Scroll Untuk Membaca

AcehPendidikan

Tiga Pemateri Nasional Pompa Semangat Guru Di Aceh Utara

Tiga Pemateri Nasional Pompa Semangat Guru Di Aceh Utara
Nia Kurniasih, S.Pd satu dari tiga pemateri nasional yang tergabung dalam Pengurus Besar PGRI Jakarta, Selasa (12/12) siang di Hotel Lido Graha memberikan materi tentang Pembelajaran Numerasi dalam Kurikulum Merdeka untuk 150 guru di Aceh Utara.Waspada/Maimun Asnawi
Kecil Besar
14px

ACEH UTARA (Waspada): Ketua PGRI Kabupaten Aceh Utara, Sarjan, S.Pd.,M.Kom.I mengundang tiga pemateri nasional dari Pengurus Besar PGRI Jakarta untuk mengisi kegiatan Workshop Peningkatan Literasi, Numerasi dan Karakter Belajar di Hotel Lido Graha, Selasa (12/12). Tiga pemateri tersebut sengaja diundang untuk memberikan motivasi kepada para guru, agar lebih profesional dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik di sekolah masing-masing.

Ke tiga pemateri tersebut yaitu Dr. Jejen Musfah, MA. Dalam kegiatan workshop tersebut, panitia meminta dia menyampaikan materi tentang Profil Pelajar Pancasila dalam Merdeka Belajar.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Tiga Pemateri Nasional Pompa Semangat Guru Di Aceh Utara

IKLAN

Selanjutnya, Catur Nurrochman Oktavian, M.Pd menyampaikan materi tentang Literasi Untuk Peningkatan Karakter Belajar. Dan terakhir, Nia Kurniasih, S.Pd menyampaikan materi tentang Pembelajaran Numerasi dalam Kurikulum Merdeka.

“Kegiatan workshop ini merupakan untaian kegiatan Hari Guru Nasional (HGN) Tahun 2023. Kegiatan semacam ini penting terus menerus kita laksanakan untuk memompa semangat para guru yang ada di Aceh Utara. Para pemateri kita arahkan untuk memberikan motivasi agar teman-teman guru terus terpompa semangatnya dalam meningkatkan kemampuan untuk lebih profesional di bidang mereka masing-masing,” sebut Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Aceh Utara, Sarjan.

Lebih jauh Sarjan menerangkan, untuk saat ini para guru dituntut agar mampu menyelesaikan berbagai persoalan pendidikan di sekolah masing-masing, baik yang terjadi di lapangan seperti adanya tuntutan masyarakat tentang kemajuan pendidikan di lingkungan sekolah tersebut. Efek dari kegiatan ini diharapkan terjadi peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Aceh Utara.

Dtanya mengapa pihaknya merasa penting melaksanakan Workshop Literasi, Numerasi dan Karakter Belajar, Sarjan menyebutkan, tiga hal itu merupakan hal penting untuk melaksanakan Kurikulum Merdeka Balajar. Karena itu, setiap guru harus memahami betul tentang literasi, numerasi dan karakter belajar.

Selanjutnya Sarjan menjelaskan apa yang dimaksud dengan literasi dan numerasi. Kata dia, literasi dan numerasi adalah kemampuan dasar yang dinilai sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Literasi merujuk pada kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, dan memahami teks tulis. Sedangkan numerasi adalah kemampuan seseorang untuk memahami, menggunakan, dan memanipulasi angka.

Sementara karakter belajar, kata Sarjan adalah karakteristik belajar pada umumnya bersifat menetap pada diri individu, perubahan yang terjadi menyeluruh baik secara fisik maupun mental, perubahannya selalu ke arah yang positif dan lebih baik.

“Tiga pemateri dari Pengurus Besar PGRI Jakarta sengaja kita undang untuk memberikan pemahaman tentang tiga hal tersebut kepada guru-guru yang ada di Aceh Utara. Sehingga setelah mengikuti workshop ini mereka lebih bersemangat lagi dalam proses belajar mengajar di sekolah,” sebut Sarjan.

Kata Sarjan lagi, kegiatan ini dilaksanakan untuk satu hari penuh diikuti oleh 150 orang guru dari berbagai jenjang pendidikan sederajat dalam wilayah Kabupaten Aceh Utara. Per pengurus cabang di masing-masing kecamatan diambil 4 orang. “Mereka yang kita undang adalah guru TK, RA, SD, MI, SMP, MTsN, SMA, dan MA.”

Kegiatan Workshop Literasi, Numerasi dan Karakter Belajar dibuka oleh Penjabat Bupati Aceh Utara, Dr Drs Mahyuzar, M.Si yang diwakili oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Utara, H Jamaluddin Usman, S.Sos.,M.Pd.

Dalam sambutannya, Jamaluddin meminta seluruh peserta workshop untuk mengikuti kegiatan ini dengan sungguh-sungguh, sehingga nantinya menjadi bekal dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik di sekolah masing-masing. Guru sebut Jamal, tidak boleh terpaku dengan apa yang sudah dimiliki saat ini dan harus terus menerus mengejar ketertinggalan.

Dan terakhir, Sarjan melalui Waspada mengatakan, PGRI merupakan organisasi profesi yang memiliki kewajiban untuk memompa atau mendorong semangat para guru, agar mereka para tenaga pendidik selalu meg-update kemampuan mereka masing-masing, untuk menjadi tenaga pendidik yang profesional. Selain itu, PGRI juga menjadi oraganisasi yang melindungi para guru dalam menyelesaikan berbagai persoalan pendidikan. (b07)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE