Scroll Untuk Membaca

Aceh

Plt. Camat Tanah Pasir, Muslem Araly: “Kekuatan Dahsyat Itu Adalah Kemauan”

Plt. Camat Tanah Pasir, Muslem Araly: "Kekuatan Dahsyat Itu Adalah Kemauan"
Muhammad Abidzar Al Ghifari salah seorang anak dari Gampong (desa) Mee Matang Panyang, Tanah Pasir, ikut lomba azan.Waspada/Maimun Asnawi

“Ada banyak kegiatan yang kita buat di Kecamatan Tanah Pasir, Aceh Utara, dalam rangka menyemarakkan peringatan HUT ke-79 RI. Selain open turnamen sepak bola usia dewasa antar gampong, kita juga menggelar kegiatan lomba untuk anak-anak seperti lomba azan, MTQ dan pidato. Lomba ini sengaja kita buat untuk menumbuhkan rasa cinta anak-anak terhadap pendidikan agama dan cinta terhadap Al-Quran.”

HAL itu disampaikan Plt. Camat Tanah Pasir, Muslem Araly kepada Waspada, Rabu (14/8) sore di ruang kerjanya. Perlombaan untuk anak-anak digelar selama tiga malam, mulai Selasa-Kamis (13-15/8) di halaman Keude Kecamatan Tanah Pasir.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Plt. Camat Tanah Pasir, Muslem Araly: "Kekuatan Dahsyat Itu Adalah Kemauan"

IKLAN

Ke tiga jenis lomba untuk anak-anak diikuti oleh semua perwakilan dari 18 gampong (desa) di Kecamatan Tanah Pasir. Kata Muslem, acara perlombaan ini juga dilaksanakan di 26 kecamatan lainnya di Aceh Utara.

Pada kesempatan itu, orang nomor satu di Kecamatan Tanah Pasir itu menyebutkan, kekuatan paling dahsyat itu adalah kekuatan kemauan daripada kita semua.

Untuk menggambarkan kekuatan dari sebuah kemauan, Muslem mengibaratkan dengan sepotong besi yang belum terbentuk sama sekali. Namun ketika sepotong besi yang belum terbentuk itu dibawa kepada pandai besi untuk diolah.

Maka sepotong besi tadi, setelah melalui proses penempaan yang dilakukan oleh si pandai besi, berubah menjadi benda-benda yang dibutuhkan oleh setiap orang, contohnya menjadi pisau, parang, lembing, gunting, sabit, pedang dan berbagai produk lainnya.

Meskipun demikian, kata Muslem Araly, kita diarahkan untuk tidak melihat pada hasilnya, tetapi lihatlah pada proses yang dilalui dari setiap tahapan oleh sepotong besi yang belum berbentuk produk tadi.

“Lihat bagaimana kekompakan si pandai besi antara yang menempa dengan menghidupkan api. Dan proses yang dilakukan oleh si pandai besi cukup berat dan melelahkan, hingga sepotong besi tadi berubah menjadi sesuatu yang bernilai. Semakin diasah pisau menjadi semakin tajam begitu juga dengan pedang sebagainya,” kata Muslem Araly.

Jika memang demikian, kata Muslem, sepotong besi yang cukup keras dan kemudian bisa diolah menjadi sedemikian rupa, maka tentu hal serupa juga dapat dilakukan pada diri manusia.

Maka, kata Plt. Camat Tanah Pasir ini, momentum perlombaan yang sedang dilaksanakan pihaknya saat ini ibarat proses penempaan terhadap sepotong besi yang dilakukan oleh si pandai besi tadi.

“Anak-anak yang ikut dalam perlombaan sedang dalam proses penempaan. Maka wajar pada saat mengikuti lomba ada yang terbata-bata dalam menyampaikan isi pidatonya. Wajar kalau ada peserta lomba azan tidak cukup panjang nafasnya saat berazan. Jika ingin melihat hasilnya, maka tunggu 10 tahun ke depan. Setelah proses-proses yang dilalui oleh mereka dalam perjalanan hidupnya. Bukan hanya mereka, tetapi termasuk kita-kita ini. Maka mari kita juga menempa diri kita sendiri untuk menjadi lebih baik,” ajak Muslem Araly.

Lanjut Muslem, dalam hadisnya Rasulullah SAW mengatakan, belajar dimulai dari buaian hingga ke liang lahat. Itu artinya proses penempaan diri itu tidak boleh berhenti. Dan proses itu akan berhasil jika terdapat kemauan dari diri kita masing-masing untuk melakukan penempaan.

“Maka saya katakan, kekuatan dahsyat itu adalah kemauan. Kalau tidak ada kemauan untuk berproses, maka sepotong besi tadi tidak akan sampai ke tangan pandai besi dan besi itu akan berkarat sendiri. Dan begitu juga dengan anak-anak dan diri kita,”sebutnya.

Pada saat ini dan ke depan, lanjut Muslem, tantangan zaman semakin berat dan sangat luar biasa. Tantangan itu bisa berupa judi online. Orang-orang lalai dengan berbagai aplikasi hiburan yang ada di dalam telepon pintar.

“Kelalaian ini sama dengan sepotong besi yang tidak terproseskan. Maka 10 tahun ke depan hasilnya sangat menyedihkan dibandingkan dengan orang-orang yang selalu memproseskan dirinya untuk menjadi manusia handal di bidangnya masing-masing. Yang tidak mau berproses pasti tergilas oleh zaman,” kata Plt. Camat Tanah Pasir itu mengingatkan.

Maka, kata Muslem lagi, perlombaan untuk anak-anak tidak boleh berhenti dan hanya sebatas melaksanakan menjelang peringatan HUT RI, tapi lomba-lomba seperti yang dilakukan pihaknya saat ini juga penting dilakukan secara rutin di tingkat sekolah.

Hal ini menjadi penting, untuk menumbuhkan semangat anak-anak dalam belajar, karena nantinya mereka memiliki panggung untuk mengunjuk kebolehan mereka di bidang masing-masing.

Maimun Asnawi, S.Hi.,M.Kom.I

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE