Scroll Untuk Membaca

AcehPendidikan

Saat MPLS SMK Gumer Didatangi MAA, Kodim Dan Polres

Kabid Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Adat MAA Aceh Singkil H Yusuf saat tanya jawab menggunakan bahasa kampung dengan sejumlah siswa di ruang belajar SMK 1 Gunung Meriah, Kamis (18/7). WASPADA/Ariefh.
Kabid Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Adat MAA Aceh Singkil H Yusuf saat tanya jawab menggunakan bahasa kampung dengan sejumlah siswa di ruang belajar SMK 1 Gunung Meriah, Kamis (18/7). WASPADA/Ariefh.

SINGKIL (Waspada): Memasuki Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Kecamatan Gunung Meriah, didatangi Pengurus Lembaga MAA, Kamis kemarin.

Disamping dari Majelis Adat Aceh (MAA), turut hadir Kapten Inf Dahlius mewakili Komandan Kodim (Dandim) 0109/Aceh Singkil, serta Iptu Bambang Syahputra dari KBO Satnarkoba Polres Aceh Singkil, Jumat (19/7).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Saat MPLS SMK Gumer Didatangi MAA, Kodim Dan Polres

IKLAN

Merupakan hal yang tidak biasa, ternyata para unsur Forkopimda Aceh Singkil ini sengaja diundang oleh Kepala Sekolah untuk mengisi materi pada masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) siswa/siswi tahun ajaran 2024-2025 di SMK 1 Gunung Meriah, sejak Senin dan akan berakhir Sabtu (20/7/2024) besok.

Kabid Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Adat, MAA Aceh Singkil H M Yusuf Aceh selaku narasumber dalam kegiatan MPLS itu, turut menyampaikan materi tentang “Wawasan Wiyata Mandala dan Kearifan Lokal, Nasionalisme dan Keberagaman,”.

Saat MPLS SMK Gumer Didatangi MAA, Kodim Dan Polres
Kapten Inf Dahlius dari Kodim 0109 Singkil didampingi Kasek Anhar DH SP saat mengisi materi pada MPLS di SMK 1 Gumer, Jumat (19/7/2024). WASPADA/Ariefh.

Sambil melatih siswa berbahasa kampung (daerah) Singkil, H Yusuf turut memberikan pemahaman bahwa Aceh memiliki kearifan lokal dengan beragam perbedaaan. Meski banyaknya ragam perbedaan, kearifan lokal di Aceh tetap saling menghargai dan hormat-menghormati.

Lebih lanjut katanya, adab dan adat tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan tidak bertentangan dengan syariah islam. Namun jika bertentangan dengan syariah islam berarti itu bukan adat.

Dicontohkannya, dalam bahasa kampung ada disebut Kemali. Ini merupakan hal yang pantang untuk dilakukan. Contoh hal kecil misalnya, namun tidak boleh dilakukan. Seperti berbicara dengan guru tapi tidak melihatnya dan terkesan mengacuhkan.

Lebih lanjut dijelaskan, kearifan lokal ini adalah sebuah gagasan nilai-nilai, pendapat setempat yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik yang tertanam dan diikuti oleh masyarakatnya.

Kearifan lokal ini bisa terlihat pada kebiasaan, tradisi, adat dalam suatu masyarakat lokal, terang H Yusuf.

Sebelumnya, saat membuka MPLS Kasek SMK 1 Gunung Meriah Anhar DH SP melaporkan, siswa-siswi baru SMK sebanyak 186 orang dengan latar belakang agama dan suku yang berbeda.

Namun tidak ada perbedaan latar belakang didalam lingkungan sekolah meski berbeda agama dan suku, namun semua menjadi saudara.

SMK sengaja mengundang pemateri dari Forkopimda termasuk MAA Aceh Singkil, agar siswa/siswi dapat memiliki rasa cinta terhadap kebudayaan daerah sendiri, yang harus terus dilestarikan.

Kita patut bangga dengan keberagaman dan budaya kita, dan jangan bangga dengan budaya luar negeri.

“Ikutilah adat budaya kita, prinsipnya adab lebih tinggi dari pengetahuan. Semoga timbul kecintaan kita terhadap adat dan budaya kita sendiri,” pungkas Anhar. (B25).

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE