BLANGPDIE (Waspada): Dari total 8299 hektare luas lahan areal pertanian komoditi padi di Aceh Barat Daya (Abdya), hanya kisaran 8262 hektare yang terealiasi tanam, dalam 2 musim tanam, masing-masing musim tanam rendengan 2023/2024 dan musim tanam gadu 2024. Sementara sisa 37 hektare lainnya, ditanami komoditi jagung, akibat tidak adanya suplai air.
Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpan) Abdya Hendri Yadi STP kepada Waspada Kamis (25/7) mengungkapkan, dari total 8299 hektare lahan pertanian komoditi padi tersebut, tersebar dalam 152 Desa, dalam 9 Kecamatan di Kabupaten Abdya. Kecamatan Babah Rot luas lahan 1179 ha, Kuala Batee 1518 ha, Jeumpa 826 ha, Blangpidie 631 ha, Susoh 768 ha, Setia 689, Tangan-Tangan 1165 ha, Manggeng 969 dan Lembah Sabil 554 ha.
Hendri Yadi menguraikan, pada musim tanam rendengan 2023/2024 di Kecamatan Babah Rot terealisasi tanam komoditi padi seluas 228 ha (bulan Maret), Kuala Batee 175 ha (Maret), Jeumpa 112 ha (Maret), Susoh 432 ha (Februari 17 ha dan Maret 415 ha), Blangpidie 580 ha (Februari 191 ha dan Maret 389 ha), Setia 212 ha (Maret), Tangan-Tangan 820 ha (Maret), Manggeng 75 ha (Maret). “Lembah Sabil pada musim tanam rendengan tidak ada realisasi alias gagal tanam, akibat tidak ada suplai air,” ungkap Hendri Yadi.
Sedangkan pada musim tanam gadu 2024, yang terjadi pada bulan April, Mei dan Juni, Kecamatan Babah Rot terealisasi 891 ha (April 564 ha, Mei 270 ha dan Juni 57 ha), Kuala Batee 1327 ha (April 713 ha, Mei 532 dan Juni 82 ha), Jeumpa 714 ha (April), Susoh 336 ha (April), Blangpidie 51 ha (April), Setia 477 ha (April), Tangan-Tangan 345 ha (April), Manggeng 894 ha (April 773 ha dan Mei 121 ha), Lembah Sabil 554 ha (April 325 ha dan Mei 229 ha).
Hendri Yadi juga mengatakan, dari total luas lahan komoditi padi di Abdya 8299 ha, yang terealisasi 8262 ha. Pasalnya, seluas 37 ha lahan di beberapa kecamatan tersebut, ditanami komoditi jagung oleh penduduk. Hal itu dikarenakan, kondisi irigasi penunjang di kawasan itu belum memadai, yang mengakibatkan lahan kering tiada air. “Agar lahan itu tidak menjadi lahan tidur, masyarakat petani mengambil kebijakan dengan menanam komoditi jagung, kacang, juga semangka,” demikian Hendri Yadi.(b21)