ACEH BARAT (Waspada): Dayah Ruhul Qurani menghadiri peringatan 12 tahun gempa dan tsunami Jepang di Balai Arsip Statis dan Tsunami (BAST) Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Bakoi, Aceh Besar, Minggu (12/3).
Dalam peringatan tersebut hadir Konsulat Jenderal Jepang dari Medan Takonai Susumu, BAST, komunitas konsorsium 311 untuk Jepang, OIA Universitas Syiah Kuala, Yayasan Aceh Japan Community Art, Kougetsu School Association, Ceudah AFS Aceh
Jenderal Jepang dari Medan Takonai Susumu menyatakan sangat berterimakasih atas niat tulus dan ikhlas dari seluruh pihak yang terlibat dalam peringatan tsunami ini.
Takonai menjelaskan, meskipun masyarakat Jepang telah berupaya untuk mengantisipasi bencana alam, namun kami tidak bisa menghindarinya, Aceh juga pernah mengalami penderitaan yang sama.
“Saya pernah mendampingi perdana menteri Jepang Junichiro Koizumi dalam kunjungan ke Aceh tahun 2005, dan saya melihat pemandangan yang sama seperti yang terjadi di Jepang,” jelasnya.
Ketua Panitia Teuku Panglima Suboh mengungkapkan, pihaknya memilih ANRI sebagai tempat peringatan ini karena menyimpan dokumen-dokumen bencana Tsunami Aceh, sehingga mengingatkan kembali Tsunami Aceh 19 tahun yang lalu. “Dokumen ini sangat bermanfaat bagi generasi masa depan Aceh dan dunia,” ungkapnya.
Kepala ANRI Drs. Imam Gunarto, M.Hum menyampaikan secara daring mengatakan, “Peringatan ini sangat penting. saya harap ANRI berperan maksimal dalam memberikan kewaspadaan bencana bagi masyarakat Indonesia dan dunia, karena ancaman seperti yang terjadi di Turki juga berpotensi terjadi di Indonesia, di Jepang juga demikian, karena patahan-patahan bumi itu juga banyak di Indonesia”.
Utusan Ruhul Qurani Meulaboh Ust. Muhammad Yasin mengapresiasi kegiatan peringatan tsunami Jepang ke-12 ini.
Ia berharap agar peringatan Tsunami Aceh ke-20 pada tahun 2023 nanti bisa diselenggarakan di Aceh Barat, Meulaboh karena Meulaboh merupakan salah satu kota yang paling parah kerusakannya akibat gempa dan Ttunami tahun 2004 silam. (b22)