BLANGPIDIE (Waspada): Pengerjaan proyek pembangunan Masjid Agung Baitul Ghafur Aceh Barat Daya (Abdya), diduga dikejakan ‘cilet-cilet’ (asal jadi).
Di mana, baru kurang lebih dua tahun peresmian penggunaannya, bangunan masjid kebanggaan warga ‘Nanggroe Breuh Sigupai’, dengan menguras anggaran puluhan milyar itu, mulai rusak dimana-mana.
Amatan Waspada Selasa (1/11), bangunan masjid dengan gaya timur tengah itu, di sejumlah titik mulai rusak. Seperti halnya, sejumlah titik plafon masjid bocor. Plafon juga rata-rata sudah kusam dihiasi lumut. Hal itu diduga akibat rembesan air dari atap yang bocor. Demikian juga, banyak pelapis dinding masjid copot dari tempatnya. Diduga saat pemasangan tidak sesuai. Sehingga tidak memiliki kekuatan.
Zulkarnaini, anggota DPRK Abdya dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di lokasi mengatakan, pengerjaan proyek pembangunan Masjid Agung Baitul Ghafur ini, dinilai tidak sesuai aturan main, terkesan cilet-cilet. Hal itu katanya, sangat beralasan.
Pasalnya, bangunan masjid yang belum lama diresmikan penggunaannya itu, sudah mulai rusak dan tidak mempunyai kekuataan. Padahal, anggaran yang dikucurkan untuk proyek rumah ibadah yang juga merupakan icon daerah tersebut, mencapai puluhan miliar.
Menurut Zulkarnaini, dengan kondisi bangunan dengan tingkat kerusakan sekarang, kuat dugaan bangunan itu ‘cilet-cilet’. “Pihak rekanan maupun konsultan pengawas, terkesan main-main dalam proses pengerjaan masjid ini. Bagaimana tidak, masjid yang menjadi tempat ibadah wajib dan sunah, tapi dibangun secara ‘cilet-cilet’,” tegasnya.
Untuk diketahui, penggunaan masjid dengan luas 4.800 meter persegi, dengan 4 menara, serta 12 pintu itu, diresmikan pada 11 Februari 2020 lalu. Pembangunan tahap pertama dikerjakan tahun 2010, ketika Akmal Ibrahim SH, menjabat Bupati Abdya masa jabatan 2007-2012. Pada periode ini, pengerjaan hanya sebatas pondasi hingga lantai basement. Setelah itu, pengerjaannya terhenti.
Zaman pemerintahan Bupati Jufri Hasanuddin periode 2012-2017, direncanakan melanjutkan bangunan Masjid Agung. Sayangnya, rencana dimaksud, tidak dapat direalisasi hingga pemerintahannya berakhir tahun 2017.
Pada periode kedua kepemimpinan Akmal Ibrahim sebagai Bupati Abdya, proses pembangunan Masjid Agung Baitul Ghafur Abdya tahap kedua kembali dilanjutkan, dengan anggaran mencapai Rp 33 miliar, sumber Dana Alokasi Khusus Aceh (DOKA) tahun 2018-2019. Dikerjakan oleh PT Pilar Jurong Sejati, dengan konsultan pengawas CV Axial Ettnginering Consultant.(b21)

Waspada/Syafrizal
Kondisi bangunan Masjid Agung Baitul Ghafur Abdya mulai rusak, padahal belum lama difungsikan, Selasa (1/11).