SIGLI (Waspada): Penjabat (Pj) Bupati Pidie Ir Wahyudi Adisiswanto, M.S.i, Rabu (25/1) meminta Badan dunia urusan pengungsi dari PBB, United Nations High Commissioner For Refugees (UNHCR) dan lembaga penanganan pengungsi International Organisation Migration (IOM), bisa membantu membangun pengamanan Kamp pengungsi imigran Rohinya, bekas gedung panti asuhan Minaraya, di Kecamatan Padang Tiji.
“ Mohon kepada lembaga internasional untuk membantu pengamanan yang lebih bagus lagi, mengingat kemarin ada 15 orang imigran yang kabur dari Kamp di Minaraya, Padang Tiji” kata Ir Wahyudi Adisiswanto, saat menerima kunjungan delegasi IOM dan Uni Eropa Michelle Cicic, Head of Regional Office for Asia and the Pacific (ECHO) dan Kawan-kawan di Pendopo bupati Pidie, Rabu (25/1).
Dalam pertemuan itu, Ir Wahyudi didampingi Kapolres Pidie AKBP Imam Asfali. S.I.K. . Kajari Kab. Pidie, Gembong Priyanto S.H, M.Hum, Kadinsos Pidie, H Muslim, Kasi Intel Kejari Pidie Yudhi Permana, SH.MH, Kasat Reskrim Iptu. Rangga Setiadi, dan Kabag Prokopim Teuku Iqbal, S.STP.,M.Si.

Dalam pertemuan tersebut, Ir Wahyudi juga meminta IOM, UNHCR dan UE untuk membantu memberikan data-data para pengungsi Rohingya, sehingga bila kondisi pengungsi sudah membaik Pemkab Pidie bisa membantu mengarahkan tujuan para pengungsi. Begitupun Pj Bupati Pidie, ini berharap para pengungsi Rohingya yang hampir satu bulan dilayani oleh Pemkab Pidie, hedaknya bisa bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat.
Karena, menurut Ir Wahyudi semakin lama berjalannya waktu isue kurang bagus pun kian merebak sehingga ada antisipasi terhadap pengungsi tersebut. “ Informasi ada pengungsi yang melarikan diri dari Kamp , sehingga menjadi prasangka buruk dari masyarakat dan akan menjadi konflik dengan masyarakat, serta kedepan akan menjadi sulit dalam penanganan pengungsi” kata Ir Wahyudi.
Kapolres Pidie AKBP Imam Asfali. S.I.K, menyampaikan beberapa hal. Diantaranya, dia menyampaikan soal adanya isu kecemburuan dari masyarakat sekitar pengungsian terkait masalah bantuan yang termasuk didalamnya makanan, serta adanya tindakan dari pengungsi untuk melarikan diri dari kamp pengungsi, sehingga ada beberapa pengungsi yang tertangkap melarikan diri dan masih diintrogasi di Polres Pidie untuk penyelidikan. Sebut dia bahwa hintrogasi para pengungsi yang lari dan berhasil ditangkap petugas, itu bertujuan ingin ke menyeberang ke negeri jiran Malaysia. Mereka sebut dia, mau bertemu dengan keluarganya, “dan apakah ada penanganan pengungsi yang langsung difasilitasi bertemu dengan keluarga yang di Malaysia” katanya.
Lanjut AKBP Imam, jika selama ini pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap kondisi pengamanan di Kamp pengungsi yang sudah baik, dimana saat ini diperlukan pengamanan tambahan seperti CCTV, itu dinilainya penting agar bisa mengantisipasi tindakan kriminal yang bisa saja ditimbulkan dari para pengungsi. Konon lagi sebelumnya petugas menemukan barang-barang berupa senjata tajam yang dimiliki oleh para pengungsi.
Michelle Cicic, Head of Regional Office for Asia and the Pacific (ECHO), dalam kesempatan itu menyampaikan penghargaan kepada Pj Bupati Pidie yang telah menerima para pengungsi sampai dengan saat ini dan difasilitasi dengan baik. Michelle menyampaikan persaanya yang sangat terkesan karena dia bisa kembali hadir di Aceh, karena saat musibah tsunami Aceh dia pernah tinggal di daerah itu, dan melihat perkembangan Aceh saat ini sudah sangat baik. “ Kami sudah paham masalah pengungsi yang berasal dari Myanmar, dan sudah berkoordinasi dengan negara Myanmar, serta sudah berkerjamasa dengan delegasi IOM Bangladesh serta Myanmar yang masih menangani para pengungsi disana. Dimana para pengungsi memang benar bertujuan ingin ke negara Malaysia” pungkasnya (b06)
Teks Foto Utama: Pj Bupati Pidie Ir Wahyudi Adisiswanto, M.S.i, menerima kunjungan delegasi IOM dan UE di ruang kerjanya di Pendopo bupati setempat, Rabu (25/1) Waspada/Muhammad Riza