“Fitriani ingin kembali masuk ke rumahnya untuk menyelamatkan Nadila Balka dan Balkia, namun tidak dapat dilakukannya karena kobaran api makin membesar”
JUMAT pukul 02.30 menjadi malam terakhir bagi Fitriani, 32, tidur dengan tiga permata hatinya, Nadila, 13, Balki, 10, dan Balkia, 10. Ketiga buah hatinya itu meninggal terpanggang dalam kobaran api yang membakar rumah kontruksi kayu miliknya di Gampong (desa) Bantan, Kecamatan Cot Girek, Aceh Utara.
Kapolres Aceh Utara AKBP Nanang Indra Bakti, S.H., S.I.K melalui Kasi Humas Iptu Bambang kepada awak media mengatakan, pada saat api mulai membakar rumahnya, Fitriani bersama 4 anaknya masih tertidur lelap.
Saat api mulai membesar, Fitriani terjaga dan buru-buru menyelamatkan anak bungsunya ke luar rumah. Sampai di luar rumah, Fitriani ingin kembali masuk ke rumahnya untuk menyelamatkan Nadila Balka dan Balkia, namun tidak dapat dilakukannya karena kobaran api makin membesar.
Kondisi itu telah membuat Fitriani panik karena tiga buah hatinya dalam bahaya besar.
“Korban yang meninggal dunia tidur di kamar terpisah saat kebakaran terjadi. Waktu kejadian, Fitriani lebih dulu menyelamatkan anak bungsunya yang masih berusia tiga tahun. Dan tidak sempat menolong putra dan putrinya yang lain,” kata Iptu Bambang memberitahukan.
Masih menurut Bambang, pada saat awal peristiwa kebakaran terjadi, tidak ada yang mengetahui. Baru kemudian saat api membesar warga sekitar datang membantu memadamkan api dengan alat seadanya.
“Di rumah itu Fitriani tinggal bersama 4 anaknya. Sedangkan suaminya saat ini merantau bekerja di Malaysia,” sebut Iptu Bambang.
Bambang memberitahukan, mobil pemadam kebakaran tiba di lokasi kejadian pada saat bangunan rumah sudah menjadi bara api dan korban telah meninggal terpanggang dan korban dievakuasi oleh anggota Polsek Cot Girek dan Koramil Cot Girek bersama warga setempat.
“Untuk penyebab kebakaran saat ini, petugas dari unit Inafis Sat Reksrim Polres Aceh Utara masih melakukan olah TKP,” demikian Iptu Bambang. WASPADA.id/Maimun Asnawi, S.Hi.,M.Kom.I