KUTACANE (Waspada) : Berbagai kalangan di bumi sepakat segenep, mendesak Panwaslih Aceh agar mengevaluasi kinerja Panwaslih Kabupaten Aceh Tenggara, menyusul lulusnya dua komisioner Panwaslih Kecamatan yang diduga kuat positif narkoba.
Lulusnya dua komisioner kecamatan pada rekrutmen yang digelar pihak Panwaslih Kabupaten tersebut, tak ayal menjadi perbincangan hangat masyarakat Aceh Tenggara, ditengah isu suap dan permainan kotor yang ditudingkan sejumlah kalangan pemuda di bumi Sepakat Segenep.
Bahkan, akibat isu suap dan dan tudingan permainan kotor yang disampaikan oleh sejumlah lembga kemasyarakat terhadap rekrumen komisi Panwascam tersebut, sempat mengundang reaksi pemuda menggelar aksi demo ke gedung di DPRK Agara dan memantik munculnya pertengkaran yang memanas antara pendemo dengan salah seorang anggota Dewan.
Informasi diterima Waspada dari berbagai sumber menyebutkan, kendati berdasarkan hasil test yang dilakukan pihak Badan Narkoba Kabupaten (BNK) terhadap 48 personel Panwascam yang dinyatakan lulus pada semua tahapan seleksi yang dilakukan, terdapat 2 personil diantaranya J dan SD, yang diduga kuat positif Narkoba.
Namun, anehnya, meski berdasarkan hasil pemeriksaan pihak BNK positif narkoba, pihak Panwascam Kabupaten Aceh Tenggara bisa lulus dan dinyatakan terpilih menjadi 2 dari 48 Komisoner Panitia Pengawas Pemilu oleh pihak panitia seleksi dari Panwaslih kabupaten.
Hasil tersebut, sambung M.Saleh LIRA, jelas menandakan sistem penerimaan dan seleksi terhadap komisi Panwascam yang dilakukan pihak Panwaslih kabupaten mencurigakan dan patut dicurigai, apalagi sebelumnya sempat beredar rumor jika penerimaan personel Panwascam berselemak masalah dan terkesan tertutup, puncaknya memancing gelar aksi demo oleh komponen pemuda ke gedung Dewan.
“Begitulah akhir cerita yang kita lihat, dari awal penerimaan banyak merasa curiga dan tidak wajar, namun pada akhirnya terbukti juga jika rekrutmen Panwaslih kecamatan oleh Panwaslih kabupaten bermasalah, ditandai dengan positif narkobanya 2 personel Panwascam yang diluluskan Panwaslih,” ujar Saleh Lira.
Sebab itu, agar tidak menjadi bola liar dan kinerja Panwascam terpilih juga tidak tercemar karena positif narkobanya 2 personel yang telah diputuskan lulus oleh Panwaslih serta untuk kinerja komisioner ke de depan, sebàiknya Panwaslih Provinsi Aceh, segera mengevaluasi kinerja Panwaslih Agara dan jika perlu mengambil tindakan tegas dan tindakan keras terhadap personel Panwaslih Agara yang terbukti bermain dalam rekrutmen 48 orang Panwaslih kecamatan tersebut.
Ketua Panwaslih Agara, Hendra Muhada ketika dikonfirmasi Waspada via WhatsApp, Sabtu (5/11) tak menjawab pertanyaan Waspada, kendati membaca WA yang dikirimkan Waspada, sedangkan Wakil Ketua Panwaslih Agara, Surya Diansyah kepada Waspada melalui WhatsAppnya menambahkan, benar kedua personil Panwascam yang dinyatakan lulus seleksi tersebut positif nrkoba dari hasil test yang dilakukan pihak BNK Agara, namun Surya berdalih jika mereka positif narkoba karena minum obat sakit, tanpa menyebutkan sakit apa dan tanpa menerangkan apakah obat yang diminum menyatakan positif narkoba tersebut berdasarkan resep dokter.
Kepala Badan Narkoba Kabupaten Aceh Tenggara, Muhammad Riduan, kepada Waspada Kamis (10/11) membenarkan berdasarkan hasil test dan pemeriksaan yang dilakukan tim BNK, kedua personel Panwascam atas nama J dan SD, positif narkoba. “Alasan yang bersangkutan dan pihak Panwaslih Agara, mereka positif narkoba karena minum obat sakit, tapi saya tak tahu apakah penyebabnya itu benar atau tidak,” ujar Riduan.(b16)
Wakil ketua Panwaslih Agara, Surya Diansyah. Waspada/Ist
