Tafakur Siyar A’lam Al Nubala’: Jejak Rijal Al Hadist Imam Al Dzahabi

  • Bagikan
Tafakur Siyar A'lam Al Nubala': Jejak Rijal Al Hadist Imam Al Dzahabi

“siapa yang menempuh jalan seperti yang di ajarkan Allah dan rasul-Nya, dan dinaungi oleh penjelasan para ulama yang mu’tabar, maka sungguh dia telah menempuh jalan yang menyelamatkan agama dan keyakinannya”

Siyar A’lam al Nubala’ ( سير اعلام النبلاء ) adalah kitab ensiklopedi tentang sejarah dan biografi tokoh tokoh penting yang berperan di dalam sejarah Islam, khususnya dalam bidang hadist. Kitab ini ditulis oleh imam al Dzahabi. Kitab Siyar A’lam al Nubala’ diterbitkan di Beirut oleh percetakan Mu’asasah al Risalah, cetakan terakhir atau ke-12 dicetak pada tahun 2011 Miladiah, dan ditahqiq oleh syekh Syu’aib al Arnauth.

Kitab Siyar A’lam al Nubala’ terdiri atas 30 jilid dengan ketebalan rata rata 600 halaman perjilidnya. Kitab Siyar A’lam al Nubala’ merupakan karya besar dari imam Abu Abdillah Muhammad Bin Ahmad Bin Utsman Bin Qaimadz Bin Abdullah al Dzahabi al Fariqi yang lahir di Muyyafariqin Diyar Bakr – Damaskus pada tahun 673 Hijriah ( 5 Oktober 1274 M), dan wafat di Damaskus pada malam Senin tanggal 3 Dzulqa’dah tahun 748 Hijriah (4 Februari 1348 M) dalam usia 75 tahun, serta dimakamkan di pemakaman Bab al Shaghir – Damaskus. Imam al Dzahabi dikenal sebagai sosok ulama yang memiliki daya hafalan kuat, cerdas, wara’, zuhud, lurus aqidah dan fasih lisannya (Lihat kitab al Durar al Kaminah, juz 5, halaman 235).

Imam al Dzahabi sendiri berguru kepada banyak ulama pada zamannya, di antara guru-gurunya adalah al Hafidz Jamaluddin Yusuf Bin Abdurrahman al Mizzi, al Hafidz Alamuddin Abdul Qasim Bin Muhammad al Birzali, Umar Bin Qawwas, Ahmad Bin Hibatullah Bin Asakir, Yuuf Bin Ahmad al Ghasuli, Abdul Khaliq Bin Ulwan, Zainab Bintu Umar Bin Kindi, al Abuqi, Isa Bin Abdul Mun’im Bin Syihab, Ibnu Daqiqil ‘Id, Abu Muhammad al Dimiyati, Abul Abbas al Dzahiri, Ali Bin Ahmad al Gharrafi, Yahya Bin Ahmad al Shawwaf, al Tauzari, dan lain-lainnya.

Di dalam kitab al Dzahabi wa Manhajuhu fi kitabihi, halaman 221, disebutkan bahwa imam al Dzahabi memiliki guru kurang lebih 3.000 orang, sebagaimana jumlah nama-nama gurunya, yang tercantum di dalam kitab Mu’jam al Suyukh yang ditulis oleh imam al Dzahabi sendiri. Imam al Dzahabi memiliki banyak murid di antaranya adalah imam Tajuddin al Subki, imam Muhammad Bin Ali al Husaini, al Hafidz Ibnu Katsir, al Hafidz Ibnu Rajab, dan lain-lainnya.

Beberapa pernyataan ulama tentang imam al Dzahabi adalah sebagai berikut; Pertama, imam Nashruddin al Dimasyqi berkata, imam al Dzahabi adalah salah satu dari tanda kemahabesaran Allah dalam ilmu rijal al hadist, sandaran dalam hal jarh wa ta’dil, karena imam al Dzahabi mengetahui akar, cabang dan pokok dari ilmu jarh wa ta’dil (Lihat imam Abul Fida’ Ismail Ibn Katsir, kitab al Bidayah wa al Nihayah, juz 18, halaman 225). Imam Tajuddin al Subki berkata, imam al Dzahabi adalah syekhnya jarh wa ta’dil dan pakar rijal al hadits (Lihat kitab Thabaqat Syafi’iyah Kubra, juz 9, halaman, 101).

Imam al Nablisi mengatakan, bahwa imam al Dzahabi adalah pakar yang paling paham dalam hal perawi dan keadaan-keadaan para perawi (Lihat kitab al Durar al Kaminah, jilid 3, halaman 427). Imam al Shafadi mengatakan, bahwa imam al Dzahabi adalah seorang ulama yang masyhur sebagai hafidz dan tidak tertandingi (Lihat kitab al Wafi bi al Wafiyat, jilid 2, halaman 163). Beberapa hal menarik yang merupakan pesan dari Imam al Dzahabi kepada umat Islam, di antaranya beliau mengatakan, siapa yang menempuh jalan seperti yang di ajarkan Allah dan rasul-Nya, dan dinaungi oleh penjelasan para ulama yang mu’tabar, maka sungguh dia telah menempuh jalan yang menyelamatkan agama dan keyakinannya (Lihat imam al Dzahabi, kitab Mizan al ‘Itidal, jilid 3, Beirut, Dar al Fikri, 1978, halaman 144).

Imam al Dzahabi juga mengatakan, bahwa yang dibutuhkan untuk menjadi seorang ulama adalah bertakwa, cerdas, hafidz, menguasai bahasa Arab dengan baik, mahir nahwu dan sharaf, memiliki rasa malu, dan tidak merasa dirinya lebih pintar dari orang lain (Lihat imam al Dzahabi kitab Siyar A’lam al Nubala’, juz 13, halaman 380).

Di sisi yang lain, imam al Dzahabi mengingatkan bahwa dalam perjalanan kehidupan, bisa saja hawa nafsu menjadi hukum dan tercabutnya ilmu dari umat, dengan banyaknya orang-orang berilmu lagi shalih meninggal dunia (Lihat imam al Dzahabi, kitab Tadzki al Huffadz, jilid,2, Mesir, Dar al Ma’rifah, 2006, halaman 530). Imam al Dzahabi menulis lebih dari 100 karya ilmiyah yang populer pada zamannya.

Di antara karya imam al Dzahabi tersebut adalah kitab al ‘Uluwwu Li al ‘Aliyyi al Ghafar, kitab Mukhtashar Tahdzib al Kamal, kitab Mizan al I’tidal Fi Naqdi al Rijal, kitab Thabaqat al Hufadz, kitab al Kaasyif Fi Man Lahu Riwaayah Fi al Kutub al Sittah, kitab Mukhtashar Sunan al Baihaqi, kitab Halaqat al Badr Fi ‘Adadi Ahli Badr, kitab Talkhish al Mustadrak, kitab Ikhtishar Taarikh al Kathib, kitab al Kaba’ir, dan lain lainnya.

Selanjutnya, di dalam kitab Siyar A’lam al Nubala’, jilid 1, halaman 17, imam al Dzahabi mengutip sebuah hadist dari Abdullah Bin Mas’ud berkaitan dengan sayidina Abu Bakar al Shidiq berikut ini: لو كنت متخذا خليلا لاتخذت ابا بكر خليلا. Artinya, jika aku boleh mengambil kekasih, niscaya aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai kekasih. Selanjutnya imam al Dzahabi, di dalam kitab Siyar A’lam al Nubala’, pada jilid,1, halaman 41, menulis sebuah hadist dari Abdullah Bin Umar tentang do’a Nabi Saw untuk sayidina Umar Bin Khatab yang berbunyi: اللهم اعز الاسلام بعمر بن الخطاب. Artinya, Ya Allah muliakanlah Islam dengan Umar Bin Khatbab.

Berkaitan dengan do’a Nabi Saw tersebut di atas, Ikrimah mengatakan, bahwa Islam tidak disampaikan secara terbuka kecuali setelah umar masuk Islam. Sa’id Bin Jabir mengatakan, firman Allah Swt, Dan orang-orang beriman yang baik (surat al Tahrim, ayat 4 ), diturunkan khusus kepada Umar Bin Khathab.

Selanjutnya Abdullah Ibnu Mas’ud mengatakan, kami menjadi lebih terhormat setelah Umar Bin Khathab masuk Islam. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, Rasulullah Saw bersabda, Sesungguhnya aku memiliki dua matahari dari penghuni langit dan dua matahari dari penghuni bumi. Matahariku dari penduduk langit adalah Jibril dan Mikail, sedangkan matahariku dari penduduk bumi adalah Abu Bakar dan Umar (Lihat imam al Dzahabi, kitab Siyar A’lam al Nubala’, jilud 1, halaman, 41).

Anas Bin Malik meriwayatkan bahwa Nabi Saw bersabda : ارحم امتي ابو بكر و اشدها في دين الله عمر . Artinya, Umatku yang paling penyayang adalah Abu Bakar dan yang paling kuat dalam memegang agama adalah Umar (Lihat imam al Dzahabi, kitab Siyar A’lam al Nubala’, jilid 1, halaman 42-43). Berbagai ungkapan dan pesan pesan luhur tentang kehidupan juga terpatri dan terabadikan dengan baik di dalam kitab Siyar A’lam al Nubala’ karya imam al Dzahabi.

Semua ungkapan dan pesan pesan luhur tersebut ada yang bersumber dari Nabi Saw, para sahabat, tabi’in, maupun tabi’ tabi’in. Oleh karena itu, kitab Siyar A’lam al Nubala’ bukan hanya menarik untuk dibaca karena berisi informasi tentang ilmu rijal al hadist, namun juga menarik karena banyak mengandung pesan pesan yang mampu menginspirasi umat.

Semoga umat Islam terus menjadi umat yang bersemangat dalam menjaga dan mengembangkan ilmu. Wallahu’alam. WASPADA.id

Penulis adalah Dosen Hadist Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa


Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tafakur Siyar A'lam Al Nubala': Jejak Rijal Al Hadist Imam Al Dzahabi

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *