Scroll Untuk Membaca

Aceh

Warga Kecamatan Leuser Aceh Tenggara Rawan Pendangkalan Akidah

KUTACANE (Waspada): Sedikitnya seribuan jiwa warga  yang berdomisili di Kecamatan Leuser, wilayah bagian paling selatan Aceh Tenggara, mengaku cemas dan resah akibat ancaman pendangkalan akidah terhadap generasi muda.
Pasalnya, selain sangat minim pengetahuan dan fasilitas tentang Agama Islam, warga yang berdomisli di Kecamatan Leuser, terutama yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Karo tersebut, sama sekali tak memiliki guru agama Islam, terutama dai perbatasan.
Padahal, ujar Hamdan, kehadiran dai perbatasan pada beberapa desa di wilayah Kecamatan Leuser, terutama di wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Karo dan Dairi tersebut, untuk mengajari warga yang umumnya sangat minim pengetahuan tentang Agama Islam.
Apalagi pada beberapa desa, dari total 23 desa yang ada di kecamatan yang terletak di dataran tinggi dan pegunungan tersebut, penduduknya banyak juga mualaf yang masih sangat membutuhkan bimbingan dan pembekalan Ilmu Agama Islam, namun kebutuhan tersebut tampaknya masih sebatas mimpi.
Yang lebih memprihatinkan lagi, sudah tak ada dai perbatasan dan Ustadz yang ahli di bidang agama Islam, hampir dua puluhan anak usia sekolah tingkat SMP dari Desa (Kute) Gunung Pakpak Kecamatan Leuser, harus menempuh pendidikan di sekolah Kristen Room Khatolik di Desa Pintu Angin Kecamatan Lau Baleng, Kabupaten Karo.
Bahkan dengan alasan keseragaman dan pluralisme, siswi beragama Islam di SMP RK Pintu Angin tak dibolehkan menggunakan jilbab alias berhijab, demikian juga dengan materi pendidikan mata pelajaran Agama Islam, bahkan semua siswa sebelum memulai pelajaran, terlebih dahulu harus berdoa dengan cara Khatolik.
“Kami di Gunung Pakpak ini serba salah, menyekolahkan anak tingkat SMP di desa kami, sekolahnya tak ada, menyekolahkan anak ke desa tetangga di Pintu Kecamatan Lau Baleng, Karo, aqidah anak kami jadi taruhannya,” sambung warga Gunung Pakpak lainnya.
"Meskipun jalan yang dilewati anak kami menuju sekolah di Pintu Angin penuh resiko karena dipenuhi tanjakan, jalan berlubang dan berlumpur, namun jarak tempuhnya masih terbilang dekat, bila dibandingkan siswa harus bersekolah ke SMPN satu a,tap di dekat Desa Kane Mende yang berjarak puluhan kilometer dari Desa Gunung Pakpak," sebut warga.
"Sebenarnya, bila ada SMP lain yang dekat dengan Desa Gunung Pakpak, kami ingin menyekolahkan anak kami di wilayah Kecamatan Leuser, namun sayangnya tak ada sekolah SMP terdekat dari Desa Gunung Pakpak, karena itu, kami ingin pihak dinas dari kabupaten memperhatikan kondisi dan nasib siswa SMP dari desa kami yang bersekolah di SMP RK di Desa Pintu Angin," ujarnya.
Selain menyinggung nasib siswa SMP yang rawan terjadinya pendangkalana Aqidah, warga Gunung Pakpak juga berharap, agar Pemerintah Provinsi Aceh melalui Dinas Syariat Islam Aceh, menempatkan dai perbatasan di Desa Gunung Pakpak dan beberapa desa lainnya yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Dairi seperti Desa Naga Timbul, Ukhat Peseluk Sade Ate serta beberapa desa lainnya yang sangat membutuhkan bimbingan agama Islam.
Kadis Syari’at Islam Aceh Tenggara, M.Iqbal Selian, S.Ag kepada Waspada, Senin (28/3) mengatakan, untuk tahun 2022 sedikitnya ada 43 orang personil dai perbatasan yang ditempatkan pemerintah Aceh ke Kabupaten Aceh Tenggara,sedangkan yang ditugaskan di Kecamatan Leuser hanya di Desa Bukit Meriah, Bukit Bintang Indah, Tanjung Sari, Bintang Alga Musara dan Kane Mende.
Sedangkan 38 dai perbatasan lainnya, ditugaskan di Kecamatan Babul Makmur, Babul Rahmah, Lawe Sigalagala, Semadam, Bukit Tusam, Lawe Bulan, Lawe Sumur dan di beberapa kecamatan lainnya, sementara untuk dai perbatasan di Desa Gunung Pakpak yang sangat dibutuhkan masyarakat, secepatnya akan ditempatkan pihak Dinas SI Aceh ke desa tersebut.
Bupati H.Raidin Pinim kepada Waspada, Senin (28/3) menanggapi puluhan siswa muslim dan muslimah dari Desa Gunung Pakpak Kecamatan Leuser yang harus bersekolah di Rom Khatolik Desa Pintu Angin mengatakan, Selasa (29/3) memerintahkan Kadis Pendidikan dan kebudayaan Aceh Tenggara, turun ke Gunung Pakpak utnuk melihat langung kondisi siswa SMP yang bersekolah di Desa Pintu Angin tersebut.
“Kita masih menunggu hasil laporan Kadis Dikbud yang nantinya akan turun ke lokasi, apakah nanti siswa tersebut kita sekolahkan di Islamic Center Lawe Pakam Desa Pintu Alas atau di sekolah lainnya beserta dengan pemondokan yang dibiayai daerah, kita tunggu saja laporan kadisnya nanti,” ujar Bupati H.Raidin Pinim.(b16)
Warga Kecamatan Leuser Aceh Tenggara Rawan Pendangkalan Akidah

Desa Gunung Pakpak Kecamatan Leuser Aceh Tenggara yang sangat membutuhkan dai perbatasan dan sarana pendidikan SMP, sebagai upaya untuk mencegah terjadinya pendangkalan akidah. Waspada/Ist

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE