SIGLI (Waspada): Anggota DPRK Pidie Muhammad Khaizir, mendesak Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatra Satu, di Banda Aceh untuk membangun tanggul di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Tgk Chik Direube.

Hal ini, kata politisi PNA Kabupaten Pidie itu penting karena setiap tahun puluhan gampong (desa-red) sepanjang DAS Krueng Tgk Chik Direube selalu terendam banjir luapa.
Menurut dia, banjir luapan sungai tersebut tidak hanya merendam puluhan kampung pemukiman warga, serta mematah tanggul, dan merusak fasilitas dan infrastruktur, namun, dampak banjir luapan paling sedih dialami atau dirasakan oleh para petani.
Seluas 500 Ha sawah produktif di Kecamatan Delima, yang bibit padinya baru disemai dan ditanam, habis digerus air bah. Banjir itu muncul akibat tingginya curah hujan yang turun membuat air dalam sungai luber sehingga menggenangi perkampungan penduduk dan areal persawah.
Sudah sepatutnya, kata Muhammad Khaizir BWS Sumatera Satu Aceh merespon cepat harapan masyarakat membangun tanggul di sepanjang DAS Krueng Tgk Reube. Selain menanggulagi bencana banjir, tanggul tersebut juga dapat menjaga lahan pertanian sawah dan kebun terkikis air dampak dari erosi. Konon lagi, imbuh dia lahan sawah memiliki nilai strategis untuk menunjang ketahanan pangan nasional, karena sebagian besar beras sebagai makanan pokok dihasilkan dari areal persawahan.
Sekarang, sebagian dari lahan-lahan sawah berada pada wilayah rawan banjir, seperti di lahan-lahan sawah yang terletak di Kecamatan Delima, Padang Tiji, Batee dan Muara Tiga. Banjir luapan diakuinya cepat surut, namun sangat berdampak bagi sektor pertanian. “Karena itu kami sangat berharap kepada BWS 1 Sumatera untuk segera membangun tanggul. Ini penting agar masyarakat kita tidak terus merugi” katanya.
Banyangkan saja, lanjut dia biaya untuk memproduksi tanaman padi perhektare dapat mencapai Rp6 juta dari total nilai sekira Rp9,2 juta untuk padi sawah. ”Ini untuk sekali saja. Bayangkan bila padi baru mereka tanam, lalu datang banjir rusak, lalu mereka mengolah lagi lahannya dan menanam lagi padi. Inikan sangat membuat mereka merugi. Karena itu kami mendorong BWS Sumatera Satu Aceh segera lah membangun tanggul agar bencana banjir tidak menghancurkan padi warga” pungkasnya. (b06)