Imam al Darimi adalah penulis kitab induk hadis ke-9 dari kalangan penulis kitab Kutub al Tis’ah (كتب التسعة). Kitab yang beliau tulis tersebut diberi nama kitab Sunan al Darimi (كتاب سنن الدارم). Imam al Darimi adalah seorang ulama ahli hadis ternama dari tanah Samarkand yang bermadzhab Syafi’i. Imam al Darimi bernama lengkap Abu Muhammad Abdullah Ibn Abdirrahman Ibn Fadhl Ibn Bahram Ibn Abdussamad al Darimi al Tamimi al Samarqandi (ابو محمد عبدالله ابن عبد الرحمن ابن الفضل ابن بهرام ابن عبدالصمد الدارمي التميمي السمرقندي).
Ia dilahirkan di Samarkand-Uzbekistan pada tahun 181 H (797 M). Wafat di Muscat -Oman pada hari Kamis setelah Ashar tanggal 8 Dzulhijjah tahun 255 H (869 M) dalam usia 75 tahun. Imam al Darimi dinisbahkan kepada Darim bin Malik bin Hanzalah bin Zaid Manat bin Tamim dari trah al Tamimi atau Bani Tamim. Hal itu mengindikasikan bahwa imam al Darimi berasal dari keturunan Arab yang dilahirkan pada masa kekhalifahan Abbasiyah.
Sementara Imam al Darimi adalah perawi dan sekaligus mukharij hadis. Sejak kecil imam al Darimi terkenal rajin dan cerdas. Ia rendah hati dan suka belajar kepada siapapun, termasuk kepada yang usianya lebih muda darinya. Awal mulanya ia belajar di tanah kelahirannya Samarkand, lalu melanjutkan pengembaraan ilmunya ke Iraq, kufah, Wasith, Bashrah, Syam, Hims, Suwar, Mekkah, dan Madinah.
Selain itu, Imam al Darimi berguru kepada banyak ulama, di antaranya adalah Yazid bin Harun, Ya’la bin Ubaid, Ja’far bin Aun, Basyar bin Umar al Zahrani, Abu Ali Ubaidullah bin Abdul Majid al Hanafi, Abu Bakar Abdul Kadir, Abu Ashim dan lain-lainnya.
Adapun di antara para murid-muridnya adalah imam al Bukhari, imam Muslim al Naisaburi, imam Abu Daud al Sijistani, imam Abu Isa al Titmidzi, Abu Humaid, Muhammad bin Basyar, Muhammad bin Yahya, Abu Zur’ah, Abu Hatim, Shalih bin Muhammad Jazrah, dan Ja’far bin Ahmad bin Faris. Kota Samarkand (سمرقند) tanah kelahiran imam al Darimi merupakan daerah provinsi dari negara Uzbekistan.
Masyarakat Samarkand dalam keseharian menggunakan bahasa Tajik, karena Samarkand adalah pusat sejarah dan peradaban bangsa Tajik di wilayah Asia Tengah. Di masa yang lampau, Samarkand adalah kota terpenting di wilayah Persia lama dan sekarang Samarkand menjadi kota ketiga terbesar di Uzbekistan. Samarkand didirikan pada abad ke-8 SM. Luas kota Samarkand 120 Km persegi dengan jumlah penduduk 513.572 jiwa(data tahun 2019).
Orang-orang Yunani menyebut Samarkand dengan nama Marakanda. Samarkand merupakan jalur sutera yang strategis dari arah Tiongkok menuju ke Barat. Kota Samarkand yang jaya sejak awal abad ke-7 pernah dihancurkan oleh Jengis Khan pada tahun 1220 M. Pada abad ke-14 Timur Leng menjadikan Samarkand sebagai ibukota kerajaan. Tahun 1868 M Samarkand menjadi bahagian dari kekaisaran Rusia dan pada tahun 1925 M sampai tahun 1930 M, Samarkand menjadi ibu kota Republik Sosialis Uzbekistan.
Beberapa peninggalan sejarah Islam masa lalu di kota Samarkand adalah masjid Bibi-Khanum, madrasah Ulugbek, madrasah Sher-Dor, madrasah Tilya Kori, museum dan situs arkeologi Afrasiab, serta Hodja Abdu Darun. Kitab Sunan al Darimi awalnya diberi nama dengan kitab Al Hadis Al Musnad Al Marfu’ Wa Al Mauquf Wa Al Maqthu’. Imam Muhammad bin Basysyar salah seorang guru dari imam al Darimi mengatakan bahwa Huffadz (ahli hadis) pada zamannya ada empat yaitu, imam Abu Zur’ah dari Ray-Iran, imam al Darimi dari Samarqand-Uzbekistan, iman Muhammad bin Ismail dari Bukhara-Uzbekistan, dan imam Muslim dari Naisabur-Iran. Kitab Sunan al Darimi terdiri atas 4 jilid dan 8 juz.
Menurut Doktor Musthafa Diib al Bugha, kitab Sunan al Darimi memuat 3.375 buah hadis. Adapun contoh isi kitab Sunan al Darimi pada jilid 2, Bab ke-47, halaman 54, tentang Puasa Hari Arafah, Nomor Hadis 1764 adalah sebagai berikut:
اخبرنا وهب ابن جرير حدثنا موسى ابن على عن ابيه عن عقبة ابن عامر قال، قال رسول الله ص يوم عرفة و ايام التشريق عيدنا اهل الاسلام وهى ايام اكل و شرب Artinya, Telah mengabarkan kepada kami Wahab bin Jarir, telah menceritakan kepada kami Musa bin Ali dari Ayahnya dari ‘Uqbah ibn ‘Amir ia berkata telah bersabda Rasulullah saw bahwa hari Arafah dan hari Tasyriq adalah dua hari raya kita umat Islam dia adalah hari makan makan dan minum minum. Contoh hadis berikutnya dari kitab Sunan al Darimi adalah hadis tentang pembahasan mimpi atau kitab al Ru’ya (كتاب الرؤيا) Bab tentang Tiga Macam Mimpi, Nomor Hadis 2.143, kitab Sunan al Darimi jilid 2, halaman 295.
[ ] اخبرنا محمد ابن كثير عن مخلد ابن حسين عن هشام عن ابن سيرين عن ابى هريرة قال،قال رسول الله ث الرؤيا ثلاث فالرؤيا الحسنة بشرى من الله و الرؤيا تحزين من الشيطان و الرؤيا مما يحدث به الانسان نفسه فاذا راى احدكم ما يكرهه
[ ] فلا يحدث به وليقم و ليصل،
Artinya, Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Katsir dari Makhlad bin Husein dari Hisyam dari Ibnu Sirin dari Abu Hurairah dia berkata telah bersabda Rasulullah Saw bahwa mimpi itu ada 3 macam, pertama mimpi baik yang merupakan kabar gembira dari Allah. Kedua, mimpi buruk dari Syaithan dan yang ketiga, mimpi yang diungkapkan alam bawah sadar manusia kepada dirinya sendiri. Jika salah seorang di antara kamu bermimpi sesuatu yang buruk(tidak disukai), maka sebaiknya dia tidak menceritakannya kepada orang lain, tetapi hendaknya dia bangun dari tidurnya dan menegakkan shalat sunat.
Imam al Darimi dengan kitab Sunan al Darimi, telah melahirkan banyak generasi cemerlang yang ahli dalam bidang hadis tidak hanya di kalangan madzhab Syafi’i tetapi juga di semua madzhab ahlu sunnah wal jama’ah lainnya.
Semoga semua kita dari umat dan generasi Islam, terus semangat mendalami hadis hadis Nabi Saw sebagai sumber dari segala sumber hukum ke dua di dalam ajaran Islam. Wallahu’alam. WASPADA.id
Penulis adalah Dosen Hadits Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.