LHOKSEUMAWE (Waspada): Guru Besar Hukum Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe, Prof. Dr. Danial, M.Ag (foto) melalui siaran pers yang dikirim kepada Harian Waspada, Sabtu (6/7) siang menyebutkan, pelayanan haji tahun 2024 dinilai sangat dedikatif, inovatif dan kreatif, sehingga tidak terjadi persoalan yang dapat menimbulkan keresahan bagi para jamaah haji tahun ini.
Hal ini terjadi karena Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas terus melakukan berbagai inovasi dan kreasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan indeks kemaslahatan bagi jamaah. “Pelayanan haji tahun 2024 berjalan sangat baik dan nyaris tidak ada kendala. Tentunya ini terjadi karena Gus Men Yaqut Cholil Qoumas, berhasil melahirkan 7 inovasi yang membuat para jamaah merasa nyaman dalam melaksanakan ibadah haji,” kata Danial.
Tujuh inovasi yang berhasil digagas oleh Gus Men Yaqut Cholil Qoumas pada musim haji kali ini mampu mewujudkan pelayanan haji yang sangat dedikatif dan kreatif. Ketujuh inovasi tersebut adalah Tanazul.
Kata Danial, inovasi yang pertama disebut Tanazul. Tanazul itu adalah adanya fasilitas pulang lebih cepat dari Mina setelah lempar jamarah ‘aqabah bagi jamaah yang membutuhkan istirahat di hotel. Malamnya para jamaah tersebut kembali ke Mina untuk Mabit.
Menjawab Waspada, Danial menyebutkan, Mabit adalah salah satu sarana tarbiyah untuk membina ruhiyah dalam melembutkan hati, membersihkan jiwa, dan untuk membiasakan fisik beribadah dengan bertahajjud, zikir, tadabbur dan tafakkur.
Inovasi ini, kata Danial, telah mendatangkan kemaslahatan yang luar biasa, khususnya bagi jamaah lanjut usia (Lansia). Mengingat Jumlah jamaah Lansia tahun ini lebih 41.000 orang mulai umur 65-110 tahun.
“Kami melihat inovasi kebijakan ini tidak hanya mencegah terjadinya kecelakaan, melainkan juga menghadirkan banyak kemaslahatan,” sebut orang nomor satu di Kampus IAIN Lhokseuamwe itu.
Inovasi yang kedua adalah Smart Card (kartu yang mempermudah akses jamaah untuk melaksanakan rangkaian ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Smart Card ini hadir untuk menjalankan peraturan Pemerintah Arab Saudi yang telah mengeluarkan fatwa bahwa orang yang berhaji tanpa izin hukumnya berdosa atau sama halnya, Smart Card adalah izin berhaji.
Kata Danial, pada bagian depan Samrt Card terdapat foto dan data profil jamaah dan juga terdapat barcode yang bisa dipindai untuk mengetahui data jamaah. Data-data tersebut adalah nama jamaah, tempat tanggal lahir, nomor visa dan provider yang menerbitkannya, serta lokasi pemondokan jamaah di Makkah.
Inovasi yang ketiga adalah Safari wukuf. Fasilitas ini diperuntukkan bagi jamaah yang resiko tinggi untuk tetap dapat melaksanakan wukuf. Mereka yang beresiko tinggi dalam kesehatan akan diangkut ke Arafah dengan mobil ambulance yang telah dilengkapi alat dan petugas kesehatan.
Keempat, fast track. Fasilitas untuk mempercepat proses di imigrasi, khususnya di Embarkasi haji dengan jumlah jamaah terbanyak. Tujuannya, agar jamaah tidak perlu antri lama. Kebijakan inovatif ini telah mempercepat proses jamaah menuju pesawat. Hanya dalam waktu 6 menit para jamaah sudah berada di pesawat.
Kelima, Murur. Fasilitas fikih yang diberikan kepada jamaah haji khusus sebagai bentuk inovasi lain dari haji 2024. Kebijakan ini membolehkan jamaah cukup melintas di Muzdalifah tanpa harus turun dari kendaraan karena dapat mendatangkan kemudharatan bagi jamaah. Inovasi ini telah melahirkan kemaslahatan berikutnya sepanjang prosesi haji 2024.
Keenam, Aplikasi kawal haji. Ini adalah kebijakan inovatif dan kreatif berikutnya. Fasilitas berbasis IT berwujud aplikasi “kawal haji” untuk merespon cepat setiap keluhan, peristiwa dan bentuk kebutuhan lainnya dari seluruh jamaah. Fasilitas ini telah mempersingkat waktu, menghemat energi dan meningkatkan kegesitan petugas dalam melayani jamaah.
Dan ketujuh, melayani dengan hati. Kata Danial Murdani, fenomena ini dapat ditemukan pada banyak kasus. Di antaranya Yudi Mulyadi menggendong seorang nenek yang berumur 80 tahun lebih. Di tempat lain adanya petugas haji memapah dengan sabar seorang kakek menuju masjid haram.
“Pada saat yang berbeda kita terkesima saat petugas kesehatan dengan telaten, sabar dan khitmat melayani jamaah yang sakit. Itu hanya sedikit dari sekian banyak peristiwa yang tidak hanya menunjukkan inovasi dan kreasi, melainkan juga dedikasi petugas kepada para jamaah, tamu Allah yang mulia,” kata Danial.
Dia menambahkan, hal ini mustahil terjadi, tanpa kebeningan hati, cinta dan ketulusan dari para petugas serta keseriusan Gus Men dengan segenap jajarannya. Demikian pandangan Guru Besar Hukum Islam IAIN Lhokseumawe tentang pelayanan haji tahun 2024. Maimun Asnawi, S.Hi.,M.Kom.I