IDI (Waspada): Ribuan ikan mati mendadak sepanjang aliran alur (anak sungai—red) di Gampong Gajah Mentah, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Aceh Timur. Diduga, air sepanjang aliran alur tersebut tercemar dengan limbah.
“Laporan kita terima dari aparat desa bahwa berbagai jenis ikan mati mendadak sepanjang aliran alur di desa setempat, bahkan kini airnya juga bau dan berminyak,” kata Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Sungai Raya, Rita Hanum, menjawab Waspada.id, Rabu (10/5).
Selama ini, lanjutnya, air sungai tersebut selama ini menjadi andalan masyarakat untuk dimanfaatkan sebagai air bersih, baik mandi, mencuci maupun bersuci dari berbagai hadas (najis–red). Tetapi dalam beberapa hari terakhir masyarakat enggan memanfaatkan air tersebut, karena dinilai telah tercemar.
“Tidak ada sumber air lain di daerah pedalaman dan pegunungan itu, hanya air dari anak sungai yang diandalkan masyarakat. Tetapi disaat tercemar seperti ini, maka masyarakat harus menghadapi krisis air. Sebagai solusi warga di sana terpaksa harus turun lebih lima kilometer ke arah Utara untuk mencari sumber air bersih dari sumur-sumur warga di desa tetangga,” urai Rita Hanum.
Sementara itu, Camat Sungai Raya, Muhammad Ridha, S.STP, M.AP, dikonfirmasi terpisah membenarkan adanya laporan bahwa air sungai yang tercemar di desa tersebut, namun dirinya belum mendapatkan keterangan detail penyebab tercemar alur hingga menyebabkan ikan mati dan air sungai menjadi bau dan berminyak.
“Airnya bau dan berminyak, sehingga masyarakat di sana tidak bisa memanfaatkan untuk MCK. Oleh karenanya kita berharap dinas terkait segera turun ke lokasi untuk melakukan pengecekan dan mencari sumber yang menjadi penyebab pencemaran ini,” kata Muhammad Ridha, seraya meminta DLHK untuk mengambil sampel air guna dilakukan uji ke laboratorium.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Aceh Timur, Teuku Muhammad Yunus, SP, ME, melalui Kabid Pengawasan Izin Lingkungan dan PPLH, Hermansyah, dikonfirmasi Waspada.id, terpisah mengaku belum menerima laporan tersebut. “Kita berharap kepala desa atau pihak kecamatan segera melapor, namun informasi awal ini akan segera kami tindaklanjuti ke lapangan,” katanya. (b11).