KETIKA massa Etnis Pakpak Silima Suak (Keppas, Kelasen, Simsim, Pegagan dan Boang) melakukan aksi damai di Mapolres Dairi, sebuah tradisi aksi leluhur bernilai sakral (nilai-nilai yang dianggap sangat suci, tidak dapat dipertukarkan dan memiliki prioritas tertinggi) turut dipertontonkan, Rabu (24/4).
Bukan tanpa alasan. Diklaim sebagai Demo Jilid II Aliansi Suku Pakpak Silima Suak (ASPSS) karena Demo Jilid I 14 Maret lalu di tempat yang sama dinilai tanpa hasil alias nihil.
Salah seorang Pemangku Hak Ulayat Pakpak, Edy Okta Ujung memandu aksi sakral itu dalam pesannya di hadapan Kapolres AKBP Faisal Pratomo bersama Waka Polres, Kasat Reskrim, Kasat Intelkam dan sejumlah PJU Polres Dairi sebut jika ritual itu lebih kepada permohonan kepada Allah SWT agar khusus penegak hukum dan umumnya para pemangku kebijakan di Kabupaten Dairi serius dan jujur bekerja sesuai tupoksinya, menyahuti tuntutan AMPSS menangkap sosok Eskobar, penghina etnis Pakpak.
Di sisi lain, apabila untuk memenuhi tuntutan ini para pemangku kebijakan terindikasi sengaja mengabaikan, dimohon kepada Allah SWT agar para oknum diberi ganjaran setimpal.
Aksi sakral mengawali sejumlah orator bergantian sampaikan tuntutan, yang intinya penghina suku Pakpak, Eskobar segera tangkap.
Menarik, selama orasi puluhan orator massa ASPSS bergantian sampaikan tuntutan di Mako Polres, Titik III penyampaian aspirasi, Kapolres dan jajaran berdiri tegak di hadapan massa.
Sejumlah orator, seperti Dedy Kurniawan Angkat, Muhammad Fasa Berutu, Edy Okta Ujung, Arih Yaksana Bancin, Zulkarnaen Berutu, Israel Capah, Tito Yusuf Manik dan Arif Manik bergantian berorasi.

Kapolres dan jajaran berhadapan langsung dengan massa, bahkan dialog sedikit memanas karena dinilai jawaban Kapolres dan Kasat Reskim atas tuntutan massa tidak sesuai harapan. Namun, AKBP Faisal terlihat tetap serius menyimak tuntutan massa dan sesekali tebar senyum.
Kapolres dan Kasat Reskrim tegaskan jika penanganan kasus Eskobar tetap berlanjut, meskipun telah dilakukan penangguhan. Lalu berkas perkaranya hanya menunggu hasil Lab Forensik, yaitu Flash disc percakapan dari Eskobar. Sementara penangguhan penahanan itu sendiri dilakukan terkait permintaan orang tua tersangka Eskobar, disaksikan sejumlah tokoh terkait secara tertulis.
“Kami masih menunggu hasil pemeriksaan Flash disc dari Lab forensik percakapan Jogi Tonggi, harapan kita dalam seminggu ini hasilnya dapat kita terima,” tandas Kasat.
Namun pernyatakan Kapolres jika selambatnya Eskobar akan ditangkap dalam jangka waktu sebulan ke depan, sang orator Dedy Kurniawan Angkat dan ditimpali orator lain protes keras dan minta izin menurunkan bendera setengah tiang di sana sebagai bentuk kekecewaan masyarakat Pakpak yang gagal mendapatkan keadilan di tanah leluhurnya sendiri.
Kecuali tawar akhir sang orator, mendesak Kapolres tangkap Eskobar dalam jangka waktu selambatnya 7×24 jam bisa dipenuhi. Jika itu tidak bisa, penurunan bendera setengah tiang menjadi salah satu solusi.
Menyoal tawaran itu, Kapolres dan jajaran internal tampak berbicara serius dan tidak berselang lama, orang nomor satu Polres Dairi itu tegaskan janji memenuhi tuntutan massa. Bahkan saat itu juga AKBP Faisal minta jajaran Reskrim dalam sepekan ke depan fokus untuk menangkap Eskobar dan kesampingkan agenda lain.
“Kepada jajaran Reskrim, saya perintahkan menunda kerjaan lain dan fokus menangani kasus Eskobar,” perintah Kapolres.
Meskipun jawaban dan sikap ini tampak mencairkan suasana, masih diingatkan agar Kapolres tidak menjadikan janji itu untuk meninabobokan massa ASPSS.
Menyusul pernyataan sikap itu, sorakan massa menggema, bahkan Kapolres diangkat massa hingga dielukan nama AKPB Faisal dengan marga Ujung.

Kordinator Aksi, Israel Capah pun mengapresiasi Kapolres Dairi atas janjinya yang akan menangkap penghina suku Pakpak, Eskobar dalam batas waktu 7×24 jam.
Sebelum massa meninggalkan Polres Dairi menuju Gedung Nasional berjalan kaki sembari diminta koordinator aksi mengutip sampah-sampah, suasa keakraban antara massa dengan Kapolres tampak haru saling bersalaman hingga berpelukan.
Jika pra aksi didengungkan tuntutan Copot Kapolres dan Kasat Reskrim Polres Dairi, pasca janji Kapolres 7×45 jam akan tangkap Eskobar, massa ASPSS tegaskan bahwa AKBP Faisal Pratomo yang dinobatkan bermarga Ujung sangat pantas dipertahankan sebagai Kapolres Dairi dan mereka siap membela jika dimutasi.
Diketahui, aksi di sana tampak memanas saat massa ASPSS turun ke Kantor Bupati dan Gedung DPRD karena dua pejabat penting yang mau ditemui disebut tidak berada di tempat.
Bahkan upaya paksa massa masuk ke gedung rakyat itu terhalang karena mendapat penjagaan ketat dilakukan sejumlah personel kepolisian dan dinas terkait.
Kini, massa ASPSS menunggu batas waktu 7×24 jam, janji itu diwujudkan Kapolres. WASPADA.id
Penulis, Khairul Boangmanalu.
Putra Simsim, Uruk Gantung, Kec. STTU Jehe, Pakpak Bharat, Sumut, berdomisili di Kec. Penanggalan, Kota Subulussalam, Aceh.