BLANGPIDIE (Waspada): Sekitar kurang lebih 40 meter, dalam sejumlah bagian saluran irigasi di kawasan Dusun Lhung Kandeh, Desa Pante Raja Kecamatan Manggeng, Aceh Barat Daya (Abdya) ambruk diterjang banjir yang melanda kawasan itu dan sekitarnya, beberapa waktu lalu.
Akibatnya, puluhan hektare (ha), areal persawahan penduduk di kawasan itu, yang merupakan titik hamparan terluas di Manggeng Raya (Kecamatan Manggeng dan Kecamatan Lembah Sabil) tersebut, terancam kering.
Sebagaimana dikatakan Fajri, salah seorang warga tani yang memilik lahan di kawasan itu Selasa (9/5). Menurutnya, dengan ambruknya saluran irigasi di sejumlah bagian itu, dipastikan suplai air ke puluhan ha areal persawahan andalan tersebut, akan sangat terganggu. Bahkan katanya, areal sawah petani tidak bisa dialiri lagi. “Dengan begitu, maka sawah kita akan kering, tidak bisa dibajak dan ditanami, karena tidak dapat air lagi,” ujarnya.
Untuk diketahui, produktifitas padi di hamparan kawasan Pantee Raja yang dialiri melalui saluran dimaksud, merupakan padi dengan mutu gabah terbaik, yang selama ini diuber-uber para agen pengepul, dalam mendapatkan gabah dengan kualitas super. “Selama ini, meskipun di lokasi lain harga gabah turun hingga di bawah Rp5 ribu perkilogram, namun gabah di kawasan kami ini, tetap dihargai dengan harga di atas Rp5.500 perkilogramnya. Itu menandakan, lahan di kawasan kami ini sangat bagus, disamping perawatan padi yang baik yang kami lakukan,” ungkap Junaidi, warga tani lainnya.
Akan tetapi kata Julfis, warga tani lainnya, dengan rusaknya saluran irigasi yang mengaliri puluhan ha areal persawahan penduduk di kawasan itu, lahan andalan yang memproduksi gabah dengan mutu terbaik tersebut, terancam kering tidak bisa dimanfaatkan lagi. “Ini ancaman terbesar bagi kami kaum tani di kawasan ini,” sesalnya.
Kepala Desa (Kades) Pantee Raja, Abbas, dimintai tanggapannya mengatakan, saluran irigasi tersebut dibangun pada tahun 2011 lalu. Di mana katanya, saluran itu mengaliri puluhan ha sawah penduduk mulai dari desa yang dipimpinnya, hingga ke desa-desa tetangga. Seperti Desa Pantee Pirak, Desa Lhok Pawoh dan lainnya.
Menurut Kades Abbas, saluran itu rusak saat banjir melanda kawasan itu dan sekitarnya, pada bulan lalu. Akibatnya, pada sejumlah bagian, diperkirakan semuanya kurang lebih sepanjang 40 meter, dinding saluran ambruk. Matrial dinding saluran runtuh dan menutupi bagian dalam saluran. Akibatnya, disamping sawah tidak bisa dialiri lagi, saat hujan deras, saluran juga meluap dan mengakibatkan banjir rendaman di pemukhiman penduduk kawasan itu. Hal itu dikarenakan, laju air tertahan material saluran ambruk.
Pihaknya berharap Pemkab Abdya melalui dinas terkait, agar segera memperbaiki saluran harapan petani itu, agar areal pertanian kembali bisa dimanfaatkan, juga mencegah banjir rendaman akibat luapan saluran, saat hujan deras melanda.
Menyikapi masalah itu, Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian, pada Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpan) Abdya, Teuku Indra ST, dimintai tanggapannya terpisah mengatakan, sejauh ini pihaknya belum menerima laporan terkait ambruknya saluran irigasi dimaksud. “Kita belum terima laporannya,” katanya.
Dengan adanya laporan melalui media ini tambahnya, pihaknya berjanji segera turun ke lokasi, dalam meninjau dan mempelajari teknis perbaikan di lapangan, agar saluran itu dapat kembali difungsikan, serta dapat menyelamatkan nasib petani di kawasan itu. “Terima kasih informasinya. Kita segera akan turun ke lokasi. Mudah-mudahan ada solusinya,” demikian Teuku Indra.(b21)