BLANGPIDIE (Waspada): Ribuan warga Aceh Barat Daya (Abdya), dari berbagai elemen, mulai dari ASN, tokoh masyarakat, tokoh ulama, OKP dan masyarakt umum lainnya, larut dalam zikir dan doa bersama, dalam rangka memperingati HUT Ke-23 kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Selatan tahun 2002 lalu itu. Kamis (10/4).
Zikir dan doa bersama dengan mengambil tempat di Masjid Agung Baitul Ghafur, Desa Seunaloh, Kecamatan Blangpidie, hari itu, dipimpin langsung Abu Dayah Manyang Puskiyai Aceh, Tgk H Farmadi ZA MSc. Didampingi Bupati Abdya DR Safaruddin S.Sos MSP, Dandim 0110/Abdya Letkol Inf Beni Maradona S.Sos, Wakapolres Kompol Misyanto M SE MSi, Wabup Zaman Akhli, Sekda Rahwadi ST dan para Kepala SKPK. Diikuti ribuan jamaah yang memadati Masjid kebanggaan ‘Nanggroe Breuh Sigupai’ itu.
Amatan Waspada di lokasi, lantunan doa dan zikir yang keluar dari lisan Abu Farmadi, diikuti seluruh jamaah, menciptakan suasana penuh menyentuh hati. Zikir dan doa bersama tersebut, ditutup dengan pembacaan sholawat khusus, yang dikhususkan untuk kemakmuran Kabupaten Abdya, dibawah pimpinan Bupati Safaruddin dan Wakil Zaman Akhli. “Semoga doa dan zikir, juga harapan yang dilantunkan dalam sholawat yang disampaikan Abu Farmadi, dapat diijabah oleh Allah SWT. Semoga kita selalu menjadi orang-orang yang bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT,” harap Bupati Safaruddin, yang diaminkan Wakil Bupati Zaman Akhli.
Sebelum zikir dan doa bersama dimulai, dalam sambutannya Bupati Abdya Safaruddin menyampaikan, pihaknya sangat yakin dan percaya bahwa, yang hadir pada kegiatan zikir dan doa bersama dalam rangka HUT Abdya ke 23 ini, adalah orang yang memiliki kesempatan untuk berdoa kepada Allah SWT. “Terima kasih kepada pendahulu yang telah melahirkan Abdya. Mari kita berkalobarasi untuk menuju Arah Baru Abdya Maju. Bergerak bersama, melangkah menuju Abdya maju. Hilangkan perbedaan, demi menyonsong Abdya yang lebih baik,” katanya.
Atas nama Pemerintah Kabupaten Abdya, Bupati Safaruddin menyampaikan pesan nilai rasa syukur dalam peringatan ke 23 tahun Abdya lahir. “Betapa kita punya nilai tanggung jawab moral untuk Abdya. Seberapa besar kontribusi kita untuk kemajuan Abdya, seberapa besar kebaikan yang telah kita lakukan untuk Abdya. Nikmat yang mana yang sedang kita dustakan. Maka butuh kita lanjutkan perjuangan untuk pembangunan Abdya ke depan,” tegasnya.
Di samping itu lanjutnya, roda perekonomian saat ini sangat minim. Untuk itu, jangan terlena dengan DAU dan Otsus yang dulu sangat mewah. Tapi saat ini, banyak terjadi pengurangan dan jauh dari jumlah masa lalu. “Selama ini, kita tidak pernah fikirkan terjadinya turbulensi anggaran ini. Sudah saatnya kita saling mendukung perbaikan ke depan, bahwa Abdya butuh kita bersama,” sebutnya.
Di samping itu, program 100 hari kerja pemerintah Safaruddin-Zaman Akli ini, pihaknya terus menggalakkan shalat berjamaah dan menghentikan aktivitas pelayanan saat azan berkumandang. Kemudian juga menggalakkan safari subuh termasuk membantu masyarakat miskin, tanpa membebani anggaran daerah. Semua itu terwujud dengan semangat gotong royong, siapapun itu punya kesempatan untuk membantu para duafa.
Kemudian kepada para perangkat desa, untuk memantau warganya agar menghentikan tidak ada layanan atau menghidupkan televisi dan elektronik lainnya, selama waktu Maghrib hingga waktu Shalat Isya.(b21)
