Al Mughni Syarh Mukhtashar al Khiraqiy ( المغنى شرح مختصر الخرقى ) adalah salah satu kitab fikih madzhab Hanbali yang mengulas persoalan fikih secara lengkap dengan metode ilmiah serta mengacu kepada dalil dalil Alqur’an dan Al Hadist. Kitab al Mughni pada dasarnya merupakan syarah atau penjelasan atas kitab mukhtashar al Khiraqi (مختصر الخرقي ) sebuah kitab fikih madzhab Hanbali karya dari Abu al Qasim Umar Bin al Husein Bin Abdullah al Kharaqi.
Kitab al Mughni sebagaimana kitab Mukhtashar al Khiraqi, merupakan kitab fikih muqaran atau fikih perbandingan dengan mengutamakan madzhab Hanabilah. Kitab al Mughni ditulis oleh imam Muwaffaquddin Abu Muhammad Abdullah Bin Ahmad Bin Muhammad Ibnu Qudamah al Hanbali al Maqdisi yang populer dengan sebutan imam Ibnu Qudamah al Shalihi al Maqdisi. Imam Ibnu Qudamah al Maqdisi dilahirkan di Desa Jamma’il di daerah Nabulsi wilayah Baitul Maqdis – Palestina pada bulan Sya’ban tahun 541 Hijriah (1147 M) dan wafat di Damaskus pada hari raya Idul Fitri, hari Sabtu tahun 629 Hijriah (7 Juli 1223 M) dalam usia 76 tahun.
Sementara jenazahnya dimakamkan di kaki gunung Qasiun – Shalihiya di bagian lereng atas kompleks masjid Jami’ al Hanabilah. Adapun latar belakang hijrahnya keluarga imam Ibnu Qudamah al Maqdisi ke Damaskus dilatarbelakangi oleh masuknya pasukan salib ke tanah Palestina dan menguasai Baitul Maqdis. Tepat pada tahun 545 Hijriah pasukan salib memasuki Baitul Maqdis dan setelah tiga tahun tentara salib menguasai Baitul Maqdis – Palestina, maka pada tahun 548 Hijriah, rombongan keluarga Ahmad Bin Muhammad Bin Qudamah pergi ke arah Timur meninggalkan Baitul Maqdis menuju ke Damaskus untuk menyelamatkan diri dan menjaga aqidah mereka.
Di dalam rombongan keluarga Ahmad Bin Muhammad Bin Qudamah tersebut, terdapat seorang anak laki-laki berumur 10 tahun bernama Abdullah Ibn Ahmad yang kelak setelah dewasa menjadi masyhur dengan panggilan imam Ibnu Qudamah al Maqdisi. Imam Ibnu Qudamah adalah seorang ulama ahli fikih dan seorang yang zahid. Pada saat di Damaskus imam Ibnu Qudamah berguru kepada syekh Abu al Makarim Abdul Wahid Bin Abi Thahir al Azdi al Dimasyqi dan Syekh Abu al Ma’ali Abdullah Bin Abdirrahman al Dimasyqi yang keduanya adalah ulama besar di Damaskus pada zamannya.
Pada tahun 561 Hijriah imam Ibnu Qudamah bersama saudara sepupunya yang bernama Abdul Ghani al Maqdisi melakukan perjalanan ilmiah ke Baghdad dan menetap di kota Baghdad selama 4 tahun dalam rangka menggali ilmu dari banyak ulama, di antaranya selama di Baghdad imam Ibnu Qudamah al Maqdisi pertama berguru kepada syekh Abdul Qadir al Jilani ulama besar yang masyhur seantero dunia. Imam Ibnu Qudamah al Maqdisi hanya sempat belajar 50 hari kepada syekh Abdul Qadir al Jilani karena kemudian syekh Abdul Qadir al Jilani wafat dalam usia 90 tahun.
Kemudian imam Ibnu Qudamah belajar kepada syekh Nasihul Islam Ibnu al Manni. Kepada syekh Ibnu al Manni imam Ibnu Qudamah al Maqdisi belajar fikih madzhab Hanbali, belajar ushul fikih, masa’il al khilafiyah, dan qira’ah Abu ‘Amr. Imam Ibnu Qudamah juga berguru kepada Musnidul Irak Hibatullah Abu Hasan al Daqqaq. Imam Ibnu Qudamah al Maqdisi belajar al Qur’an Qira’ah imam Nafi’ kepada imam Ibnu al Batti, dan imam Ubnu al Dajaji.
Selama di Baghdad, imam Ibnu Qudamah juga belajar kepada ulama ulama terkemuka dari kalangan perempuan seperti Khadijah al Nahrawaniyah, Nafisah al Bazzazah, dan Syuhdah al Katibah. Pada tahun 574 Hijriah imam Ibnu Qudamah meninggalkan Baghdad untuk menunaikan ibadah haji ke Mekkah dan sepulangnya dari menunaikan ibadah haji, imam Ibnu Qudamah kembali ke Damaskus sampai akhirnya beliau wafat pada tanggal 1 Syawal tahun 629 Hijriah. Di Damaskus, imam Ibnu Qudamah al Maqdisi sangat disegani dan dihormati.
Syekh al Dhiya’ al Maqdisi yang juga kemanakan imam Ibnu Qudamah mengatakan bahwa imam Ibnu Qudamah sebagai penghulu dalam bidang tafsir, hadits dan masalah masalah fikih. Imam Ibnu Qudamah al Maqdisi adalah orang nomor satu tentang fikih madzhab Hanabilah pada zamannya. Imam Ibnu Qudamah juga terkenal dalam ilmunya berkaitan dengan fara’idh, ushul fikih, ilmu falaq, dan ilmu kosmografi.
Oleh karena itu, gurunya al Manni mengatakan, jika engkau meninggalkan Baghdad, maka tidak ada lagi pengganti dirimu. Seorang mu’arikh (sejarawan) Muslim yang bernama Yusuf Sibth al Jauzi menulis di dalam kitabnya Mir’atu al Zaman, Siapa yang melihat imam Ibnu Qudamah seperti melihat sahabat Nabi Saw terasa begitu teduh, berakhlak, berilmu, murah hati, tekun dalan beribadah, murah senyum, penyabar, zuhud, dan santun.
Pada tahun 583 Hihriah, Salahuddin al Ayubi mengumpulkan pasukan untuk membebaskan Baitul Maqdis dari kekuasaan pasukan salib, maka imam Ibnu Qudamah al Maqdisi ikut serta menjadi para pejuang bersama Salahuddin al Ayyubi beserta pasukan pejuang lainnya, waktu itu imam Ibnu Qudamah berusia 42 tahun dan akhir dari peperangan itu, pasukan Muslim memperoleh kemenangan dan berhasil merebut kembali tanah Palestina dan Baitul Maqdis.
Adapun pandangan para ulama tentang imam Ibnu Qudamah al Maqdisi sangat positif, di antaranya pandangan dari ìmam Ibnu Muflih (W.763.H) ia mengatakan bahwa imam Muwaffaquddin Ibnu Qudamah al Maqdisi adalah seorang ulama madzhab Hanbali yang sangat baik dengan karyanya kitab al Mughni yang juga sangat baik. Kitab al Mughni telah dibaca oleh banyak orang dan dikagumi.
Selanjutnya, imam Shalahuddin Shafdi (W.764.H) di dalam kitabnya al Wafi Bi al Wafayat, mengatakan bahwa imam Ibnu Qudamah al Maqdisi adalah orang nomor satu pada zamannya. Kitab al Mughni karya imam Ibnu Qudmah al Maqdisi terdiri atas 15 jilid, diterbitkan di Riyadh – Saudi Arabia oleh penerbit Dar ‘Alim al Kutub, cetakan pertama, tahun 1402 Hijriah (1986 M), cetakan ke-2, tahun 1412 Hijriah (1992 M), dan cetakan ke-3, tahun 1417 Hijriah (1997 M).
Kitab al Mughni karya imam Ibnu Qudamah al Maqdisi ini ditahqiq oleh Doktor Abdullah Abdul Muhsin al Turkiy ( عبد الله عبد المحسن التركى ) dan Doktor Abdul Fatah Muhammad al Halawi ( عبد الفتاح محمد الحلو ). Adapun contoh pembahasan fikih di dalam kitab al Mughni, misalnya di dalam kitab al Mughni, jilid 1, halaman, 133, tentang bersiwak atau sikat gigi pada saat berwudhu’. Dalam hal ini, imam Ibnu Qudamah menjelaskan sebagai berikut : باب السواك و السنة الوضوء مسالة قال ابو القاسم و السواك سنة يستحب عند كل صلاة اكثر اهل العلم يرون السواك سنة غير واجب Artinya, Bab Bersiwak (sikat gigi) dan Sunat Wudhu’. Masalah, berkata Abu al Qasim (Nabi Saw) bahwa bersiwak itu hukumnya sunat, disukai jika dilakukan setiap hendak shalat.
Kebanyakan ahli ilmu (ulama), memandang bersiwak itu hukumnya sunat bukan wajib. Selanjutnya di dalam kitab al Mughni jilid 2, halaman 18, imam Ibnu Qudamah al Maqdisi menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan shalat al Wustha yang ada di dalam surat al Baqarah, ayat 238.
Di dalam kitab al Mughni tersebut, imam Ibnu Qudamah menjelaskan sebagai berikut : فصل و الصلاة العصر هى الصلاة الوسطى فى قول اكثر اهل العلم من اصحاب النبى ص و غيرهم منهم على بن ابى طالب و ابو هريرة و ابو ايوب و ابو سعيد و عبيدة السلمانى و الحسن و الضحاك و ابو حنيفة و اصحابه Artinya, Persoalan shalat Ashar adalah shalat al Wustha, demikian dalam pandangan banyak para ahli ilmu (ulama) dari kalangan para sahabat Nabi Saw dan juga selain mereka.
Di antaranya adalah Ali Bin Abi Thalib, Abu Hurairah, Abu Ayyub, Abu Sa’id, Ubaidah al Salmaniy, al Hasan, al Dhahhaak, Abu Hanifah dan pengikut madzhab hanafi dan lain lainnya. Kitab al Mughni karya besar dari imam Ibnu Qudamah sampai hari ini menjadi rujukan utama dalam fikih madzhab Hanbali dan juga menjadi bahan kajian dari madzhab sunni yang lain.
Luas dan mendalamnya ilmu imam Ibnu Qudamah al Maqdisi tercermin dalam isi atau kandungan kitab al Mughni yang ditinggalkannya. Ilmu yang ditinggalkan oleh imam Ibnu Qudamah sangat pantas untuk dikaji dan dihargai.
Semoga Allah Swt senantiasa memberikan rahmat, kebaikan dan keberkahan kepada imam Ibnu Qudamah al Maqdisi dan juga kepada para ulama yang setia menghambakan diri kepada Allah Swt melalui jalur pemeliharaan dan pengembangan ilmu keislaman. Aamiin Ya Rabbal’alamiin. Wallahu’alam. WASPADA.id
Penulis adalah Dosen Hadist Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.