Tak Ada Subsidi, KM Tailana Setop Pelayaran Singkil-Pulau Banyak

  • Bagikan

SINGKIL (Waspada): Kapal Motor Penumpang (KMP) Tailana milik Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil sementara masih setop berlayar, sambil menunggu jadwal docking tahunan.

Pasalnya, kapal cepat berpenumpang 56 seat itu, sebelumnya sempat aktif melayani penumpang rute Singkil-Pulau Banyak selama Oktober sampai Desember 2021 . Sayangnya kapal tersebut harus off berlayar lantaran tidak adanya subsidi pemerintah tahun ini (2022).

Kadis Perhubungan Aceh Singkil Malim Dewa melalui Kabid Lalulintas dan Angkutan Abdul Rahman dikonfirmasi Waspada.id, Jumat (20/5) diruang kerjanya mengungkapkan, KM Tailana saat ini masih off melayani pelayaran Singkil-Pulau Banyak dan sebaliknya.

Lantaran, subsidi operasional untuk kapal tersebut hanya tersedia untuk 3 bulan, yakni pada akhir tahun 2021. Namun kapal tersebut sempat beroperasi pada Januari 2022.

“Mulai Februari 2022 kapal tidak beroperasi karena tidak ada lagi subsidi, akhir Januari terakhir masih beroperasi,” ucap Rahman.

Begitupun, meski tahun ini tidak mendapatkan kucuran subsidi operasional, namun kedepan pihaknya telah mengambil langkah agar kapal tersebut bisa terus beroperasi tahun ini.

“Ada salah satu pengusaha dari Pulau Banyak yang bersedia kerjasama untuk mengelola kapal tersebut,” ucapnya.

Kendati pihaknya belum ada kesepakatan terkait mekanisme kerjasama yang akan dilakukan. Dan akan dibahas dalam pertemuan bersama beberapa hari ke depan.

Sudah ada yang mengajukan untuk kerjasama dengan modal pribadi. Kita akan upayakan ada yang mampu kerjasama dan yang penting bisa beroperasi. Kita tunggu arahan Kadis nantinya bagaimana mekanisme kerjasamanya. Yang terpenting harus sesuai aturan dan harus memiliki izin peragenan dari pihak pengelola.

Kendati katanya, sebelum beroperasi mendatang, KM Tailana akan menjalani perawatan rutin atau docking tahunan di Sibolga.

“Sudah kita usulkan untuk naik dock, namun menunggu estimasi biaya dari pihak perkapalan dan jadwal untuk masuknya. Memang kapal, jalan tidak jalan harus tetap naik dock. Dan jika jalan juga harus ada syarat docking tahunan sebelum berlayar,” terang Rahman.

Sebelumnya kapal yang sudah off berlayar selama 4 bulan ini sempat berjalan baik melayani penyeberangan penumpang.

Kemungkinan karena dampak Covid-19 dan minimnya wisatawan yang masuk sehingga hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan operasional yang dikeluarkan. Beroperasi selama Covid memang tidak mencukupi operasional. Namun karena ada subsidi bisa tertutupi.

“Jika tidak ada covid kemungkinan kapal tersebut bisa menghasilkan pendapatan jika terus berlayar,” bebernya.

Kendati Rahman lupa nilai operasional kapal tersebut yang diplotkan untuk subsidi pelayaran selama 3 bulan tersebut. (B25)

  • Bagikan