SIGLI (Waspada): Ribuan hektare sawah di Kabupaten Pidie terlantar tidak dapat ditanami padi akibat Waduk Rajui mengalami kekeringan selama beberapa bulan terakhir ini.
Kondisi ini menyebabkan para petani di kawasan Kecamatan Padang Tiji, Grong-grong dan Bate tidak dapat membajak sawahnya untuk menanam padi karena tanah di sawah-sawah mereka ikut mengering dan keras.
“Kami tidak bisa berbuat apa-apa. Ya, pasrah saja tidak bisa mengolah lahan. Meskipun ada sebagian petani yang sudah duluan mengolah lahan dan menanam padinya, mereka juga pasrah membiarkan tanaman padinya kering tidak ada air,” kata Usman, 35, salah seorang petani di kawasan Gogo, Padang Tiji, Kabupaten Pidie.
Dengan mengeringnya waduk Rajui tersebut, mengakibatkan ratusan hektare tanaman pangan terancam gagal panen. Sedangkan, sebagian lahan lainnya yang berada di bawah irigasi waduk tersebut dibiarkan tanpa tanaman.

Beberapa petani lainnya yang berdomisili di Kecamatan Padang Tiji mengungkapkan, mengeringnya waduk Rajui diduga sengaja dikuras karena sedang ada proyek perbaikan pada dinding tebing waduk yang bocor dan amblas.
“Informasinya, saat ini waduk itu sedang dalam tahap perbaikan. Lagi ada proyek di lokasi karena waduk amblas dan bocor,” kata beberapa warga setempat.
Pantauawan Waspada.id, di lokasi Waduk Rajui, Selasa (13/8) terlihat beberapa orang di bagian Selatan sedang berada di bawah tenda yang dibangun darurat.
Sejumlah kendaraan alat berat keluar masuk waduk tersebut mengangkut material. Pun begitu, di lokasi tersebut tidak terpasang plang nama proyek yang sedang dikerjakan. Kondisi waduk terlihat kering.
Kabid Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Pidie, Muntahar, ST, kepada Waspada.id menegaskan, terkait adanya proyek di lokasi waduk Rajui, Kecamatan Padang Tiji, pihaknya tidak mendapat laporan.
Menurut dia, karena waduk tersebut di bawah kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BWS) Sumatera 1, maka itu dikerjakan tanpa adanya pemberitahuan. Pun begitu dia menjelaskan, waduk berkapasitas maksimum 2,726 m3/det, minimum = 0,127 m3/det kering karena curah hujan selama ini di daerah itu sangat berkurang, berdampak kurangnya debit air di sungai dan waduk. (b06)