ACEH BESAR (Waspada): Beberapa keistimewaan bulan Sya’ban, misalnya diangkatnya amal ibadah manusia oleh malaikat kepada Allah SWT. Para ulama menjelaskan, yang diangkat adalah amal-amal yang dilakukan selama setahun terakhir. Hal ini menunjukkan betapa mulianya bulan Sya’ban.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: “Aku ingin ketika amal ibadahku diangkat oleh malaikat menuju Allah SWT, aku dalam keadaan berpuasa.”
Hadits ini mengajarkan kepada kita, ketika amal ibadah diangkat, sebaiknya kita berada dalam kondisi terbaik, seperti sedang berpuasa atau melakukan ibadah lainnya.
Kasi Bimas Islam Kemenag Aceh Besar, Ustazd Dr. H. Akhyar Mohd. Ali, M.Ag (foto) menyampaikan hal itu dalam khutbah Jum’at di Masjid Al Ikhlas Ie Alang, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, Jumat (07/02/25), bertepatan 8 Sya’ban 1446 H.
“Rasulullah SAW sendiri hampir berpuasa sepanjang bulan Sya’ban, sebagai tanda kesungguhannya dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Ini menunjukkan bahwa bulan Sya’ban bukan sekadar waktu persiapan fisik, tetapi juga persiapan spiritual dalam menyambut bulan Ramadhan,” ungkapnya.
Ustazd Akhyar menjalaskan, makna ibadah di bulan Sya’ban tidak hanya terbatas pada puasa, tetapi juga mencakup persiapan ilmu yang berkaitan dengan ibadah Ramadhan. Para sahabat Rasulullah SAW, ketika memasuki bulan Rajab dan Sya’ban, meningkatkan intensitas majelis taklim, halaqah, serta pengajian di masjid dan meunasah. Mereka lebih fokus mendalami ilmu tentang puasa dan shalat sebagai bentuk persiapan menyambut bulan Ramadhan.
“Murid-murid Imam Syafi’i memiliki kebiasaan membuka kembali kitab Al-Umm khusus dalam bulan Rajab dan Sya’ban. Mereka mempelajari secara lebih mendalam masalah puasa dan shalat, sebagai bentuk kesungguhan dalam menyambut bulan suci Ramadhan,” lanjut Sekretaris PW Al Washliyah Aceh ini.
Oleh karena itu, harapnya, marilah kita menyemarakkan pengajian dan memperdalam pemahaman tentang puasa dan ibadah lainnya. Inilah yang disebut sebagai Tarhib Ramadhan, yaitu kegembiraan dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
Pada bagian lain khutbahnya, Ustazd Akhyar menjelaskan, secara bahasa, kata Sya’ban bermakna “jalan di atas gunung.”
Al-Imam Abdurrahman Ash-Shufuri menulis dalam kitabnya Nuzhatul Majalis wa Muntakhabun Nafais, setiap huruf dalam kata Sya’ban memiliki makna yang mendalam : Shin berarti Syaraf (kemuliaan), ‘Ain bermakna ‘Uluw (ketinggian), dan Ba menunjukkan Birrun (kebaikan). Makna Alif melambangkan Al-Fah (kasih sayang) dan Nun bermakna Nur (cahaya dari Allah SWT).
“Dari segi arti kata, Sya’ban merupakan bulan yang penuh kemuliaan, ketinggian, kebaikan, kasih sayang, dan cahaya Ilahi,” tegasnya.
Menurut Ustazd Akhyar, banyak di antara kita yang belum memahami secara mendalam hikmah dan keutamaan bulan Sya’ban. Akibatnya, bulan yang sangat luar biasa ini sering terabaikan. Rasulullah SAW pernah bersabda : “Itulah bulan Sya’ban, bulan yang sering dilupakan oleh banyak orang di antara bulan Rajab dan Ramadhan.”
“Semoga Allah SWT memberikan kita kemudahan untuk mengisi bulan Sya’ban dengan amal ibadah terbaik, serta mempertemukan kita dengan bulan Ramadhan dalam keadaan penuh berkah dan ampunan,” harapnya. (b02)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.