Kabupaten Aceh Singkil menyimpan beragam pesona keindahan alam dan pantai nan eksotis di Kepulauan Banyak.
Berbagai destinasi wisata alam di Pulau Banyak ini sangat menakjubkan dan mengukir kenangan indah yang tak terlupakan bagi pengunjungnya.
Salah satunya objek wisata alam di Pulau Panjang, gugusan pulau-pulau kecil ini terletak di wilayah sebelah barat Kabupaten Aceh Singkil Provinsi Aceh.
Pulau ini menjadi objek wisata terfavorit di Pulau Banyak. Para wisatawan lokal maupun asing belum lengkap rasanya jika tidak singgah ke lokasi ini.
Tiga profesor rombongan dari Universitas Negeri Medan (Unimed) Sumatera Utara (Sumut) sangat mengagumi keindahan pesona alam Pulau Panjang, Pulau Pasi Bakelok, Pulau Rangit dan Asok yang mereka kunjungi.
Pasir putih yang menghampar di sepanjang pantai sungguh menakjubkan dan memanjakan mata. Ditambah warna air laut yang berwarna biru toska ini membuat para pengunjung betah ingin berlama-lama menikmati keindahan alam dengan hembusan angin spoi-spoi di pulau itu.
Salah satu wisatawan, Prof Dr Nasrun, MS yang dikonfirmasi Waspada.id saat di lokasi Wisata Pasi Bakelok Minggu kemarin, mengaku sangat kagum dengan keindahan alam, pulau-pulau yang mereka kunjungi.
Kunjungan mereka bersama 19 orang rombongan dari Unimed ini, turut disertai Prof Dr Abdul Hamid K, MPd, Prof Dr Mukhtar, MPd, Kemudian Dr Hasan Harahap dan Drs Asfikar mantan Kabiro Keuangan Unimed.
“Wisata disini sangat bagus sekali, indah dan menarik sekali. Kalau boleh kami menilai ini hampir sama dengan objek wisata di Lombok, bahkan lebih bagus lagi dari Lombok,” ucap Prof Nasrun.
Mereka mengaku sangat senang dan berbahagia bisa berkunjung ke Pulau Banyak tersebut. “Ini kunjungan kami yang pertama kalinya, dan pasti akan kembali lagi,” tambah Prof Nasrun
Lanjutnya, di samping pemandangan alam dan pantainya bagus, penduduk disini juga sangat ramah-tamah dan baik dalam melayani kami selaku tamu.
“Ada beberapa tempat yang kami kunjungi, yakni Pulau Rangit, kemudian melihat penyu di Teluk Nibung dan singgah di Wisata Pasi Bakelok. Setelah itu Pulau Asok dan Pulau Palambak,” pungkas Prof Nasrun.
“Tak heran banyak orang menjuluki Pulau Banyak ini surganya para pecinta alam,” tambah Asfikar.
Kami sudah beberapa kali ke Lombok bisa 7 sampai 8 kali, dan itu sudah biasa. Namun Pulau Panjang ini memang luar biasa. Apa lagi ada tempat penginapannya. “Luar biasa keindahan alamnya melebihi dari Lombok,” kata Drs Asfikar mantan Kabiro Keuangan Unimed ini.
Para wisatawan yang sudah menginjakkan kakinya di Pulau Panjang, sudah pasti tertarik ingin menginap di Pulau itu. Sebab pada sore hari pengunjung bisa melihat langsung sunset maupun sunrise yang tampak sempurna tepat dari cottage ataupun penginapan yang tersedia.
Selain penginapan milik warga, Pak Itam yang persis menghadap ke arah Barat, tak kalah menarik Penginapan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Desa Pulau Baguk yang dikelola Asril warga Pulau Banyak, yang memiliki keunikan dan daya tarik sendiri untuk bisa berswafoto.
Mencapai sekitar 100 orang pengunjung ke Pulau Panjang setiap akhir pekannya, pasca Pandemi Covid 19 yang baru berakhir sekitar 3 tahun terakhir.
Direktur Bumdes Karya Mandiri Desa Pulau Baguk Kecamatan Pulau banyak Asril yang dikonfirmasi Waspada.id mengatakan, Bumdes Karya Mandiri baru berdiri sekitar tahun 2018 menjalankan usaha penginapan.
Para pengunjung yang ke Pulau Panjang biasanya tujuan wisata lainnya ke Pulau Asok yang hendak snorkling dan ada ikan-ikan kecilnya. Kemudian tujuan Pulau Tailana Pulau Rangit, Palambak, dan Pasi Bakelok, tambahnya.
Untuk para wisatawan yang tertarik menginap di Pulau Panjang, Bumdes menyediakan sebanyak 10 unit cottage.
Untuk penginapan kelas VIP dengan fasilitas AC dan kamar mandi di dalam, harganya per malam Rp1 juta.
Kemudian tarif VIP standar ada 6 unit, fasilitas kamar mandi di dalam dan kipas angin, Rp600 ribu per malam.
Kemudian kelas Ekonomi ada 3 unit, fasilitas kamar mandi di luar, Rp400 ribu per satu malam.
Lebih lanjut Asril menjelaskan, untuk omset dari usaha penginapan ini katanya, Bumdes bisa mendapatkan Rp30 juta setiap bulannya. “Itu nilai omset kotor, belum masuk pengeluaran operasional. Dan dana kas Bumdes ini juga dimanfaatkan untuk rehab cottage,” terang Asril.
Setiap bulannya sekitar 100 orang pengunjung yang menginap di usaha penginapan Bumdes ini.
Selain itu dana Kas Bumdes juga dimanfaatkan untuk kegiatan sosial lainnya. Seperti saat meugang Hari Raya Idul Fitri, Bumdes menyalurkan bantuan berupa beras, sirup, gula dan mi instan untuk 440 kepala keluarga, warga Desa Pulau Baguk, sebagai corporate social responsibility (CSR) Bumdes Karya Mandiri.
Penyaluran dana sosial sebagai CSR ini dilaksanakan merujuk kepada AD/ART Bumdes, yang dikucurkan sekitar 7,6 persen dari hasil usaha. “Ya manfaatnya kita sentuh masyarakat melalui hasil masyarakat pula,” ucap Asril
Bumdes Karya Mandiri juga mendapat bantuan hibah dari Baitul Mal Aceh, untuk pembuatan 1 unit cottage kelas VIP AC senilai Rp100 juta
Kemudian, 45 persen dari hasil cottage tersebut dibayarkan kepada Baitul Mal desa, yang selanjutnya disalurkan kepada mustahik yang berjumlah 12 orang.
Lebih lanjut Asril mengisahkan, awal mula pembangunan cottage ini, Bumdes Desa Pulau Baguk mendapat sumber dana dari anggaran dana desa senilai Rp400 juta lebih, untuk membeli lahan, ditambah dana penyertaan modal dari desa tahun 2018, sekitar Rp300 juta.
Kemudian Bumdes mendapat tambahan kucuran anggaran dari Kementerian Daerah Tertinggal senilai Rp1,8 miliar untuk pembangunan cottage, jalan dan fasilitas lainnya.
Ke depan Bumdes akan terus membenahi fasilitas, seperti restoran pinggir laut termasuk pelayanan wisata dan SDM, pungkas Asril.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampong Azwir SH didampingi Kabid Pemberdayaan Masyarakat Hermanto SP, kepada Waspada.id, Senin (29/7/2024) mengatakan, Bumdes Karya Mandiri ini bisa menjadi contoh untuk Bumdes lainnya yang ada di 115 desa. Sebab Bumdes ini telah mendapat penghargaan dari Kementerian Desa, serta prestasi-prestasi lainnya.
“Kita berharap agar Bumdes lainnya bisa lebih aktif untuk mengembangkan usahanya. Lebih menguatkan Bumdes desa masing-masing melalui program-program dana desa yang ada. Sehingga Bumdes ini kita dorong agar bisa menjadi pilar ekonomi masyarakat. Dan multiplier effectnya, masyarakat dapat merasakan langsung manfaatnya dengan terbukanya peluang kerja baru, melalui padat karya tunai yang dapat mengentaskan kemiskinan,” pungkas Azwir. (B25)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.