Scroll Untuk Membaca

Aceh

Warga Ragukan Kualitas Proyek Jalan Berbiaya Tujuh Miliar Rupiah

Salah satu lokasi penyiraman kerikil badan jalan ruas Peranginan - Lawe Harum berbiaya Rp7 M lebih yang terbilang tipis.Waspada/Seh Muhammad Amin
Salah satu lokasi penyiraman kerikil badan jalan ruas Peranginan - Lawe Harum berbiaya Rp7 M lebih yang terbilang tipis.Waspada/Seh Muhammad Amin

KUTACANE (Waspada): Warga di dua kecamatan meragukan kualitas proyek siluman ruas jalan Peranginan – Lawe Harum tahun 2023, yang disebut-sebut berbiaya Rp7 miliar lebih dan menghubungkan 2 kute pada dua kecamatan berbeda.

Pasalnya, selain tanpa papan nama proyek, kegiatan pengerasan badan jalan dan pengaspalan yang berlokasi di pinggiran bukit dan di daerah sepi penduduk tersebut, jauh dari keramaian dan sering luput dari perhatian publik.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Warga Ragukan Kualitas Proyek Jalan Berbiaya Tujuh Miliar Rupiah

IKLAN

Informasi diterima Waspada.id dari berbagai sumber menyebutkan, proyek peningkatan rekontruksi jalan Peranginan- Lawe Harum tahun 2023 tersebut, menelan biaya Rp7,9 miliar lebih, sedangkan panjang ruas jalan yang menghubungkan kecamatan Badar dan Deleng Pokhkisen tersebut mencapai 3 km.

Sebenarnya, ujar sumber itu lagi, jalan Lawe Harum -Peranginan tersebut merupakan jalur yang sangat vital bagi warga dua kute, terutama untuk mengangkut hasil perkebunan berupa kakao, durian, salak serta beberapa hasil perkebunan lainnya.

Karena itu, warga dua kecamatan sangat berharap pihak rekanan dan PPK maupun PPTK menjaga kualitasi proyek jalan Peranginan – Lawe Harum tersebut, agar jalan penghubung dua kecamatan yang melewati daerah pegunungan itu bisa dipergunakan warga dalam jangka wakyu yang lama.

Namun sayangnya, sambung Samsu, warga Kutacane lainnya, jika melihat start awal pekerjaan dan cara kerja pihak rekanan, banyak warga yang meragukan kualitas jalan yang tanpa papan nama tersebut, karena sejak awal memang proyek jalan itu terkesan ditutup-tutupi.

Buktinya, sampai saat sama sekali tak terlihat satupun papan nama proyek yang terbilang besar tersebut, bahkan terkesan seperti proyek siluman, sebab itu wajar jika warga meragukan kualitas proyek tersebut.

Lihat saja pada beberapa titik ruas jalan Peranginan – Lawe Harum tersebut, lapisan kerikil yang disiramkan rekanan pada proyek yang disebut-sebut dikerjakan CV Muftia, sangat tipis kendati sebagian lokasi proyek berada pada daerah perbukitan.

Selain jalan Peranginan – Lawe Harum, ada lagi proyek rekontruksi jalan Lawe Harum – Salang Baru dengan biaya sebesar Rp3 miliar yang dikerjakan CV Maha Karya Bersama. Namun, proyek yang pekerjanya banyak memakai tenaga dari PT.GFM tersebut, juga tak memasang papan nama proyek.

Rajaman, salah seorang personel GFM Kutacane kepada Waspada.id pekan lalu, membenarkan jika proyek ruas jalan Peranginan – Lawe Harum dan Lawe Harum – Salang Baru dikerjakan dua perusahaan berbeda. Namun, Rajaman enggan menyebutkan nama perusahaan pelaksana proyek bernilai Rp7,9 M dan proyek senilai Rp3 M lebih tersebut.(b16/cseh).

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE