LHOKSEUMAWE (Waspada): Sejumlah warga mempertanyakan berbagai permasalahan pendengaran, pada peringatan World Hearing Day 2023 di RSUD Cut Mutia, Jumat (3/3). Kegiatan edukasi dan promosi kesehatan diselenggarakan menyambut hari pendengaran sedunia.
Permasalahan telinga berair, kotoran telinga mengeras, pendengaran terganggu dan berbagai permasalahan lain, dikeluhkan warga pada kegiatan hari pendengaran sedunia di depan ruang Tunggu Poliklinik THT RSUD Cut Mutia.
Warga antusias mendengarkan berbagai petunjuk yang disampaika dokter spesialis THT, Dr dr Indra Zachreini, Sp.THT-KL (K) dan dr. Fahrizal, Sp.THT-KL (K) . Edukasi dan Promosi kesehatan itu ikut dihadiri Direktur Rumah Sakit dr. Baihaqi dan Humas RSUD Cut Meutia dr. Harry Laksamana, serta sejumlah perawat rumah sakit.
Dr. Fahrizal dalam kesempatan itu ikut menjelaskan berbagai permasalahan telinga. Peringatan hari Pendengaran sedunia tahun ini, bertemakan “Pendengaran untuk semua, Mari Kita Wujudkan”. “Temanya kali ini, Hearing for All, Let’s Make It a Reality,” tegas Fahrizal.
Dia juga menjelaskan, program dari WHO dan Komisi Pendengaran Gangguan Pendengaran dan Ketulian, terdapat lima penyebab penyakit. Yaitu, congek, tuli sejak lahir, tuli akibat bising, prebiakusis (tuli pada orang tua) dan serumen (kotoran telinga).
Selain itu, dr Fahrizal juga menyampaikan berbagai upaya menghindari permasalahan pendengaran. Seperti, hindari makan beminyak, berpengawet, dan makanan dingin (es). Selain itu, menjaga telinga jangan sering berdebu dan usahakan tetap kering.
Kepada warga juga diminta agar, tidak dikorek telinga yang kotorannya mengeras. “Kotoran telinga keras, jangan dikorek,” jelasnya.
Selain itu, pada peringatan Hari Pendengaran Sedunia juga digelar sejumlah kegiatan di luar rumah sakit. Diantaranya, edukasi bahaya penggunaan headset di SMKN-2 Lhokseumawe, edukasi kesehatan dan bersih bersih telinga di SLB Aneuk Nanggroe dan Talk Show kesehatan pendengaran di RRI Lhokseumawe.(b08)