutub al tis’ah (kitab induk hadist yang sembilan). Kitab Al Mu’jam Al Ausath terdiri atas 7 jilid dan memuat 30.000 buah hadist dan diterbitkan di Turki pada tahun 2012 oleh penerbit DKI. Kitab Al Mu’jam Al Ausath merupakan karya imam al Thabrani, sebagaimana jenis kitab mu’jam yang lain, merupakan kitab hadist yang mengelompokkan hadist -hadist berdasarkan nama guru penulis, nama-nama sahabat Nabi Saw atau nama-nama buldan (daerah asal atau tempat tinggal sanad/perawi).

Selain itu, kitab mu’jam juga menjadi salah satu referensi utama untuk mengetahui biografi para sahabat Nabi Saw, nasabnya, dan keutamaan mereka. Kitab Al Mu’jam Al Ausath terdiri atas 28 Bab, yang dimulai dari Bab Al Alif ( باب الالف ) yang meliputi من اسمه احمد، من اسمه ابراهيم، من اسمه اسماعيل، من اسمه اسحاق، من اسمه ادريس dan lain lainnya lalu dilanjutkan Bab Al Ba’ ( باب الباء ) yang meliputi من اسمه بشر، من اسمه بكر، مت اسمه بشران، من اسمه بجير dan seterusnya. Kemudian dilanjutkan Bab Al Ta’ ( باب التاء ) dan diakhiri pada Bab Al Ya’ ( باب الياء ) yang meliputi من اسمه يعقوب dan lain-lainnya.

Di antara kelebihan kitab Al Mu’jam Al Ausath adalah Pertama, isi kitab ini banyak memuat hadist shahih meskipun ada juga didapatkan di dalamnya hadits dha’if (lemah) dan maudhu’ (palsu). Kedua, kitab Al Mu’jam Al Ausat adalah salah satu kitab induk yang dapat digunakan sebagai rujukan dalam mentakhrij sebuah hadist. Ketiga, sistematika penulisannya membantu mempermudah dalam pencarian hadist berdasarkan sanad atau perawinya. Keempat, kitab Al Mu’jam Al Ausath karena ditulis menurut nama-nama guru dari imam al Thabrani, maka kitab ini sekaligus mengabarkan tentang nama-nama guru dari imam al Tabhrani.

Adapun salah satu contoh dari hadist yang terdapat di dalam kitab Al Mu’jam Al Ausath imam al Thabrani adalah sebgai berikut : حدثنا محمد بن عباس حدثنا محمد بن حرب عن نشي حدثنا ابو سفيان الحميرى ثنا الضحاك بن حمرة عن يزيد بن خمير عن انس بن مالك قال قال رسول الله ص عرضت علي الايام فعرض علي فيها يوم الجمعة فاءذا هي كالمراة حسناء و اذا في وصتها نكتة سوداء فقلت ما هذا ؟ قيل الساعة لم يرو هذا الحديث عن يزيد بن خمير الا الضحاق بن حمرة تفرد به ابو سفبان الحميري.

Artinya, telah menceritakan kepada kami Muhammad Bin Abbas telah menceritakan kepada kami Muhammad Bin Harb dari Nasyai telah menceritakan kepada kami Abu Sufyan al Humairi telah menceritakan kepada kami al Dhahhak Bin Humrah dari Yazid Bin Khumair dari Anas Bin Malik ia berkata telah bersabda Rasulullah Saw diperlihatkan hari-hari kepadaku. Diperlihatkan juga hari Jum’at. Maka Ia seperti cermin yang cemerlang dan ditengah tengahnya terdapat bintik hitam. Akupun bertanya apa ini ? Dijawab oleh Nabi Saw hari kiamat.

Hadist ini tidak diriwayatkan dari Yazid Bin Khumair, kecuali oleh al Dhahhak Bin Humrah. Adapun Abu Sufyan al Humairi menyendirikannya. Selanjutnya perlu dijelaskan tentang siapa imam al Thabrani. Imam al Thabrani memiliki nama lengkap imam Abu al Qasim Sulaiman Bin Ahmad Bin Ayyub al Syami al Lakhmiy al Thabrani yang masyhur dengan sebutan imam al Thabrani. Imam al Thabrani dilahirkan di kota Akka pada bulan Shafar tahun 260 Hijriah dan wafat di Isfahan pada tanggal 28 dzulqa’dah tahun 360 Hijriah dalam usia 100 tahun sepuluh bulan. Kemudian, jenazah Imam al Thabrani dimakamkan di samping makam Hamamah al Dausi, salah seorang sahabat Nabi Saw.

Leluhur Imam al Thabrani berasal dari kabilah Lukham salah satu suku di Yaman yang bermigrasi ke kota Quds – Palestina dan akhirnya menetap di kota tersebut. Dalam rangka mencari dan menyebarkan ilmunya, imam al Thabrani menempuh perjalanan panjang ke berbagai wilayah, di antaranya adalah ke Palestina, Syiria, Qaisariyah, Hijaz, Yaman, Mesir, Irak, Iran, Semenanjung Saudi Arabia, Afghanistan, dan lain-lainnya.

Pengembaraan ilmiah mengunjungi banyak wilayah dalam rangka pencarian ilmu dan menyebarkan ilmu tersebut, dilakukan oleh imam al Thabrani selama 10 tahun terus menerus tanpa henti. Imam al Thabrani dikenal sebagai ulama ahli hadist yang produktif.

Beberapa karya ilmiah imam al Thabrani di antaranya adalah kitab Musnad Al Asy’ari, kitab Musnad Al Syamiyyin, kitab Al Nawadir, kitab Musnad Abi Hurairah, kitab Musnad ‘Aisyah, kitab Dalail Al Nubuwah, kitab Al Raddu ‘Ala Mu’tazilah, kitab Ahadits Al Zuhri ‘An Anas, kitab Al Sunnah, kitab Al Manasik, kitab Manaqib Al Ahmad, kitab Al Asyribah, kitab Al ‘Ilmu, kitab Al Hadits Munkadir ‘Ala Rasul, kitab Hadits Syaiban, kitab Ma’rifat Al Shahabah, dan puncak karya ilmiahnya adalah kitab Al Mu’jam Al Kabir, kitab Al Mu’jam Al Ausath, dan kitab Al Mu’jam Al Shaghir.

Sebagai seorang ulama besar ahli hadits, tentunya imam al Thabrani memiliki banyak guru dan murid. Di antara guru-guru imam al Thabrani yang terkenal adalah imam Hastim Bin Mursi al Thabrani, imam Ahmad Ibn Mas’ud al Khayyar, Idris Bin Ja’far, Yahya Bin Abi Ayyub al ‘Allaq, Ishak Bin Ibrahim al Dabiri, Hafshah Bin Umar, Miqdam Bin Daud al Ru’yani, Ali al Baghawi, Amru Bin Tsaur, Ahmad Bin Abdillah al Lihyani, Ahmad Bin Ibrahim al Busri, Abdullah Bin Muhammad Bin Sa’id Bin Abi Maryam, dan Ahmad Bin Ishaq Bin Ibrahim al Asja’i.

Adapun ulama-ulama besar yang pernah menjadi muridnya antara lain adalah imam Ibnu Mandah, imam Abu Bakar Bin Abi Ali, imam Muhammad Bin Ahmad al Jarudi, imam Ibnu Mardawaih, imam Abu Sa’id al Naqqas, imam Ahmad Ibn Abdurrahman al Azdi, dan lain-lainnya.

Selanjutnya berkaitan dengan pandangan ulama tentang imam al Thabrani sangat positif. Misalnya, Imam al Hafidz Abu al Abbas Ibn Manshur al Syiradzi mengatakan bahwa imam al Thabrani adalah ulama perawi hadits yang tsiqah (terpercaya). Imam Abu Bakar Bin Abi Ali mengatakan bahwa imam al Thabrani adalah ulama terkemuka dalam hal ilmu terutama dalam bidang hadist, meskipun diakhir hayatnya imam al Thabrani mengalami kebutaan, karena terlalu banyak membaca dan menulis sert adanya penyakit pada matanya.

Menurut Syekh Sulaiman Bin Ibrahim, imam al Thabrani adalah penghafal hadist handal yang hafal 40.000 buah hadist. Menurut imam Abu Abdillah Ibn Mandah bahwa imam al Thabrani adalah salah satu ulama yang sangat terkenal akan kemampuan hafalan hadistnya. Imam al Thabrani telah memberikan sumbangsih besar dalam hal ilmu, terutama dalam bidang hadist.

Oleh karena itu, imam al Thabrani sangat layak untuk diapresiasi. Semoga Allah Swt memberikan pahala yang berlimpah atas semua ilmu yang telah diberikan oleh imam al Thabrani kepada umat dan dunia Islam. Aamiin Ya Rabbal’alamiin. Wallahu’alam.

Penulis adalah Dosen Hadist Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa


Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *