TA.Khalid Dan BPDPKS Sosialisasi Replanting Sawit Rakyat Aceh Utara

  • Bagikan
Ratusan petani kelapa sawit di Aceh Utara, ikuti kegiatan sosialisasi replanting dan produk turunan kelapa sawit bersama dengan Anggota Komisi IV DPR RI Ir. H T.A Khalid, penyebab Rabu (16/11) di Aceh Utara. Waspada/Ist
Ratusan petani kelapa sawit di Aceh Utara, ikuti kegiatan sosialisasi replanting dan produk turunan kelapa sawit bersama dengan Anggota Komisi IV DPR RI Ir. H T.A Khalid, penyebab Rabu (16/11) di Aceh Utara. Waspada/Ist

ACEH UTARA (Waspada): Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) berkolaborasi dengan Anggota Komisi IV DPR RI Ir. H.T.A Khalid, MM melaksanakan sosialisasi replanting dan produk turunan kelapa sawit di Aceh Utara, Rabu (16/11). Kegiatan itu diikuti oleh ratusan petani.

Ketua DPD Gerindra Provinsi Aceh itu dalam sambutannya secara virtual mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada BPDPKS yang telah menyelenggarakan kegiatan Sosialiasi Replanting dan Produk Turunan Kelapa Sawit.

Pada kesempatan itu, Khalid menyebutkan, Komisi IV DPR RI siap membantu dan mengadvokasi usulan peremajaan sawit rakyat atau PSR yang diusulkan petani.

“Saya mengharapkan kepada petani yang akan melakukan replanting, silahkan ajukan. Kami Komisi IV DPR RI siap melakukan advokasi,” katanya.

Kepala Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Aceh Utara, Lilis Indriansyah mengatakan replanting yang ada di Aceh Utara mengalami banyak kendala, namun bisa terlaksana dengan baik.

Kata Lilis, semangat petani yang membuat dirinya menjadi lebih bersemangat dalam pekerjaannya ini. Pasalnya, dinas tidak ada apa-apanya tanpa petani. Dan petani juga tidak bisa berbuat apa-apa tanpa keikutsertaan dinas tersebut.

“Kami sangat bersukur, cukup banyak yang belum kami ketahui tentang hal replanting dan akhirnya menjadi lebih tahu,” katanya.

Meskipun belum mencapai 100 persen dari total lahan yang harus direplanting, sebut Lilis, pelaksanaan replanting sudah berjalan sejak diusulkan pertama kali tahun 2018 hingga sekarang.

“Di lapangan pasti banyak kendala yang perlu diantisipasi. Salah satunya adalah soal legalitas lahan. Kami tidak cukup biaya untuk melakukan verifikasi soal legalitas lahan ini,” terangnya.

Dia menjelaskan persoalan pemeriksaan HPH juga membuat kegiatan replanting menjadi terkendala karena waktu yang digunakan sangat panjang. Meskipun demikian, pihaknya selalu berusaha untuk mempercepat segala hal jika ada warga yang ingin mempercepat replanting.

Sementara itu, Ketua Divisi UKMK BPDPKS, Helmi Muhansyah menyampaikan peran strategis BPDPKS yakni peremajaan sawit rakyat, pembangunan sarana dan prasarana perkebunan, pengembangan sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan, promosi, pemenuhan kebutuhan pangan, hilirisasi industri perkebunan kelapa sawit hingga penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati.

Tujuanya adalah untuk meningkatkan kinerja sektor sawit Indonesia, penciptaan pasar domestik, menyerap kelebihan CPO di pasar dalam rangka stabilisasi harga dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Saat ini, dari total 16,38 juta Ha luasan kebun kelapa sawit nasional, kebun milik rakyat memainkan peran penting dengan menyumbang 42% total luasan atau 6,94 Juta Ha dan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui usaha perkebunan bagi total 2,6 juta pekebun rakyat.

Ketua Umum ASPEKPIR Setiyono yang hadir secara online mengatakan peningkatan perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat cepat dimana saat ini luasnya sudah mencapai 16,38 hektare. Selama 17 tahun terakhir, Indonesia adalah negara penghasil kelala sawit terbesar dunia.

Dia mengatakan dari mulai bangun tidur sampai tidur kembali, aktivitas kita tidak bisa terlepas dari kelapa sawit seperti sabun mandi yang digunakan, pasta gigi, kosmetik, minyak goreng, pangan hingga obat-obatan yang selalu mengandung kelapa sawit.

Dosen Universitas Syiah Kuala Drh. Azhar Mahmud, MSc mengatakan sejak lama sudah diminta kepada pemerintah untuk membuat proses administrasi dan birokrasi peremajaan sawit rakyat dengan efektif dan mudah. “Saat ini sudah lebih dari 50% birokasi replanting dipangkas. Kita ingin prosesnya simple,” katanya.

Selain replanting, penting untuk diserap oleh petani kelapa sawit adalah sarana dan prasarananya dengan maksimal. Sebab, anggaran sarana dan prasarana kelapa sawit dari BPDPKS sangat besar. “Sayang kalau tidak diserap,” ujarnya.(b07).




Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *