Scroll Untuk Membaca

Aceh

Pupuk Subsidi Di Agara Langka Dan Mahal

Pupuk Subsidi Di Agara Langka Dan Mahal

KUTACANE (Waspada):Pupuk bersubsidi khususnya jenis Urea, saat ini semakin langka di pasaran. Selain itu, harganya jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Kondisi ini menyebabkan kaum petani di Kabupaten Aceh Tenggara mengeluh.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Pupuk Subsidi Di Agara Langka Dan Mahal

IKLAN

Pupuk urea bersubsidi sudah lebih dari 90 hari tidak ditemukan lagi di pasaran, atau sulit didapatkan. Memang ada orang yang bisa mendapatkan pupuk bersubsidi itu, tetapi mesti membayar mahal hingga Rp 250 ribu persak, demikian Arman, salah seorang petani di Kecamatan Lawe Alas kepada Waspada, beberapa waktu lalu.

Padahal HET pupuk urea tidak sampai Rp 150 persak. “Petani benar-benar kesulitan dalam upaya meningkatkan produksi pertanian termasuk perkebunan,” keluhnya. Ia menilai pemerintah terkesan membiarkan petani kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi. “Bagaimana caranya meningkatkan produktifitas pertanian, jika pupuk bersubsidi langka dan harganya mencekik leher,” katanya.

Petani itu berharap kepada pemerintah melaui dinas terkait di bumi sepakat ini harusnya hadir mengatasi kelangkaan pupuk subsidi terutama jenis urea. “Tercatat empat distributor pupuk bersubsidi di Kabupaten Aceh Tenggara diantaranya, CV Halim, CV Retani, CV Sauadara Kembar, CV Halim Jaya, CV Rian Tani dan PT. Hadi Citra Sejati. Tapi pupuk tetap saja langka,” katanya.

Tafrizal dan Irdawati yang berprofesi sebagai petani sangat menyayangkan kelangkaan pupuk bersubsidi. Jika biasanya ia membeli pupuk subsidi urea dengan kartu kelompok tani seharga Rp 130 ribu sampai Rp 150 ribu persak, kini terpaksa harus merogeh kocek yang cukup dalam untuk membeli pupuk non-subsidi yang harganya berkisar Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu per persak.

Tingginya harga pupuk, membuat ia harus menghemat penggunaan pupuk. “Untuk optimalnya biasanya kami melakukan pemupukan dua kali dalam sehari, sekarang karena harganya mahal kami hanya melakukan pemupukan satu kali sehari,” ungkapnya. Ia menambahkan, pengolahan sawah membutuhkan biaya yang besar. Selain pupuk, biaya yang dikeluarkan untuk pengolahan sawah adalah sewa alat bajak, upah memotong rumput, lalu biaya panen.

Dalam kondisi ini, mereka berdua berharap agar pemerintah daerah melalui dinas terkait harus tanggap dan peduli segera mengatasi pupuk subsidi agar tidak langka dan mahal untuk masyarakat agar beban produksi tidak membebani petani yang hanya bergantung kepada sawah mereka.

Sementara di tempat terpisah, para petani di Kecamatan Bambel, usai panen beberapa waktu lalu juga menjerit. Pasalnya, musim tanam kali ini hasil panen padi turun drastis hingga 30 persen. Menurut Ajemar, petani di Kecamatan Bambel, turunnya hasil panen kerena berbagai faktor. Mulai minim dan mahalnya pupuk hingga naiknya harga pestisida dan bibit. “Kami sulit mendapatkan pupuk subsidi,” singkatnya.

Kepala Dinas Pertanian Aceh Tenggara, Riskan SP melalui Kasi Program Dinas Pertanian Agara, Muhammad Sadikin, saat dihubungi Waspada melalui selulernya Minggu (18/12) menjelaskan, kuota pupuk urea subsidi di tahun 2022, hampir semuanya sudah tersalurkan, hanya kuota Desember 2022 yang belum mempunyai laporan dari pihak distributor.

Terkait jumlah kuota pupuk urea subsidi di bulan Desember yang belum dilaporkan oleh pihak distributor, kata dia, data itu untuk saat ini belum valid, sebab data itu tinggal di kantor. Untuk jumlah distributor, lanjutnya dia, saat ini hanya ter SK kan oleh dinas hanya berjumlah 4 distributor. Namun tidak menjelaskan nama-nama distributor tersebut dan langka dan mahalnya hingga menjadi keluh kesah petani di Agara. (cseh)

Pupuk Subsidi Di Agara Langka Dan Mahal

Teks foto: Saat petani gerontok hasil panen padi pada beberapa waktu lalu di Kecamatan Bambel Aceh Tenggara. Waspada/Ist

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE