KUTACANE (Waspada): Warga yang kerap melintasi wilayah tengah Aceh meminta BPJN Aceh segera memperbaiki jalan nasional yang amblas.
Pasalnya, akibat amblasnya badan jalan sepanjang ratusan meter terkena abrasi Sungai Alas, badan jalan nasional di wilayah Jongar Raya Kecamatan Ketambe semakin mengecil dan menyempit.
M. Yusuf, salah seorang sopir Mopen lintas Kutacane- Blangkajeren- Takengon- Bireuen- Banda Aceh, mengeluh dan merasa was-was akibat semakin menyempitnya badan jalan nasional ruas batas Aceh Tenggara- Kutacane tersebut.
Kondisi yang membahayakan dan rawan terjadinya kecelakaan tunggal tersebut, lebih terasa lagi pada malam hari menyusul gelap gulita jalan di sekitar lokasi. Bahkan, kondisi riskan dan ancaman terjadinya laka lantas tersebut semakin membahayakan ketika wilayah hulu sungai diguyur hujan deras dan bertambahnya debit Sungai Alas yang senantiasa bisa menyebabkan badan jalan nasional yang tersisa amblas karena abrasi.
Sebab itu, sebelum menimbulkan korban jiwa dan korban luka akibat terjun bebasnya kenderaan bermotor ke dalam sungai di jalan sempit itu, Yusuf dan pengguna jalan lainnya meminta agar ruas jalan nasional yang sebagiannya telah amblas ke dasar sungai Alas tersebut segera diperbaiki. “Jalan lintas tengah Aceh ini merupakan jalur yang sangat penting bagi warga Aceh, apalagi lewat jalur ini bisa menghubungkan Kutacane dan Blangkejeren menuju Abdya, Takengon, Bireuen, Lhokseumawe dan Blangkejeren menuju Lokop dan Idi Peureulak Aceh Timur,” sambung pengguna jalan lainnya.
PPK jalan nasional ruas Batas Gayo Lues- Aceh Tenggara-Kutacane, Jaya Yuliadi ST kepada Waspada.id, Jumat (24/5) mengatakan, rencananya badan jalan nasional tersebut, akan dipasangi tanggul pakai blok beton dan beronjong. Namun, saat ini terkendala dengan debit air, apalagi cover dam baru-batu ini hanyut, sehingga pekerjaan terhenti sementara.

“Kita dan penyedia sedang mengupayakan agar lalu lintas tidak terputus dengan pengalihan jalan sementara dan proteksi sementara dengan blok beton badan jalan yang tersisa. Selain itu, PPK juga akan melakukan pekerjaan cover dam kembali, doakan semoga arus sungai normal dan pekerjaan berjalan lancar,” sebutnya.
Pascabanjir dan banjir bandang yang menerjang wilayah Aceh Tenggara medio Desember hingga Januari 2023 lalu, sejumlah infrastruktur rusak. Di antaranya jalan dan jembatan dengan status jalan nasional, yang menghambat arus lalu lintas sehingga perlu penangganan segera. Untuk tahun 2024 drainase, jalan dan jembatan yang tersumbat dan rusak, sebagian pengerjaannya telah terselesaikan dan sebagian titik sedang proses pengerjaan.
Dijelaskannya, memperbaiki kerusakan – kerusakan pada badan jalan terutama pada lapisan perkerasan dengan penutup aspal. Kerusakan dimaksud adalah kerusakan seperti adanya lubang, diakuimya saluran parit jalan yang tersumbat longsoran tertahan di rumah warga terkadang pihaknya mengalami kesulitan membersihkannya.
Yuliadi lanjut mengatakan, jembatan di Kuning 1, Aceh Tenggara, saat ini, sedang dalam proses pengusulan. “Jika tidak ada perubahan, secepatnya akan dilaksanakan koordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat. Alhamdulillah, walaupun perbaikan beberapa titik drainase saat ini hanya menggunakan biaya anggaran rutin, namun kami tetap berupaya agar dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat pengguna Jalan Nasional pada umumnya dan masyarakat Desa Kuning I khususnya. Dan kami sebagai pelaksana mohon doa dan dukungan dari masyarakat untuk terus bisa bekerja profesional sesuai tugas dan tanggung jawab. Kemudian kami juga menyadari masih banyak kekurangan dalam menjalankan, dan kamipun tetap berharap masukan saran yang positif,” tambahnya.
Sementara kalangan masyarakat khususnya yang berdomisili di wilayah Gampong (Desa) Kuning I Kecamatan Bambel mengucapkan terima kasih kepada BPJN Aceh.
Warga setempat juga menyampaikan bahwa perbaikan beberapa titik lokasi drainase tersebut juga tidak terlepas dari dukungan Pemerintah Desa Kuning I, karena sudah memperjuangkan lewat usulan resmi secara tertulis. “Setidaknya dengan adanya perbaikan dan pembuatan drainase yang baru itu, dapat meminimalisir dampak negatif terhadap banjir ke depannya. Dengan selesainya dikerjakan dan dibangunnya derainase itu kini akses aliran air menjadi lebih lancar dan pemukiman penduduk terhindar dari banjir.
Sebagiamana yang disampaikan Zul, salah seorang tokoh pemuda setempat yang juga berharap kepada PPK BPJN Aceh, bukan hanya perbaikan drainase, akan tetapi untuk menghindari ancaman banjir yang kerap melanda Desa Kuning I.
Dia juga meminta perhatian BPJN Aceh untuk secepatnya meninggikan badan Jembatan Desa Kuning I Jalan Lintas Kutacane-Medan di Kecamatan Bambel. Karena kondisinya sudah terlalu rendah, saat hujan banyak material dan kayu menumpuk di jembatan membuat tersumbat dan sering mengalami genangan banjir. Hal ini merupakan faktor utama banjir yang terjadi selama ini.
Zul bersama warga Desa Kuning 1, berharap secepatnya bisa perbaiki jembatan itu. Karena Jembatan yang berada di Desa Kuning 1, Kecamatan Bambel saat ini, tidak lagi sesuai dengan debit air sungai Lawe Tuban lantaran sudah sangat dangkal sekali dan kedalaman aliran sungai tidak lagi sesuai. “Sekali lagi kami sangat berharap jembatan milik BPJN Provinsi Aceh itu untuk dilakukan renovasi terutama pada sisi badan jembatan. Jika jembatan lebih tinggi lagi maka akan dapat mengurangi genangan air dan banjir, tidak lagi mengancam rumah penduduk,” tutupnya.(cseh-b16)
Teks Foto:
Teks Foto: