Proyek BPBD Agara Senilai Rp1,2 M Dituding Mubazir

  • Bagikan

KUTACANE (Waspada) : Berbagai kalangan di Kabupaten Aceh Tenggara (Agara) mengaku bingung dan mempertanyakan munculnya proyek normalisasi sungai Lawe Kinga, Teger Miko, Lawe Kinge Lapter yang dikerjakan pihak BPBD setempat senilai Rp1,2 miliar sumber dana APBK tahun 2022.

Pasalnya, proyek yang disebut-sebut sebagai penanggulangan bencana paska terjadinya banjir sungai yang merendam beberapa desa di Kecamatan Lawe Sumur dan Bambel serta Kecamatan Semadam tersebut, kualitas dan manfaatnya membingungkan warga setempat.

Beberapa warga yang ditemui Waspada di lokasi mengaku, bingung dan penasaran dengan cara dan sistim kerja pihak pengelola proyek normalisasi seperti sungai Lawe Kinga di Kute Buah Pala tersebut.

Bahkan, proyek normalisasi lawe kinga berlokasi di buah pala yang disebut-sebut bernilai Rp150 juta tersebut, tak bermanfaat dan hanya sekedar menghabiskan uang daerah alias meraup keuntungan oleh oknum-oknum tertentu di BPBD.

Buktinya, pendangkalan dasar sungai terjadi di bagian hulu jembatan Kute (Desa) Buah Pala dibiarkan saja oleh pihak pengelola, namun yang dikeruk dengan alat berat, malah di bagian hilir jembatan.

Padahal, untuk menghindari terjadinya kembali banjir sungai yang merendam tak kurang dari 7 desa tersebut, diperlukan dibagian hulu jembatan, selain karena dasarnya sangat dangkal dan hampir rata dengan tanah warga, timbunan kerikil normalisasi juga diduga tak akan kuat menahan bertambahnya debit air sungai Lawe Kinga.

Lagi pula, pekerjaan proyek normalisasi yang diduga asal siap tersebut, dikhawatirkan warga malah akan berdampak lebih besar lagi, terutama bila hujan lebat kembali turun di hulu sungai dari bukit barisan yang menjadi sumber mata air sungai Lawe kinga.

Masalahnya, kondisi jembatan Buah Pala saat ini, hanya satu jengkal saja dari dasar sungai, namun sayangnya, pengerukan dasar sungai di hulu jembatan malah tak dlakukan pihak pegelola, anehnya lagi, yang dikeruk malah dasar sungai di bagian hilir jembatan.

“Kondisi jembatan sangat mengkhawatirkan, sebentar saja hujan lebat turun, dipastikan normalisasi yang dikelakukan pihak BPBD Agara akan hancur kembali, bahkan jembatan penghubung desa Buah Pala dengan desa Pulo Kedondong akan hancur digerus arus sungai yang kerap membawa material bersama kayu besar,” ujar Madan, warga Aceh Tenggara lainnya.

Kekhawatiran warga menyikapi manfaat proyek normalisasi sungai lawe Kinga yang dikelola pihak BPBD tersebut, dibenarkan Fajriansyah dan Fajri Gegoh, dua orang aktivis di Aceh Tenggara. ”Lain yang dibutuhkan warga sebagai langkah penyelamalatan dan pengaman banjir, lain pula yang dikerjakan pihak pengelola, itu kan namanya proyek asal hadir saja, apa manfaat dan bagaimana kualitasnya, sama sekali tak dipertimbangkan pengelola,” ujar kedua aktivis tersebut.

Karena itu, agar warga kecamatan Lawe Sumur dan bambel merasa nyaman dari ancaman banjir sungai yang telah menjadi langganan bagi warga beberapa desa, selain memperbaiki kualitas pekerjaan pengelola, pihak BPBD juga sebaiknya menganggarkan dan mengerjakan proyek normalisasi dan pengerukan dasar sungai di bagian hulu jembatan penghubung Buah Pala dengan Desa Pulo Kedondong.

PPK Proyek Penanggulangan Banjir,Dodi Sukmariga yang juga Kabid Rehab Rekon BPBD kepada Waspada,Kamis (19/5), membenarkan proyek normalisasi sungai Lawe Kinga di Desa Buah Pala Kecamatan Lawe Sumur di swakelolakan dan dikerjakan pihak BPBD senilai Rp150 juta.

Bahkan proyek yang termasuk bagian proyek tanggap darurat tersebut telah di PHO kan beberapa hari yang lalu dan dinyatakan selesai, namun proyek normalisasi tersebut hanya dibagian hilir jembatan saja dan tidak termasuk bagian hulu jembatan Buah Pala.

Untuk melanjutkan normalisasi dan pengerukan dasar sungai di bagian hulu jembatan Buah Pala tersebut, diperlukan dana dari sumber dana Belanja Tak Terduga Swakelola dan diharapkan dari sumber dana pusat dan dari pihak balai sungai kementerian PUPR. “Setidaknya dibutuhkan total dana Rp5 M lagi, agar banjir sungai yang kerap merendam desa Lawe Hijo Lawe Hijo Ampera, Lawe Hijo Metauh,Kuta Lesung, Buah Pala,Setia Baru, Pinding, Kuning I, Likat dan beberapa desa lainnya aman dari banjir sungai,” ujar Dodi Sukmariga.

Dodi kembali ditanyai Waspada, mengatakan selain normalisasi Buah Pala Rp150 juta, juga ditambah dengan normalisasi Lawe Kinga Teger miko dan normalisasi Lawe Kinga Lapter dengan total keseluruhan senilai Rp 1,2 miliar yang dikerjakan tahun ini. (Cseh)

  • Bagikan