SIMEULUE (Waspada): Ketua DPRK Simeulue, Rasmanuddin H Rahamin, SE menyampaikan rasa duka mendalam kepada seluruh korban kebakaran Simpang Lima Kota Sinabang, Kamis (26/9) malam.
Disampaikan Rasmanuddin H Rahamin adapun jumlah kerugian sementara, ruko/rumah, 30 unit lebih dan semua berisi barang dagangan, perabotan, makanan dan pakaian.
Kemudian katanya 200 an jiwa lebih terdampak, kehilangan tempat tinggal dan usaha, sementara para korban harus mengungsi ke masjid dan ke rumah sanak saudara.
Terkait bantuan untuk para korban, meskipun tidak ada korban jiwa Ketua DPRK Simeulue ini menyatakan, Ia tadi malam sudah meminta langsung pada Pj Bupati Teuku Reza Fahlevi agar SKPK terkait segera menyalurkan.
Tidak cuma itu, Ketua DPRK Simeulue juga mengaku sudah meminta agar Pj Bupati Simeulue, mengingat kondisi keuangan Simeulue yang kecil supaya berkoordinasi dengan Pj Gubernur Aceh dan meminta bantuan secara resmi supaya Pemerintah Provinsi Aceh hadir.
“Mengingat APBK kita yang kecil. Sementara jumlah korban banyak, di jantung kota. Tentu untuk penanganan perlu dana miliaran maka saya sudah menyampaikan agar Pj Bupati segera berkoordinasi dan mengundang Pj Gubernur Aceh ke Simeulue,” ujar Rasmanuddin.
Lebih lanjut kepada Waspada Jumat (27/9) pagi via seluler Ia menceritakan kronologi tadi malam setelah mengetahui ada kebakaran sekitar 21:00 WIB, posisinya yang masih di kantor langsung ke lokasi.
Di lokasi, Ia bersama Pj Bupati Simeulue, Teuku Reza Fahlevi dan PJ Sekda Dodi Juliardi Bas, turut langsung mendampingi petugas yang sedang berjibaku memadamkan api bersama masyarakat dan TNI-Polri .
Katanya, peristiwa kebakaran Simpang Lima Sinabang, sangat mencekam. Semua yang ada dekat lokasi kejadian sedih dan panik melihat kepulan api dan asap tebal yang membumbung tinggi malam itu.
Bangunan masyarakat yang sebagian besar masih terbuat dari kayu, jadi pemicu api berkobar dengan cepat.
Angin malam yang kencang serta cuaca panas membuat kurang dari dua jam semua Simpang Lima Sinabang yang dulu dikenal sebagai pusat perdagangan tertua dan terpadat di pulau itu, luluh lantak tinggal abu dan puing-puing. (b26)