TAPAKTUAN (Waspada) : Proyek pemasangan kanopi membrane untuk kios Pusat Jajanan Serba Ada (Pujasera) di RTH Taman Pala Indah, Gampong Pasar, Kota Tapaktuan yang menelan anggaran mencapai 840 juta rupiah sumber DOKA 2024 dipertanyakan warga setempat.
Warga menilai proyek itu terkesan pemborosan anggaran ditengah kesulitan ekonomi sedang dialami masyarakat kelas bawah.
Pasalnya, kendati menelan anggaran besar proyek tersebut dinilai tak terlalu bermanfaat bagi peningkatan perekonomian karena hanya dimanfaatkan untuk lokasi parkir kendaraan.
Informasi dihimpun wartawan di Tapaktuan, Rabu (15/1), pekerjaan proyek itu dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan melalui Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.
Hasil amatan dilapangan, saat ini proses pekerjaan pemasangan Kanopi/tenda membrane di Pujasera tersebut telah rampung dikerjakan.
Namun sayangnya, proyek yang menelan anggaran 840 juta rupiah itu hanya dijadikan tempat parkir kendaraan roda dua maupun roda empat.
Beberapa warga yang sering mengunjungi Pujasera menuturkan, pembangunan tenda atau kanopi yang menghabiskan anggaran ratusan juta terkesan tidak tepat, seharusnya yang mendesak diprioritaskan sekarang ini pembangunan fasilitas toilet umum yang memadai bagi pengunjung.
“Cobalah lihat bang pembangunan kanopi di Pujasera itu, bukan untuk tempat pengunjung menikmati makanan, yang ada jadi lahan parkir kendaraan, sebaiknya pemerintah daerah bisa membangun sarana toilet umum yang memadai di sekitar RTH, ” ujar warga.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Perindagkop Aceh Selatan melaui Kabid Perdagangan Mahzar mengatakan pembangunan kanopi yang menghabiskan anggaran ratusan juta itu, untuk melindungi pengunjung Pujasera dari panas terik matahari bukan untuk parkir kendaraan.
“Bangunan kanopi itu untuk melindungi pengunjung dari panas, bahannya membrane tu bang bukan terpal kayak Masjid Raya Banda Aceh, perhitungan materialnya per meter itu, sembernya DOKA 2024 itu pun belum dibayar,” ujar kabid Perdagangan yang juga sebagai Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).
Ironisnya lagi, saat ditanya uraian lengkap pekerjaan ia mengakui belum melihat semuanya padahal pekerjaan ini sudah serah terima pekerjaan atau PHO (Provisional Hand Over).
“Saya belum cek lagi, belum habis lagi, udah akhir tahun yang penting udah selesai,” ucapnya.
Ia juga mempertanyakan kenapa Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah yang disorot media, mulai dari Pasar Inpres Tapaktuan hingga pembangunan Pasar Rakyat Tapaktuan yang berlokasi di areal TPI Lhok Bengkuang.
“Kenapa dinas kami aja yang disorot kan banyak yang lain,” tutup Mahzar dengan nada kesal. (chm)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.