Ustadz Aiyub Rusli: Empat Bekal Menyambut Ramadhan

- Aceh
  • Bagikan
Ustadz Aiyub Rusli: Empat Bekal Menyambut Ramadhan

ACEH BESAR (Waspada): Bulan Ramadhan semakin dekat, tinggal menghitung hari hingga kita memasukinya. Ramadhan bulan penuh berkah (Ramadhan Mubarak). Lantas, bekal apa yang perlu kita persiapkan agar Ramadhan kali ini lebih baik dan lebih berkah dibanding sebelumnya, karena sesungguhnya, hakikat perintah berpuasa di bulan Ramadhan untuk menjadikan kita pribadi yang lebih bertakwa.

Guru Pesantren Dar Maryam Samahani, Ustazd Aiyub Rusli (foto), menyampaikan hal itu dalam khutbah Jum’at di Masjid Tabarru’ah Sihom, Indrapuri, Aceh Besar, Jumat (14/02/25), bertepatan dengan 15 Sya’ban 1446 H.

Ustazd Aiyub menjelaskan, empat bekal yang perlu kita persiapkan dalam menyambut bulan Ramadhan : Pertama, bergembira dan berbahagia dengan kedatangan bulan Ramadhan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan kabar gembira kepada para sahabatnya dengan datangnya bulan Ramadhan. Beliau bersabda, “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah telah mewajibkan atas kalian untuk berpuasa di dalamnya. Pada bulan itu, dibukakan pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka…” (HR. Ahmad)

“Para salafush shalih dari kalangan sahabat dan tabi’in pun sangat menantikan kedatangan bulan Ramadhan dengan penuh kebahagiaan. Maka, kebahagiaan manakah yang lebih agung dibanding berita datangnya bulan Ramadhan, momen untuk berbuat kebaikan dan meraih rahmat Allah,” ungkapnya.

Kedua, bekal ilmu. Ilmu pondasi dalam setiap amalan, termasuk ibadah di bulan Ramadhan. Tanpa ilmu, ibadah kita bisa sia-sia atau bahkan menjadi salah. Imam Bukhari dalam kitab Shahih-nya membuat sebuah bab khusus dengan judul : “Ilmu itu sebelum berbicara dan beramal.”

Umar bin Abdul Aziz berkata, “Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka ia akan lebih banyak merusak daripada memperbaiki.” (Al-Amru bil Ma’ruf, hal. 15)

“Tidak mengetahui hukum-hukum puasa bisa membuat ibadah kita sia-sia. Tidak memahami sunnah dalam berpuasa bisa membuat kita kehilangan pahala besar,” tegas Ustazd Aiyub.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memperingatkan, “Betapa banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ibnu Majah)

Agar ibadah kita diterima, selain harus ikhlas, juga harus sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hendaknya kita tidak beribadah hanya sekadar ikut-ikutan, melainkan dengan ilmu yang benar, tegas Ustazd Aiyub.

Ketiga, banyak memohon kemudahan dari Allah. Selain ilmu, kita juga harus menyadari bahwa menjalankan ibadah di bulan Ramadhan dengan baik, kita sangat membutuhkan pertolongan Allah. Jika hanya mengandalkan kekuatan diri sendiri, ibadah akan terasa berat dan sulit.

“Oleh karena itu, hendaklah kita banyak bertawakkal kepada Allah dan berdo’a agar diberikan kemudahan dalam beribadah di bulan Ramadhan,” harapnya.

Do’a yang bisa kita panjatkan di antaranya : “Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan Engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah.” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahih-nya, 3:255)

Juga do’a berikut : “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu agar mudah melakukan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran.” (HR. Tirmidzi No. 3233).

Dengan banyak berdo’a dan bergantung kepada Allah, insya Allah ibadah kita di bulan Ramadhan akan lebih ringan dan berkah, tutur Ustaz Aiyub.

Keempat, memperbanyak taubat. Bekal penting lainnya dalam menyambut Ramadhan adalah memperbanyak taubat dan istighfar. Semoga dengan bertaubat sebelum memasuki bulan Ramadhan, kita bisa lebih bersih dari dosa dan lebih siap meraih keberkahan.

Allah Ta’ala berfirman : “Dan bertaubatlah kalian semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kalian beruntung.” (QS. An-Nur : 31)

Ustazd Aiyub menambahkan penjelasan ulama tentang syarat taubat yang diterima Allah adalah meninggalkan dosa tersebut, menyesali dosa yang telah dilakukan, dan bertekad kuat tidak mengulanginya. Jika dosa tersebut berkaitan dengan hak manusia, maka harus diselesaikan atau dikembalikan. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 14:61).

Inilah yang disebut dengan taubat nashuha, taubat yang tulus dan murni. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang yang bertaubat seperti orang yang tidak memiliki dosa.” (HR. Ibnu Majah, hadits hasan).

Pada bagian lain khutbahnya, Ustazd Aiyub mengatakan, nikmat Allah ta’ala yang paling agung adalah diberikan umur panjang hidup di bulan Ramadhan, karena betapa mulia, betapa agungnya bulan Ramadhan. Kebaikan-kebaikannya Allah ta’ala lipat gandakan balasan pahalanya, sehingga orang yang telah meninggal pun berkeinginan hidup di bulan mulia ini.

Ibnu Jauzi di dalam kitabnya At-tabshirah menulis, “Demi Allah, kalau dikatakan kepada penghuni kubur, berangan-anganlah kalian, sungguh mereka berkeinginan hidup sehari saja di bulan Ramadhan”.(b02)


Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Ustadz Aiyub Rusli: Empat Bekal Menyambut Ramadhan

Ustadz Aiyub Rusli: Empat Bekal Menyambut Ramadhan

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *