IDI (Waspada): Kesulitan untuk ditarik, TNI-AL dari Posal Idi Rayeuk Lanal Lhokseumawe, akhirnya memutuskan untuk sementara memasang rambu dan tanda di lokasi terbaliknya KM Sumber Kharisma, di titik 16 mil dari Pantai Kuala Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Senin (28/2) sore.
“Untuk sementara kita pasang rambu di lokasi kapal yang terbalik ini. Jika nanti memungkinkan, maka kapal ini kita akan membantu menariknya ke Gabion, Belawan,” kata Danlanal Lhokseumawe Kolonel Marinir Dian Suryansyah, melalui Danposal Idi Rayeuk, Letda Laut (E) Mustamin, kepada Waspada, Selasa (1/3).
Sementara sembilan anak buah kapal (ABK), termasuk nahkoda dan masinis kapal saat ini sudah dipulangkan ke Belawan. “Kita apresiasi nelayan Aceh Timur, karena sudah membantu menyelamatkan para nelayan ini di laut lepas, sehingga seluruhnya selamat hingga di daratkan ke Posal Idi Rayeuk,” sebut Mustamin.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, KM Sumber Kharisma, dihantam kapal tanker di titik 28 mil dari Kuala Peureulak, Aceh Timur, Minggu (27/2) sekira pukul 05:00. Melihat lambung kapal mulai bocor, lalu nahkoda kapal memutuskan untuk membawa kapal ke darat, namun empat jam perjalanan tiba-tiba kapal terbalik dan tenggelam.
Kesembilan ABK lalu menceburkan diri ke laut. Melihat lambung kapal mengapung, lalu mereka naik ke lambung kapal untuk menyelamatkan diri. Sebagian dari nelayan mengapung dengan bertahan diatas jerigen dan penutup fiber. Selang beberapa saat, salah satu kapal nelayan Peureulak milik Hasbi melintas lokasi dan membantu mengevakuasi para nelayan dari Sumut itu.
Setelah berjalan menuju darat, lalu kapal milik Hasbi juga mengalami kerusakan, sehingga personel Posal Idi Rayeuk, dikerahkan ke lokasi membantu mengevakuasi seluruh ABK dari titik 16 mil ke Posal Idi Rayeuk, Minggu (27/2) sekira pukul 21:30.
Kesembilan nelayan asal Sumatera Utara itu yakni Maraluddin Nasution, 51 (nahkoda). Lalu, Likik, 48 (masinis). Selanjutnya, Ridwan Nasution, 32, Parluhutan Harahap, 24, Sumarsono, 62, Andi Bramuli Saragi, 23, Hotmauli Nababan, 36, Kusmayadi, 38, dan Deni Saputra, 28. Seluruh nelayan asal Belawan – Medan, Sumatera Utara. (b11/I).