Tafakur Hilyat Al Auliya’ Wa Thabaqat Al Ashfiya’: Jamrud Pegunungan Zagros Ishfahan-Persia

  • Bagikan
Tafakur Hilyat Al Auliya' Wa Thabaqat Al Ashfiya': Jamrud Pegunungan Zagros Ishfahan-Persia

“Telah bersabda Rasulullah Saw; Berapa banyak orang berpenampilan lusuh, hanya memiliki dua potong pakaian dan manusia memandangnya dengan sebelah mata, tetapi seandainya dia bersumpah atas nama Allah, maka Allah membuktikan sumpahNya”

Kitab Hilyat al Auliya’ wa Thabaqat al Ashfiya’ ( حلية الاولياء و طبقات الاصفياء) adalah kitab yang berisi sejarah hidup para sahabat Nabi Saw, tabi’in, tabi’ tabi’in dan orang-orang shalih serta para wali Allah, yang ditulis secara cermat, akurat, dan detail. Hilyat al Auliya’ wa Thabaqat al Ashfiya’ memiliki arti perhiasan para wali dan tingkatan orang-orang suci. Kitab Hilyat al Auliya’ wa Thabaqat al Ashfiya’ adalah karya fenomenal dari imam Ahmad Bin Abdullah Bin Ahmad Bin Ishaq Bin Musa Bin Mahran al Muhrani al Asbahani (al Ashfahani) al Asy’ari al Syafi’i, yang populer dengan panggilan imam Abu Nu’aim atau Abu Nu’aim al Asfahani.

Selanjutnya, imam Abu Nu’aim lahir di Asbihan kota Ishfahan – Persia, pada bulan Rajab tahun 336 Hijriah (948.M) dan wafat serta dimakamkan di Marduban – Persia pada tanggal 20 Muharam tahun 430 Hijriah (23 Oktober tahun 1038 Miladiah) dalam usia 94 tahun. Imam Abu Nu’aim berasal dari keluarga bangsawan Wangsa Mihran. Sedangkan Kota Asbihan atau Isfahan tempat kelahiran imam Abu Nu’aim merupakan kota tua di tanah Persia, yang di dalam bahasa Persia kuno disebut dengan Aspadana, di dalam bahasa Persia abad pertengahan disebut Spahan dan di dalam bahasa Persia modern disebut Ashfahan ( اصفهان ).

Kota Ashfahan terletak 340 km sebelah Selatan kota Teheran ibukota negara Iran pada saat ini. Kota Ishfahan adalah kota ketiga terbesar di Iran setelah Teheran dan Mashhad. Selain itu, kota Ishfahan terkenal dengan julukan Nasfe Jahan yang artinya setengah dunia. Kota Ishfahan menyimpan banyak peninggalan arsitektural Islam dari abad ke-11 sampai abad ke-19. Karena populernya kota Ishfahan ini, sampai musisi jazz kenamaan Duke Ellington menggubah sebuah lagu yang berjudul Ishfahan. Kota Ishfahan terletak di dataran tinggi Zayandeh Rud yang subur di kaki pegunungan Zagros. Kota Ishfahan berada pada jalur lintasan Utara-Selatan dan Timur-Barat jalur utama Iran di ketinggian 1.590 m di atas permukaan laut.

Ishfahan pernah menjadi kota terbesar di dunia pada abad ke-16, di era dinasti Safawiyah, dimana saat itu Ishfahan menjadi ibukota kekaisaran Persia. Imam Abu Nu’aim di samping terkenal sebagai muhadits, mu’arikh, muqri’ juga terkenal ahli fikih Syafi’iyah, sehigga imam al Subki, imam al Isnawi, dan imam Ibnu Hidayatullah memasukkannya ke dalam kitab Thabaqat al Syafi’iyah (Lihat imam Abu Nu’aim, Fadhilat al ‘Adilain Min al Wulah, halaman, 336-430).

Adapun riwayat awal mulanya imam Abu Nu’aim mencari ilmu adalah berguru kepada kakeknya yang seorang ulama zahid, bernama syekh Muhammad Ibn Yusuf Ibn Ma’dan al Banna’ (W. 365.H). Imam Abu Nu’aim juga menceritakan bahwa Mihran adalah kakek moyangnya yang pertama masuk Islam, dan merupakan maula ‘Abdullah Bin Mu’awiyah Bin Abdillah Bin Ja’far Bin Abi Thalib.

Setelah itu imam Abu Nu’aim mengatakan bahwa atas bimbingan ayahnya, imam Abu Nu’aim melakukan pengembaraan ilmiyahnya ke berbagai wilayah di antaranya ke Hejaz, Baghdad, Suriah, Bashrah, Kufah, Khurasan, Naisabur, dan tempat-tempat lainnya. Imam Abu Nu’aim memperoleh ijazah hadist dari banyak ahli hadist pada zamannya (Lihat Lucas Scott, Kritik Konstruktif Literatur Hadits dan Artikulasi Islam Sunni Warisan Generasi Ibnu Sa’ad, Ibnu Ma’in, dan Ibnu Hanbal, halaman,97). Imam Abu Nu’aim memiliki banyak guru, di antara guru gurunya adalah imam al Thabrani, imam al Hakim al Nishapuri, imam al Daraquthni, imam al Khattabi, imam Abu Bakar al Ajurri, imam Abu Zaid Marwazi, dan lain-lainnya.

Imam Abu Nu’am memiliki banyak murid di antaranya adalah imam al Khatib al Baghdadi, imam Abu Muhammad al Juwaini, imam al Malini, imam al Dakhwani, imam Abu al Fadhil Hamdan Bin Ahmad al Haddad, imam Abu Ali al Hasan, dan lain-lainnya.

Pandangan para ulama tentang imam Abu Nu’am sangtlah positif. Imam Abu Nu’aim oleh imam Khatib al Baghdadi, imam al Dzahabi, dan imam Taqiyuddin al Subki dipandang sebagai salah seorang pemilik otoritas hadist terbaik pada masanya. Imam Hamzah Bin Abbas al Alawi mengatakan bahwa imam Abu Nu’aim adalah seorang ahli hadist dan sejarawan yang telah menekuni bidangnya selama 14 tahun tanpa henti dan memiliki hafalan yang sangat kuat (Lihat W. Madelung, Abu Nu’aim al Esfahani, Encyclopaedia Iranica, halaman, 354-355).

Sebagai seorang ulama yang masyhur, imam Abu Nu’aim telah melahirkan lebih dari 100 buah kitab, di antaranya adalah kitab Hilyat al Auliya’ wa Thabaqat al Asfiya’, yang terdiri atas 10 jilid, 4000 halaman, dan memuat 965 biografi. Karyanya yang lain adalah kitab al Arba’in ‘Ala Madzhab al Mutahaqqiqin Min al Sufiyya’, kitab Dala’il al Nubuwah, kitab Dzikru Akhbaar Asbahan, kitab al Dhu’afa’, kitab Fadha’il al Khulafa’ al Arba’a Wa Ghairihim, kitab Musnad Imam Abi Hanifah, kitab al Mustakhraj ‘Ala al Bukhari, kitab al Mustakhraj ‘Ala Muslim, kitab Riyaadat al ‘Abdah, kitab al Sifat al Suyuthi, kitab Thabaqat al Muhaditsin Wa al Ruwat, kitab al Tibb al Nabawi, kitab al Ijaz wa Jawami’ al Kalim, kitab Tarikh Ashbahan, kitab Humah al Masjid dan lain-lainnya.

Pada jilid 1, halaman 24 – 25, kitab Hilyat al Auliya’ wa Thabaqat al Ashfiya’, imam Abu Nu’aim meriwayatkan hadist berikut ini : حدثنا محمد بن احمد بن الحسن حدثنا محمد بن نصر الصاءغ حدثنا ابراهيم بن حمزة لزبيري حدثنا ابن ابي حازم عن كثير بن زيد عن الوليد بن رباح عن ابي هريرة قال قال رسول الله ص رب اشعث ذي طمرين تنبو غنه اعين الناس لو اقسم على الله عز و جل لابره .

Artinya, telah menceritakan kepada kami Muhammad Bin Ahmad Bin al Hasan, telah menceritakan kepada kami Muhammad Bin Nashr al Sha’igh, telah menceritakan kepada kami, Ibrahim Bin Hamzah al Zubairiy, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abi Hazim dari Katsir Bin Zaid dari Walid Bin Rabah dari Abu Hurairah ia berkata telah bersabda Rasulullah Saw; Berapa banyak orang berpenampilan lusuh, hanya memiliki dua potong pakaian dan manusia memandangnya dengan sebelah mata, tetapi seandainya dia bersumpah atas nama Allah, maka Allah membuktikan sumpahNya.

Imam Abu Nu’aim menjelaskan hadist dari Abu Hurairah di atas, berkaitan dengan wali-wali Allah seperti yang Allah Swt firmankan di dalam surat Yunus ayat 62 berikut ini : الا ان اولياء الله لا خوف عليهم و لا هم يحزنون. Artinya, Ketahuilah bahwa sesungguhnya bagi para wali Allah itu, tidak ada rasa takut atas mereka dan mereka pun tidak bersedih hati.

Menurut imam Abu Nu’aim, para wali Allah adalah orang orang yang memiliki keunggulan secara spiritual, dikarenakan tingkat keikhlasan mereka dalam penghambaan dirinya kepada Allah sangat kuat. Hal itu sebagaimana yang disebutkan dalam hadist berikut ini : حدثنا عبد الله بن جعفر حدثنا اسماعيل بن عبد الله حدثنا سعيد بن ابي مريم حدثنا يحي بن ايوب عن ابن عجلان عن عياض بن عبد الله عن عبد الله بن عمرو عن النبي ص قال لكل قرن من امتي سابقون.

Artinya, telah menceritakan kepada kami Abdullah Bin Ja’far, telah menceritakan kepada kami Ismail Bin Abdillah, telah menceritakan kepada kami Said Bin Abi Maryam, telah menceritakan kepada kami Yahya Bin Ayyub dari Ibnu ‘Ajlan dari ‘Iyadh Bin Abdillah dari Abdilah Bin ‘Amrin dari Nabi Saw beliau bersabda tiap-tiap kurun dari umatku akan ada sabiqun atau pelopor kebaikan (Lihat imam Abu Nu’aim, Hilyat al Auliya’ wa Thabaqat al Ashfiya’, jilid,1, halaman, 30).

Selanjutnya, imam Abu Nu’aim menjelaskan tentang wali-wali Allah sebagai pelita dalam kegelapan, sumber petunjuk dan kearifan. Mereka diistimewakan oleh Allah Swt dengan keistimewaan yang tersembunyi, dan dibersihkan dari sikap pura pura ikhlas, sebagaimana hadist berikut ini : حدثنا عبد الله بن محمد و ابو احمد محمد بن احمد في جماعة قالوا حدثنا الفضل بن الحباب حدثنل شاذ بن فياض حدثنا ابو قحذم عن ابي قلابة عن عبد الل الله بن عمر بن الخطابوقال مر عمر بمعاذ بن جبل رضي الله عنهما و هو يبكي فقال ما يبكيك يا معذ؟ فقال سمعت رسول الله ص يقول احب العباد الى الله تعالى الاتقياء الاخفياء الذين اذا غابوا لم يفتقدوا و اذا شهدوا لم يعرفوا اولءك هم اءمة الهدى و مصابيح العلم.

Artinya, telah menceritakan kepada kami Abdullah Bin Muhammad dan Abu Ahmad Muhammad Bin Ahmad di dalam jama’ah mereka mengatakan telah menceritakan kepada kami Fadhil Bin Hubab telah menceritakan kepada kami Syadz Bin Fayadh, telah menceritakan kepada kami Abu Qahdzam dari Abi Qilabah dari Abdillah Bin Umar Bin al Khatab dia berkata Umar lewat dihadapan Mu’adz Bin Jabal saat itu Muadz Bin Jabal menangis, lalu Umar bertanya apa yang membuatmu menangis wahai Mu’adz? Mu’adz menjawab aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, hamba yang paling dicintai Allah adalah orang orang yang bertakwa dan menyembunyikan amalnya, yang jika mereka tidak ada, maka mereka tidak dicari cari, dan jika mereka hadir, maka mereka tidak dikenal.

Mereka itulah para imam petunjuk dan lentera ilmu (Lihat imam Abu Nu’aim, Hilyat al Auliya’ wa Thabaqat al Ashfiya’, halaman, 66). Setelah membaca secara keseluruhan isi kitab Hilyat al Auliya’ wa Thabaqat al Ashfiya’, akhirnya kita akan sampai kepada suatu titik kesadaran yang dalam, bahwa ternyata jika didalami, kitab Hilyat al Auliya’ wa Thabaqat al Ashfiya’ karya imam Abu Nu’aim benar-benar menyimpan kandungan ilmu yang sangat luar biasa, terutama menyangkut informasi tentang orang-orang shalih dan tata cara kehidupan para wali Allah yang begitu bersahaja, serta bagaimana akhirnya mereka dapat meninggalkan jejak kebajikan yang tiada tara bagi kegemilangan peradaban dunia, dengan warna ketaatan ukhrawiyah yang sangat patut untuk ditauladani.

Semoga Allah Swt melimpahkan keberkahan dan rahmat serta pahala kepada imam Abu Nu’aim atas sumbangsih ilmunya yang mencerahkan bagi umat Islam. Aamiin Ya Rabbal’alamiin. Wallahu’alam. WASPADA.id

Penulis adalah Dosen Hadist Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa


Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tafakur Hilyat Al Auliya' Wa Thabaqat Al Ashfiya': Jamrud Pegunungan Zagros Ishfahan-Persia

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *