Amal Kita Diterima Allah SWT?

  • Bagikan

Oleh Alexander Zulkarnaen

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amalan yang diterima” (HR. al-Baihaqi)

Dalam Hadis riwayat Imam Tirmidzi dan Imam Ahmad, Rasulullah SAW menjelaskan maksud QS. Al Mu’minun ayat 60 yang ditanyakan Aisyah ra, “Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dalam ayat “Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut” adalah orang yang berzina, mencuri dan meminum khamar?”

Nabi SAW lantas menjawab, “Wahai putri Ash Shidiq, yang dimaksud dalam ayat tersebut bukanlah seperti itu. Maksud ayat tersebut adalah orang yang berpuasa, bersedekah dan orang yang shalat, namun ia khawatir amalannya tidak diterima.”

Sejatinya, orang beriman itu ketika selesai beramal akan muncul di hatinya kekhawatiran, apakah amalnya diterima Allah atau justru ditolak. Kondisi inilah yang diceritakan Abdul Aziz bin Abi Rawad, seorang ulama di kalangan Tabi’ut tabi’in ketika beliau menyaksikan para ulama Tabi’in.

Beliau menuturkan, “Aku menjumpai para ulama, mereka bersungguh-sungguh dalam beramal saleh. Selesai beramal, timbul keresahan dari diri mereka, apakah amalnya diterima ataukah tidak?”

Bahkan ketakutan mereka akan tidak diterimanya sebuah amalan lebih terasa berat ketimbang mengerjakan amal ibadah tersebut. Malik bin Dinar, seorang ulama tabi’in pernah mengatakan, “Perasaan takut amalnya tidak diterima, lebih berat dibandingkan amal itu sendiri.”

Karenanya, sangat wajar Ali bin Abi Thalib, Sang Babul ‘Ilmi (gerbang ilmu pengetahuan) menasihati untuk lebih memperhatikan agar ibadah yang kita kerjakan diterima Allah SWT. “Hendaklah kalian lebih memperhatikan bagaimana agar amalan kalian diterima dari pada hanya sekadar beramal. Tidakkah kalian menyimak firman Allah dalam QS. Al Maidah ayat 27, “Sesungguhnya Allah hanya menerima amalan dari orang yang bertaqwa” (Lathaiful Ma’arif).

Pertanyaannya, bagaimana caranya agar amal kita diterima Allah SWT? Selain memastikan amal itu ikhlash (murni karena Allah) dan ittiba’ (benar sesuai petunjuk Rasul) sebagai konklusi dari makna syahadatain, doa agar Allah terima amal kita jangan sampai dilupakan.

Inilah salah satu yang dipinta Rasul setiap usai shalat shubuh, “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amalan yang diterima” (HR. al-Baihaqi).

Bahkan, dalam konteks Ramadhan sebagai episentrum ketaatan, para Salafushshalih hanya meminta kepada Allah selama enam bulan pasca Ramadhan agar diterima amal mereka. Mu’alla bin Al Fadhil, seorang ulama Tabi’ut tabiin mengisahkan:

Dulu para sahabat, selama enam bulan sebelum datang Ramadhan, mereka berdoa agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan. Kemudian, selama enam bulan sesudah Ramadhan, mereka berdoa agar Allah menerima amal mereka selama bulan Ramadhan.”

Karenanya, kalimat yang tepat diutarakan dan doa yang relevan dilantunkan saat tiba bulan Syawal adalah Taqobbalallahu minna waminkum (Semoga Allah terima amal kami dan amal kamu).

Selanjutnya, meski hanya Allah Yang Mahatahu apakah amal kita diterima atau tidak, setidaknya kita diberitahu indikasi amalan itu diterima Allah SWT. Di antaranya, doa kita dikabulkan.

Hadis tentang tiga orang yang terjebak dalam gua dan mereka masing-masing berdoa dengan wasilah amal ibadah yang pernah dikerjakan dan ternyata doa mereka terkabul merupakan tanda amalnya diterima.

Begitu pula dengan adanya taufiq untuk melakukan amal saleh berikutnya juga bagian dari tanda amal itu diterima Allah Azza wa Jalla. Ibnu Rajab berkata: “Balasan dari amalan kebaikan adalah amalan kebaikan selanjutnya. Barangsiapa melaksanakan kebaikan lalu dia melanjutkan dengan kebaikan lainnya, maka itu adalah tanda diterimanya amalan yang pertama. Begitu pula barangsiapa yang melaksanakan kebaikan lalu malah dilanjutkan dengan amalan kejelekan, maka ini adalah tanda tertolaknya atau tidak diterimanya amalan kebaikan yang telah dilakukan.” Allahua’lam bishshawab.

(Guru SMAN 2 Medan Ketua Deputi Humas Ikadi Sumut, Wakil Ketua Majelis Dakwah PW Al Washliyah Sumut)

  • Bagikan