SINGKIL (Waspada): Himpunan Mahasiswa dan Pelajar Aceh Singkil (HIMAPAS) menyoroti sumber daya alam minyak dan gas (migas) yang ada di wilayah kerja (WK) Offshore North West Aceh (Meulaboh) dan Offshore North West Aceh (Singkil).
Mengingat kerjasama dengan 2 perusahaan besar Singapura memanfaatkan potensi blok migas yang dihasilkan Aceh Singkil ini, sudah tentu akan memberikan dampak yang bakal ditimbulkan ke daerah.
Sehingga para mahasiswa yang tergabung dalam Himapas mempertanyakan keterlibatan legislatif dan eksekutif Aceh Singkil mengenai eksplorasi migas yang berada di wilayah blok Aceh Singkil untuk masa depan masyarakat tersebut.
Para mahasiswa turut mendesak supaya legislatif dan eksekutif ikut terlibat penuh dalam memperjuangkan hak masyarakat Aceh Singkil tersebut.
“Sejauh ini eksekutif dan legeslatif seakan tidak tau menau dan terkesan tutup mata mengenai persoalan eksplorasi yang akan di lakukan di Aceh Singkil ini,” kata Ketua Umum Himpunan Mahasiswa dan Pelajar Aceh Singkil (Himapas) Ridwansyah, kepada Waspada.id, Sabtu (3/12).
Sebab katanya, Blok Migas Singkil dikabarkan mempunyai potensi dengan asumsi P50 atau sebesar 296 miliar kaki kubik gas (BCF).
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan Conrad Asia Energy Ltd sebagai pemenang lelang Offshore South West Aceh (Singkil). Dengan komitmen pasti 3 tahun pertama mencapai total US$15 juta atau setara dengan Rp235,4 miliar.
Lantas, jika eksplorasi dilakukan di blok Singkil, kami inginkan MoU yang di hasilkan bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat di Aceh Singkil.
Jika perlu dari sekarang sudah semestinya ada beasiswa khusus. Supaya kedepannya masyarakat Aceh Singkil tidak diabaikan, karena kurangnya (SDM), tegas Ridwan. (B25)

Foto: Ketua Himapas Ridwansyah. Waspada/Ist