Scroll Untuk Membaca

Aceh

Wanita Korban KDRT Dan Human Trafficking Di Malaysia Tiba Di Aceh

Kecil Besar
14px

IDI (Waspada): Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dilakukan suaminya saat berada di Malaysia dan korban human trafficking, akhirnya tiba di Aceh, Rabu (29/6) sekira pukul 06:00. Serah terima korban dengan pihak keluarga diwarnai isak tangis di Kantor SUBA Aceh Timur di Idi Cut, Aceh Timur.

Korban berinisial N, 24, asal Kecamatan Peureulak, Aceh Timur. Biaya pemulangan korban N dibantu dan ditanggung sepenuhnya oleh masyarakat Aceh, yang tergabung dalam Persatuan Masyarakat Aceh Kajang (Permaka) di Malaysia. Sementara pengurusan administrasi di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia, dibantu Community Bireuen Bersatu bersama Solidaritas Ummah Ban Sigom Aceh (SUBA).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Wanita Korban KDRT Dan Human Trafficking Di Malaysia Tiba Di Aceh

IKLAN

Kedatangan N sebagai korban KDRT bersama korban W yang diduga sebagai human trafficking asal Pidie, juga disambut dan difasilitasi Tim Adat Aceh (TAA) Cang Panah Sumatera Utara di Bandara Kualanamu Medan, Selasa (28/6) malam.

“Kami apresiasi semua pihak yang terlibat dalam pemulangan N asal Aceh Timur dan W dari Pidie, baik pengurus Permaka di Kajang, Komunitas Bireuen Bersatu, TAA Cang Panah Sumut, dan pengurus SUBA di Aceh Timur, sehingga pemulangan berjalan lancar,” ujar Ketua SUBA Pusat, Tgk Bukhari Ibrahim.

Pemulangan kedua N selaku korban KDRT, tidak terlepas juga dari bantuan Tgk Thahir Hasan dan selaku Ketua Permaka dan Tgk Mukhtar Abdullah selaku Ketua Pelaksana. Begitu juga dengan Tgk Haikal dari Persatuan Bireuen Bersatu, dalam mengurus dokumen kepulangan di KBRI.

Setelah tiba di Bandara Kualanamu Medan, N juga dibantu biaya pemulangan hingga ke rumahnya di Peureulak (Aceh Timur) oleh Ketua DPRK Pidie, Mahfudin. “Bersama dengan dipulangkannya N, Ketua DPRK Pidie, Mahfudin, juga ikut menjemput korban human trafficking yakni W, sehingga N dan W sama-sama dibawa pulang hingga ke kampung halamannya masing-masing,” timpa Bukhari.

Kepulangan N dan W diakuinya menjadi sorotan publik, karena keduanya sempat viral saat pertama kali ditemukan di Malaysia. Bahkan pihak keluarga menganggap keduanya sudah tiada. “Bertahun-tahun keduanya putus komunikasi dengan pihak keluarga. Meskipun kasusnya berbeda, namun keduanya sama-sama mengalami gangguan mental, bahkan W mengalami penyiksaan berat dari majikan hingga giginya rontok,” imbuh Bukhari.

Ibu N, Rubiah Ahmad, dalam kesempatan itu berterima kasih untuk semua pihak yang sudah membantu pemulangan anaknya, terutama warga Aceh yang tergabung dalam Permaka, Komunitas Bireuen Bersatu, SUBA, TAA Cang Panah Sumut, dan Mahfuddin (Ketua DPRK Pidie).

“Semua usaha dan kebaikan yang sudah bapak/teungku/ummi berikan untuk anak pertama kami ini semoga mendapat balasan dari Allah SWT,” ujar Rubiah Ahmad, seraya bersyukur atas hidayah-Nya, sehingga masih dipertemukan dengan anaknya yang hilang kontak sejak 2016 lalu saat merantau ke Malaysia.

Sejumlah pengurus SUBA Aceh Timur hadir saat penyerahan N ke keluarganya, seperti Tgk Zulkifli, Tgk H Muhammad Yusan Pulo Baro, Tgk Ihsan Jungka Gajah, Tgk Muhammad Danil Matang Pineung, dan beberapa lainnya. (b11).

Teks Foto: Ketua Pelaksana Permaka Kajang, Tgk Mukhtar Abdullah (kiri) bersama Haikal dari Community Bireuen Bersatu (kanan) saat menjemput dan memulangkan W (korban KDRT—red) dari Malaysia ke Aceh, Selasa (28/6). Waspada/Ist.

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE