SIMEULUE (Waspada): Wisuda perdana 58 mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Simeulue (STIS-Aceh) di gedung Serbaguna Kabupaten Simeulue, Sabtu (30/9) berjalan lancar dan khidmat.
Pj. Bupati Simeulue Ahmadliyah, Forkompinda, mantan Bupati Simeulue dua periode, Drs. Darmili dan mantan Wakil Bupati Simeulue periode 2017/2022 Hj. Afridawati, tokoh agama dan tokoh masyarakat turut hadir.
Acara diawali pembacaan Alquran dan Shalawat kepada Rasulullah Muhammad Sallallahualaihisalam oleh Muizzul Hidayat dan kemudian disusul penyanyian lagu Indonesia Raya.
Ketua STIT Simeulue Wolly Mistiar, SH, MH. dalam pidatonya mengatakan wisuda perdana mahasiswa/i Simeulue bagian dari hasil kerja keras semua yang tergabung dalam Civitas Akademika dan juga kesungguhan para mahasiswa yang belajar dengan tekun.
Ia mengibaratkan perjalanan STIT Simeulue selama sekian tahun bagai kapal yang berlayar di tengah samudera luas dan di malam yang gelap. Tentu katanya, pastinya kapal tak terlepas dari terpaan badai dan gelombang.
“Kemudian kita menjadikan bintang fajar sebagai salah satu pedoman untuk tujuan untuk mencari cahaya. Ibaratnya cahaya itu saat ini sudah mulai tampak. Hari ini kita sudah menorehkan sejarah kita melakukan wisuda perdana. Ke depannya kita harus terus optimis untuk bisa mengikuti perkembangan dunia,” jelasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Dewan Pembina Yayasan Kawanad di Simeulue. Menurutnya wisuda oleh STIT Simeulue adalah sejarah bagi pulau itu karena tanpa diduga STIT Simeulue yang selama ini nyaris tak diperhitungkan hari ini satu-satunya sekolah tinggi yang perdana di pulau itu yang berhasil mencetak alumni.
Wakil Koordinator Kopertais Wilayah V Aceh, Prof. Dr. Ismail Ansari meminta secara terbuka kepada Pj. Bupati Simeulue, Ahmadliyah dan Pimpinan DPRK Simeulue untuk memperhatikan dan membantu fasilitas kepada STIT Simeulue untuk bisa ditingkatkan menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI).
Ia juga menegaskan untuk para Civitas Akademika bahwa mewujudkan itu agar terlebih dulu menambah, prodi hukum dan prodi manejemen pendidikan islam.
Ismail Ansari memaklumkan kepada publik, STIT Simeulue merupakan sekolah tinggi yang legal dan memiliki akreditasi baik (B). Sekolah Tinggi Tarbiyah yang memiliki akreditasi baik di Aceh baru dua maka sangat layak untuk dibantu dan dikembangkan.
Ia sendiri selain mendorong Civitas Akademika di Simeulue untuk menambah dua prodi lagi juga siap bekerja sama untuk mengawal usul pembangunan kampus STIT Simeulue ke pusat.
Menanti dapat bantuan dari pusat itu, Profesor berharap Pemkab Simeulue segera memberikan dukungan nyata, karena tujuan dari STIT Simeulue adalah untuk agar agar anak Simeulue ke depannya tidak harus lagi keluar daerah untuk kuliah.
“Coba bayangkan berapa besar biaya seorang anak Simeulue setiap tahunnya yang dikeluarkan saat kuliah di luar daerah. Mulai ongkos berangkat kos dan lain-lain. Lalu jika bisa berkuliah di Simeulue sangatlah membantu apalagi bagi keluarga yang kurang mampu,” jelas Ismail Ansari.
Menanggapi harapan itu Pj. Bupati Ahmadliyah kepada Waspada selain mengucapkan selamat kepada wisudawan/ti perdana STIT Simeulue. Ia juga menganjurkan bagi para tenaga pendidikan di Simeulue yang belum sarjana untuk mendaftar di STIT Simeulue.
“Ini STIT akreditasinya sudah baik. Dari pada kuliah jarak jauh nanti tidak bisa persamaan lebih baik kuliah di STIT Simeulue ini saja. Karena sah secara hukum, yang jarak jauh selain UT tidak diakui,” jelas Pj. Bupati.
Ia juga mengatakan siap membantu membesarkan STIT Simeulue, namun dia berpesan para mantan mahasiswa STIT Simeulue untuk setelah lulus tidak hanya melulu ingin jadi PNS/PPPK tapi harus juga bisa jadi agen perubahan di segala lini kehidupan. (b26)