Scroll Untuk Membaca

Aceh

Sepekan Menjabat, Pj Bupati Aceh Utara Tinjau Proyek Bendung Terlantar

Penjabat Bupati Aceh Utara, Dr. Drs. Mahyuzar, M.Si sedang mendengarkan laporan petani yang mengalami kerugian triliunan rupiah setiap musim tanam akibat gagal panen, Senin (24/7). (Waspada/Zainal Abidin)
Penjabat Bupati Aceh Utara, Dr. Drs. Mahyuzar, M.Si sedang mendengarkan laporan petani yang mengalami kerugian triliunan rupiah setiap musim tanam akibat gagal panen, Senin (24/7). (Waspada/Zainal Abidin)
Kecil Besar
14px

LHOKSUKON (Waspada): Sepekan menjabat Bupati Aceh Utara, Dr. Drs. Mahyuzar, M.Si meninjau langsung kondisi Proyek Bendung Krueng Pase yang terlantar, Senin (24/7). Petani melaporkan kepada Pj bupati, mengalami kerugian triliunan rupiah setiap musim tanam akibat gagal panen.

Pada kunjungannya di lokasi Proyek Bendung Krung Pase, Gampong Lubok Tuwe, Kecamatan Meurah Mulia, Mahyuzar didampingi Kepala Dinas PUPR Jafar dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Erwandi. Plt. Kepala Dinas PUPR Aceh Utara Jafar kepada Pj Bupati menjelaskan, luas lahan sawah yang dialiri Bendung Krueng Pase mencapai 8.922 hektare.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Sepekan Menjabat, Pj Bupati Aceh Utara Tinjau Proyek Bendung Terlantar

IKLAN

Lahan tersebut berada di Kecamatan Syamtalira Bayu, Samudera, Meurah Mulia, Tanah Luas, Nibong, Tanah Pasir, Syamtalira Aron, dan Kecamatan Matangkuli. Selain itu, Bendung Krueng Pase sebelumnya juga mampu mengairi sawah di Kecamatan Blang Mangat, Pemko Lhokseumawe.

Namun sekarang ini, Proyek senilai Rp44,8 miliar dari APBN terlantar akibat ditinggalkan rekanan. Proyek mulai dikerjakan pada Oktober 2021. Namun, sampai akhir Tahun 2022, pembagunan baru selesai dikerjakan sekitar 35 persen.

Dalam kesempatan itu, Pj Bupati Aceh Utara menyerap langsung informasi dari sejumlah petani setempat. Menurut salah seorang petani, saat ini sangat membutuhkan sumber air irigasi untuk bisa turun ke sawah. Kerusakan bedungan telah mengakibatkan mereka gagal panen selama lima kali musim tanam. Karena lahan sawah yang melami gagal panen sangat luas, sehingga kerugian diperkirakan trilinuan rupiah setiap kali musim tanam.

Sebelumnya para petani juga telah meminta benih padi lahan kering dari pemeritah Aceh Utara. Menurunya, sekitar 64 persen lahan sawah dapat ditanami padi lahan kering. Sementara sisanya dapat ditanami palawija. Sehingga diharapkan, kerugian petani tidak terlalu besar akibat terlantar proyek Bendungan Krueng Pase.

Keluhan senada juga disampaikan tokoh warga di Kecamatan Blang Mangat, Pemko Lhokseumawe. Sebelumnya, sawah para petani di perbatasan Aceh Utara – Lhokseumawe tersebut, mendapat suplai air dari Bendung Krueng Pase. Namun akibat kerusakan bandung, mereka juga tidak bisa turun kesawah.

Penjabat Bupati Aceh Utara, Dr. Drs. Mahyuzar, M.Si setelah menerima laporan warga, mengaku akan membahas pemasalahan tersebut bersama pihak terkait. Dia mengaku, pemasalahan Proyek Krueng Pase akan menjadi prioritas. Sehingga akan tercapai solusi untuk membantu petani yang mengalami gagal panen.(b08)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE