Sebulan, Tiga Gajah Mati Di Aceh

  • Bagikan

IDI (Waspada): Selama bulan Februari 2022, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, telah mencatat tiga individu gajah sumatera di sejumlah titik di Aceh. Belum diketahui penyebab kematian, karena kepolisian masih melakukan penyelidikan.

Bangkai gajah pertama ditemukan di Pucok Krueng Pase Lintas KKA – Jabal Antara KM 33, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara, Minggu (20/2). Gajah berjenis kelamin jantan itu memiliki usia antara 10-12 tahun. Hasil nekropsi, gajah jantan itu diperkirakan mati akibat perkelahian.

Bangkai gajah kedua yang ditemukan mati yakni bayi gajah ditemukan dalam alur (anak sungai) di Desa Cot Seutui, Kec. Mila, Pidie, Senin (21/2). Bayi gajah berjenis kelamin betina itu mati sesaat setelah dilahirkan induknya, karena di sekitar lokasi ditemukan air ari-ari.

Bangkai gajah ketiga ditemukan di kawasan Desa Lamtamot, Kec. Lembah Seulawah, Kab. Aceh Besar, Minggu (27/2). Gajah betina itu diperkirakan berusia 30 tahun. Gajah tersebut awalnya sakit akibat luka yang cukup parah dibagian perut. Diduga, luka tersebut terjadi akibat terkena tonggak kayu dan sudah berlangsung lama.

“Akibat luka yang cukup parah, sehingga terjadi infeksi sistemik. Hasil nekropsi menerangkan, luka yang tidak terobati itu menjadi media berkembangbiak bakteri keseluruh tubuh, sehingga mengganggu sistem metabolisme,” kata Kepala BKSDA Aceh, Agus Arianto, S.Hut, kepada Waspada, Selasa (1/3).

Akibat luka yang semakin kritis, lanjutnya, lalu gajah berujung pada kematian. Dari hasil nekropsi, pihaknya mengambil beberapa sampel seperti feses, usus, cairan usus, ginjal, jantung, limpa, hati, paru-paru dan lidah untuk dilakukan uji laboratorium.

“Kita tidak temukan benda yang mencurigakan di sekitar gajah betina ini, bahkan sebelumnya sempat kita rawat setelah melakukan pencarian bersama masyarakat dan aparat TNI/Polri,” ujar Agus Arianto, seraya meminta, masyarakat menjaga satwa dilindungi dengan tidak merusak habitatnya. (b11)

  • Bagikan